Hantavirus diduga telah menjadi penyebab tewasnya seorang pria di China. Pria yang tidak diketahui identitasnya ini meninggal dalam perjalanan bus dari Provinsi Yunnan menuju tempat kerjanya di Provinsi Shandong.
Pria di China tewas dalam bus akibat hantavirus
Tes yang dilakukan menunjukkan bahwa pria ini positif terinfeksi hantavirus, salah satu virus berbahaya yang gejalanya sangat mirip dengan Covid-19.
Hal ini terungkap setelah media setempat Global Times menulis tweet di Twitter.
“Hasil tes pria ini positif #hantavirus, 32 orang lainnya dalam bus juga telah dites,” demikian isi tweet tersebut.
sumber foto : twitter @globaltimes
Kemunculan hantavirus ini diduga sebagai virus baru. Pasalnya, kasus ini terjadi ketika China mulai memberlakukan aturan karantina ketat akibat virus covid-19.
Virus yang berasal dari Asia ini sempat menyebarkan kepanikan di media sosial. Akibatnya, hashtag #hantavirus pun jadi trending topic di Twitter.
Hantavirus, bukanlah virus baru
Nyatanya, para ahli menegaskan bahwa hantavirus bukanlah jenis virus baru. Kasus penularan antar manusia pun sebenarnya jarang terjadi.
Namun, di tahun 1995, virus ini pun pernah jadi penyakit nasional di Amerika Serikat, namun pada saat itu memang tidak ada penularan antar manusia.
Hantavirus disebut juga Hantavirus Pulmonary Syndrom (HPS) pertama kali muncul tahun 1950-an dalam perang antara Amerika-dan Korea di sungai Hantan, yang kini termasuk dalam wilayah Korea Selatan.
Dokter Sumaiya Shaikh seorang ilmuwan asal Swedia menjelaskan di sosial media Twitternya. Ia mengatakan bahwa virus ini menyebar melalui cairan tubuh tikus yang tercerna oleh manusia. Sedangkan, penularan antar manusia sangat jarang terjadi.
“Tidak perlu panik, kecuali Anda berencana makan tikus,” tulis dokter Sumaiya.
Gejala virus ini mirip covid-19
Gejala hantavirus dilaporkan sangat mirip dengan corona virus. Penderita akan mengalami demam. sakit kepala, batuk dan sesak napas.
Pusat penanganan dan pencegahan penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan, kasus virus ini memang jarang terjadi, namun tingkat kematian yang disebabkan virus ini mencapai 38%.
CDC mengatakan, gejala penyakit muncul setelah 8 minggu setelah terpapar urin, kotoran atau air liur hewan pengerat yang terinfeksi hantavirus. Gigitan tikus yang terinfeksi virus ini juga dapat menularkan virusnya.
CDC menginformasikan, penderita virus ini juga merasakan dadanya seperti diikat kuat, dan wajah terasa ditutup bantal.
Ini sangat mirip dengan gejala covid-19 yang dirasakan Ben McAdams, yang terpapar covid-19, “Rasanya seperti terikat di sekeliling dada,” ujarnya.
Selain itu, CDC juga menyebutkan kalau hantavirus ditularkan melalui udara. Hal ini terjadi ketika partikel virus dari urine, kotoran, dan air liur hewan bergerak di udara dan menginfeksi manusia.
Belum ada vaksin virus HPS
Meskipun bukan virus baru seperti virus yang menyebabkan Covid-19, sayangnya sampai saat ini masih belum ada obat atau pun vaksin yang dapat menyembuhkan infeksi hantavirus. Seperti covid-19, vaksin HPS belum juga ditemukan.
Oleh karena itu, CDC mengingatkan, pasien yang terinfeksi HPS butuh perawatan intensif untuk membantu mereka melewati saat-saat sulit karena gangguan pernapasan yang akut.
HPS serupa tapi tak sama dengan covid-19
Meski menunjukkan gejala serupa dengan covid-19, HPS berbeda dengan covid-19.
Covid-19 ditularkan melalui virus dalam tubuh kelelawar, sedangkan virus ini ditularkan dari tikus. Meskipun keduanya sama-sama hewan pengerat.
Bedanya, covid-19 menular dari manusia ke manusia sedangkan virus ini tidak. Jadi, masyarakat tidak perlu panik berlebihan dengan adanya virus ini.
Meskipun sama-sama menyerang sistem pernafasan manusia, tidak nampak gejala pilek, ruam ataupun sakit tenggorokan pada pasien terinfeksi virus yang menyerang paru ini.
Sedangkan pada gejala infeksi covid-19, penderita mengalami gejala mirip pilek, batuk kering, dan sakit tenggorokan yang berujung sesak napas.
Cara Pencegahan HPS
Mencegah infeksi HPS dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan tikus. Jagalah kebersihan lingkungan dari tikus. Saluran air, atau pembuangan sampah biasanya mengundang kehadiran tikus.
Mengutip situs cdc.gov untuk mengetahui cara-cara pencegahannya. Berikut langkah yang perlu Anda lakukan :
- Jaga kebersihan lingkungan rumah, maupun tempat kerja, jangan membuka peluang tikus bersarang.
- Tutup lubang-lubang yang berpeluang jadi sarang tikus.
- Pasang jebakan tikus untuk mengurangi jumlah tikus.
- Simpan makanan dalam tempat yang aman, yang tidak mengundang kehadiran tikus.
- Kelola sampah rumah tangga, buang dengan baik dan benar.
- Apabila ada tikus mati, jangan memegangnya secara langsung. Gunakan masker dan sarung tangan karet. Setelah itu, cuci bersih tangan Anda.
- Bersihkan tempat bekas tikus dengan desinfektan.
Demikian informasi tentang hantavirus, apabila Parents terpapar hewan pengerat, kemudian mengalami demam, nyeri otot, dan gangguan pernapasan, segeralah ke dokter.
referensi : Nypost, Cdc.gov
baca juga :
Sedih! Baru berusia 30 jam, bayi ini positif terinfeksi virus corona dari sang ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.