Dampak pandemi sebabkan banyaknya PHK, ini yang bisa dipelajari

Perekenomian melemah di kala menyambut Hari Buruh 2020. Imbasnya, para pekerja Indonesia dihantui rasa takut PHK. Untuk itu, Anda wajib memahami 4 hal ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hari buruh 2020 kali ini benar-benar jadi momen yang sangat tepat bagi tenaga kerja untuk memperjuangkan nasibnya. Sebab, di saat yang sama, hingga 2 juta pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Indonesia dan negara lain di dunia mengalami situasi yang baru. Pandemi COVID-19 yang menyebar dengan cepat dan sekejap mata memengaruhi hampir setiap aspek dalam kehidupan. Kesehatan, ekonomi, politik, pendidikan, keagamaan, semua terpukul rata dampak pandemi.

Sejak pandemi COVID-19 terdeteksi di Indonesia awal Maret lalu, pemerintah Indonesia memberlakukan pembatasan fisik hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dampaknya mengenai hampir setiap lini kehidupan masyarakat Indonesia.

Tak ayal, perekonomian jadi sektor utama terdampak pandemi ini. Banyak usaha dari skala kecil, menengah, hingga perusahaan besar berguguran. PHK tak terhindarkan, buruh dan pekerja langsung terkena imbasnya.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, jumlah pekerja yang telah dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK) akibat terdampak covid-19 mencapai 2 juta orang. 

Peringatan Hari Buruh 2020 : Nasib pekerja Indonesia di tengah pandemi COVID-19

Peringatan hari buruh di Indonesia telah ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak 2014. Biasanya, May Day, istilah untuk hari buruh, setiap 1 Mei diwarnai aksi kaum pekerja yang turun ke jalan di berbagai kota di Indoensia. Buruh berdemonstrasi, berorasi, memperjuangkan hak-haknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, berbeda dari hari buruh tahun ini, karena kerumunan dibatasi. Aturan physical distancing dan PSBB yang diterapkan di 11 kota besar di Indonesia guna mencegah penyebaran COVID-19 tidak memungkinkan perayaan keramaian hari buruh tahun ini terjadi.

Sementara itu, asosiasi buruh mengerahkan segala upaya agar para pekerja tetap terlindungi hak-haknya meski kena PHK.

Mengutip dari Kompas, pimpinan tiga asosiasi buruh terbesar di Indonesia telah menemui Presiden RI Joko Widodo untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mendiskusikan dampak pandemi ke nasib pekerja Indonesia, berharap menemukan solusi dari keadaan ini.

Salah satunya yang diperjuangkan adalah kepastian dana pesangon dari perusahaan bagi mereka yang terkena PHK. Tiga pimpinan serikat buruh mengusulkan kepada Presiden agar pemerintah membuat aturan terkait asuransi dana pesangon bagi perusahaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait : Jangan sampai salah! Begini cara kelola keuangan saat pandemi Covid-19

"Jadi, pengusaha juga mempunyai cadangan asuransi pesangon kalau terjadi PHK. Perusahaan juga tak keberatan karena hak-hak buruh langsung dibayar dengan asuransi pesangon," ujar Andi Gani, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI).

Dana pesangon diharapkan dapat menjadi penyelamat sementara agar pekerja yang terkena PHK dapat menyambung hidup setelah tidak bekerja.

Hari Buruh 2020 : Nasihat keuangan menghadapi pandemi untuk pekerja

Selain kesehatan badan, kesehatan dompet juga menjadi perhatian utama selama pandemi COVID-19 terjadi. Rumah tangga mau pun perseorangan harus lebih memerhatikan pos anggaran dan pengeluaran. Kebutuhan-kebutuhan yang belum prioritas harus dihindari dulu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Maka dari itu, inilah cara mengatur keuangan agar tetap sehat, sehingga tidak mencekik keadaan.

1. Periksa kondisi keuangan pribadi

Metta Anggriani selaku Certified Financial Planner menyarankan untuk memeriksa kondisi keuangan Anda secara menyeluruh. Jangan sampai lebih besar pengeluaran daripada pemasukan.

Wabah pandemi juga membuat banyak keluarga harus berjaga-jaga dengan situasi yang ada. Anggota keluarga harus diberikan pengertian tentang kondisi keuangan terkini. Kepada anak-anak, jelaskan dengan bahasa yang mudah mereka pahami.

2. Hitung ulang anggaran rumah tangga

Bagi yang telah berkeluarga, Parents harus hitung ulang lagi anggaran rumah tangga. Data aset, jumlah tabungan, apakah sudah memiliki perlindungan khusus untuk menghadapi situasi darurat seperti pandemi saat ini?

Jika sudah memiliki asuransi, hitung lagi apakah premi yang dibayarkan tiap bulannya juga meliputi jaminan keadaan darurat seperti pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Pentingnya mempersiapkan dana darurat

Menurut Metta, dana darurat menjadi hal yang harus diperhatikan. Parents sebaiknya mengubah fokus tujuan keuangan dengan menambah saldo dana darurat sebagai cadangan.

Dana darurat sebaiknya disimpan di rekening yang berbeda. Pisahkan dari rekening kebutuhan harian. Sehingga dana darurat tetap aman hingga saatnya bisa diambil di saat-saat darurat.

Dapat juga menyimpan dana darurat dalam bentuk investasi yang likuiditasnya tinggi, sehingga mudah diambil ketika diperlukan.

Metta menuturkan, dana darurat yang ideal adalah pengalian dengan pengeluaran rutin bulanan. Bagi yang belum menikah, siapkan dana darurat 3x pengeluaran bulanan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Paasangan muda dianjurkan untuk menganggarkan dana darurat sebesar minimum 6x pengeluaran rutin bulanan. Semakin banyak anggota keluarga yang harus ditanggung, maka sebaiknya jumlah dana darurat yang disiapkan semakin besar.

4. Rasional dalam belanja, bedakan keinginan dan kebutuhan

Menurut Metta pada dasarnya aktivitas belanja dibagi dalam tiga kategori. Pertama, kebutuhan wajib yang harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup. Contohnya bahan makanan dan minuman.

Kedua, kebutuhan. Artinya, sesuatu yang bisa disesuaikan kemudian. Sifatnya tidak mendesak.

Terakhir adalah keinginan, yaitu hal yang diinginkan, tapi sangat bisa ditunda pelaksanannya. Misalnya, liburan dan hal lain yang bersifat kesenangan.

Terkait hal ini, kondisi psikis dalam berbelanja juga harus dikendalikan. Jangan belanja secara emosional, akibatnya pengeluaran yang kurang prioritas tak terhindarkan.

Itulah empat tips untuk para pekerja agar kondisi keuangan tetap sehat di masa pandemi COVID-19 ini. Selamat Hari Buruh 2020.

Baca juga :

id.theasianparent.com/mengelola-keuangan-keluarga

 

Penulis

febri