Hamil di Luar Kandungan, Apakah Bisa Hamil Lagi? Ini Penjelasannya!
Jangan khawatir, hamil di luar kandungan bisa hamil lagi lho, ini penjelasannya.
Hamil diluar kandungan bisa hamil lagi, apakah benar?
Kehamilan di luar kandungan istilah medis disebut juga kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi ketika embrio berkembang di luar rahim, tepatnya di tuba falopi.
Tidak seperti rahim, tuba falopi bukanlah organ yang tepat untuk tumbuh kembang embrio sehingga kondisi ini bisa membahayakan.
Selain membahayakan, kondisi ini pun seringkali membuat banyak ibu khawatir akan kemungkinan kehamilan normal setelahnya.
Apakah Hamil di Luar Kandungan Bisa Hamil Lagi?
Hamil diluar kandungan bisa hamil lagi?
Tenang, jawabannya bisa!
Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik bisa hamil dalam kondisi normal lagi selama masih memiliki setidaknya satu tuba falopi.
Biasanya, ada kondisi kehamilan ektopik yang memang mengharuskan tuba falopi diangkat.
Namun, bila kedua tuba falopi diangkat, tentu akan membuat kehamilan secara normal tidak bisa dilakukan, kecuali dengan melakukan In Vitro Fertilization atau bayi tabung.
Di sisi lain, risiko terjadinya kehamilan ektopik kembali pun masih cukup tinggi bila wanita pernah memiliki riwayat kondisi ini sebelumnya.
Artikel terkait: [Video] Operasi Pengangkatan Janin pada Kehamilan Ektopik (hamil di luar rahim)
Berapa Lama Hamil Diluar Kandungan Bisa Hamil Lagi?
Lamanya wanita bisa hamil kembali setelah kehamilan ektopik bisa bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Kondisi ini juga bisa berbeda, tergantung pada tingkat keparahan.
Berkonsultasi ke dokter menjadi hal yang sangat penting dilakukan untuk mengetahui tenggak waktu pastinya.
Biasanya, dokter lebih menyarankan untuk menunggu sekitar selama 3-6 bulan, tergantung dari cara penanganannya. Jika dioperasi dengan cara laparotomi, biasanya bisa lebih lama.
Kondisi ini terkadang akan membuat siklus menstruasi pasca ektopik menjadi tidak biasa dibandingkan sebelumnya. Namun, hal ini akan berangsur normal pada periode-periode selanjutnya.
Inilah yang juga akan menjadi pertimbangan dokter menentukan kesiapan Bunda untuk kembali hamil.
Periode menstruasi yang normal menjadi tanda bahwa hormon dalam tubuh berangsur pulih.
Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Ektopik
Ada beberapa hal yang bisa membuat wanita lebih rentan mengalami kehamilan ektopik kembali, antara lain:
1. Riwayat Kesehatan
Tak bisa dipungkiri wanita yang mengalami kehamilan ektopik bisa memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalaminya kembali.
Persentase kemungkinannya ialah sekitar 10 persen. Selain itu, riwayat infertilitas juga memiliki peran dalam meningkatkan kemungkinan kondisi ini.
2. Kebiasaan Buruk
Wanita perokok diketahui memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami kondisi ini dibandingkan wanita pada umumnya.
Kebiasaan buruk ini ternyata bisa meningkatkan peluang hamil ektopik hingga empat kali lipat, Bun.
3. Usia
Faktor usia pun menjadi hal yang cukup riskan sebagai salah satu penyebabnya. Menurut penelitian dari Jerman, kehamilan ektopik lebih rentan terjadi pada usia di atas 35 tahun.
4. Gangguan pada Tuba Falopi
Faktor fisik juga bisa meningkatkan kemungkinan kondisi ini, khususnya bila kelainan yang terjadi ada pada tuba falopi.
Organ satu ini memiliki fungsi vital mengangkut sperma ke rahim. Kondisi pada bentuk dan fungsinya yang abnormal bisa memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik.
Deteksi Kehamilan Ektopik
Kondisi kehamilan ektopik memang tidak sepenuhnya bisa dihindari.
Namun jangan khawatir, karena ada beberapa cara deteksi dini terkait kondisi ini.
1. Tes Hysterosalpingogram
Tes ini dilakukan sebagai cara memeriksa ketersumbatan tabung atau tuba falopi. Tuba falopi yang tersumbat ini akan berisiko terhadap kondisi kehamilan ektopik.
Biasanya, kehamilan ini akan diberikan penanganan berupa laparoskopi atau salpingogram, namun belakangan diketahui risikonya yang justru bisa merusak atau memblokir tuba falopi.
2. Pemeriksaan Chlamydia
Infeksi karena chlamydia, yaitu sejenis bakteri, seringkali dikaitkan dengan kemungkinan kehamilan ektopik.
Biasanya mikroorganisme ini terdapat pada air mani atau cairan vagina yang terinfeksi.
Artikel terkait: Peristiwa Langka: Ibu Hamil di Luar Rahim, Bayi ini Terlahir Sehat
Nah Bunda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terkait dengan kondisi ini, ya.