Parents, tahukah Anda bahwa setiap tanggal 23 Juni diperingati sebagai Hari Janda Internasional?
Ya, Hari Janda Internasional diresmikan oleh PBB pada tahun 2011 silam. Hal ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang kerap dialami oleh para janda di seluruh dunia, juga kesulitan mereka menghadapi stigma di masyarakat, belum lagi tuntutan hidup untuk menafkahi anak mereka seorang diri tanpa suami.
Artikel terkait: Satu Keluarga Bekomplot jadi Begal, Istri Mengaku Janda untuk Mengelabui Korban
Sejarah Hari Janda Internasional
Hari Janda Internasional diinisiasi oleh The Loomba Foundation. Lembaga ini didirikan oleh pria asal India yakni Raj Loomba dan istrinya untuk membantu para janda dan anak-anak mereka, berusaha mengubah budaya yang mendiskriminasi para janda yang banyak terjadi di berbagai negara.
Yayasan ini membantu mengumpulkan dana agar anak-anak dari para janda bisa bersekolah. Gerakan mereka sudah membantu banyak janda di wilayah India, Asia, hingga Afrika.
Apa yang dilakukan oleh Raj Loomba terinspirasi dari perjuangan sang ibu yang bernama Shrimati Pushpa Wati Loomba. Pushpa Wati berjuang membesarkan anak-anaknya sendirian setelah ditinggal mati sang suami akibat penyakit tuberkolosis. Ia cukup beruntung karena memiliki warisan yang bisa digunakan untuk biaya pendidikan anak-anaknya hingga sukses.
Hal ini membuat Raj sadar kalau ibunya tak punya warisan, pasti ia tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia mungkin akan bekerja serabutan dan buta huruf.
Gagasan mengenai International Widow Day mulai diluncurkan pada 26 Mei 2005 di House of Lords, London. Tanggal 23 Juni dipilih karena bertepatan dengan hari saat Pushpa Wati menjadi janda pada 23 Juni 1954.
Kemudian pihak Loomba Foundation melakukan kampanye selama 5 tahun, hingga akhirnya pada Sidang Umum PBB di Desember 2010, gagasan mengenai International Widow Day diadopsi dan diresmikan, sehingga akan dirayakan secara global sebagai hari peringatan di seluruh dunia.
Dan 23 Juni 2011 adalah pertama kalinya Hari Janda Internasional diperingati.
Artikel terkait: 7 Fakta Pernikahan Nindy Ayunda, Putuskan Bercerai Setelah 9 Tahun Menikah
Tantangan yang Dihadapi para Janda di Seluruh Dunia
Status janda sering kali mendapatkan stigma buruk dalam masyarakat di berbagai negara, entah itu janda cerai ataupun janda ditinggal mati. Hal ini berdampak kepada kesulitan para janda memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan anak-anaknya. Bahkan sering kali mereka mendapatkan kekerasan atau dikucilkan dalam masyarakat.
Janda menjadi sebuah status sosial yang dianggap paling rendah, bahkan dipandang sebelah mata. Status mereka di mata masyarakat bergantung pada profesi suami dan status sosial suami di dalam masyarakat. Lebih daripada itu, janda sering kali tidak mendapatkan hak waris atau mendapat penolakan dari keluarga suami saat menuntut harta peninggalan mendiang suaminya.
Artikel terkait: Kisah Nyata: Menjadi Single Parent Bukanlah Nasib, Tetapi Pilihan Hidup
Melansir dari laman Tempo, PBB menyatakan ada jutaan janda di seluruh dunia yang mengalami kemiskinan, kekerasan, tidak memiliki tempat tinggal, masalah kesehatan, hingga diskriminasi sosial dan hukum adat. Bahkan di negara yang punya hukum inklusif sekalipun, para janda masih mendapatkan marginalisasi sosial.
Kekerasan fisik dan mental sering dialami oleh para janda, yang dilakukan oleh masyarakat bahkan keluarga mereka sendiri dengan alasan adat dan tradisi.
Oleh karena itulah, Hari Janda Internasional diadakan dengan tujuan agar tidak ada lagi janda yang dimarginalkan, diberi hak dan pengakuan penuh atas jati diri mereka sebagai manusia. Diharapkan gerakan seperti yang dilakukan The Loomba Foundation bisa menginspirasi lembaga-lembaga sejenis di negara lain untuk membantu para janda membangun keamanan dan stabilitas hidup. Mengentaskan para janda dari kemiskinan dan pengucilan sosial.
Itu dia sekilas mengenai hari janda internasional. Semoga gerakan ini bisa membantu para Bunda yang tak lagi memiliki suami, tetapi harus berjuang setiap hari demi anak-anak.
Selamat Hari Janda Internasional!
Baca juga:
8 Artis yang Merupakan Ibu Tunggal, Hidup Bahagia Bersama Buah Hatinya
id.theasianparent.com/7-artis-cerai-karena-poligami
Tak perlu poligami, pria ini berniat mendapat pahala dengan menafkahi ratusan janda