Haji metaverse sedang menjadi topik hangat belakangan ini. Sebab Kerajaan Arab Saudi berencana untuk membuat ibadah Haji dapat dilakukan di metaverse atau semacam ruang virtual.
Arti dari metaverse itu sendiri adalah ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek di kehidupan nyata, termasuk interaksi manusia maupun fungsi ekonomi.
Singkatnya, metaverse adalah dunia virtual yang aktivitas di dalamnya mirip kehidupan nyata, dengan bangunan, tanah, avatar yang bisa dijual beli, biasanya menggunakan mata uang kripto.
Lalu, bagaimana konsep metaverse ini dilakukan untuk kegiatan beribadah Haji dan Umrah? Bagaimana hukumnya? Apa saja pro dan kontranya? Simak pendapat para ulama MUI berikut ini!
Pro dan Kontra Haji Metaverse
Sumber foto: Facebook/Haramain
Awalnya isu ini muncul pada 14 Desember 2021 lalu. Saat itu Arab Saudi menghadirkan hajar aswad, sebuah batu hitam yang terletak di tenggara Ka’bah, di dalam metaverse.
Alasan memasukkan Ka’bah sekaligus hajar aswad ke dalam metaverse, menurut Ketua Presidensi Dua Masjid Suci Sheikh Abdul Rahman al-Sudais, adalah sebagai bentuk komunikasi kepada semua orang melalui sarana teknologi terbaru.
Setelah munculnya Ka’bah dan hajar ashwad, ungkapan pro dan kontra di media sosial mulai bermunculan. Banyak yang mengatakan teknologi ini dapat merusak agama. Namun, lainnya mempertanyakan kemungkinan berhaji melalui metaverse, yaitu mengelilingi Kabah secara virtual.
Di Turki, Direktorat Urusan Agama, Dinayet, mengutarakan protesnya. Menurut Remzi Bircan, Direktur Departemen Haji dan Umrah Dinayet, ibadah haji dengan cara itu tidak boleh terjadi.
“Haji di metaverse tidak bisa terjadi. Umat bisa mengunjungi Ka’bah di metaverse, tapi itu tidak akan dianggap sebagai ibadah,” kata Remzi, dilansir dari media Turki, Hurriyet.
Artikel terkait: 10 Tanaman Pembawa Keberuntungan yang Bisa Dipelihara di Rumah
Hukum Ibadah Haji Metaverse Dinilai Tidak Memenuhi Syarat Menurut MUI
Sama halnya dengan Direktorat Urusan Agama, Turki, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengatakan ibadah haji di dalam metaverse tidak bisa berjalan sesuai ajaran Islam. Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam, mengatakan kalau aktivitas ibadah haji itu hukumnya taufiqi.
“Tidak memenuhi syarat karena aktivitas ibadah haji itu hukumnya taufiqi. Tata caranya sudah ditentukan. Haji itu merupakan ibadah mahdhah, bersifat dogmatik, yang tata cara pelaksanaannya atas dasar apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi SAW,” kata Niam.
Sebab dalam ibadah haji ada beberapa ritual yang perlu kehadiran secara fisik dan terkait dengan tempat tertentu seperti tawaf. Tawaf sendiri dilakukan dengan mengelili Ka’bah sebanyak 7 kali putaran, dimulai dari sudut hajar aswad (secara fisik) dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jamaah.
Artikel terkait: Segini Gaji Pramugari Maskapai Penerbangan Indonesia, Nominalnya di Luar Perkiraan!
Lebih Cocok Digunakan Sebagai Latihan Seperti Manasik Haji
Meskipun tidak bisa beribadah Haji dengan cara itu, Niam mengatakan kalau Ka’bah di dalam metaverse bisa dimanfaatkan untuk mengenali lokasi tempat pelaksanaan ibadah haji. Hal ini bisa dilakukan untuk mengeksplorasi dan mengenali lebih dekat sebelum melaksanakan ibadah haji secara fisik.
“Kunjungan ke Ka’bah secara virtual bisa dioptimalkan untuk explore dan mengenali Ka’bah lebih dekat dengan 5 dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah,” ujarnya.
Tak hanya Naim yang berpendapat demikian. Ismail Fahmi, seorang pengamat media sosial dan pendiri Drone Emprit sepakat dengan pendapat MUI. Dia mengatakan kalau metaverse lebih cocok untuk latihan sebelum melaksanakan ibadah haji, atau sama seperti manasik haji.
“MUI benar, metaverse bukan untuk haji. Metaverse itu lebih baik untuk latihan seperti manasik haji kalau Islam. Metaverse bisa menampilkan gambar 3D dan simulasi lainnya. Dengan perangkat virtual reality (VR), mereka bisa masuk dan mengetahui apa saja yang ada di sana,” kata Ismail dikutip dari Suara.
***
Itulah informasi tentang haji metaverse yang sedang menjadi perbincangan hangat. Bagaimana pendapat Parents?
***
Baca juga
Mengulik 4 Fakta Beli Lahan Digital di Metaverse, Tren Baru Orang Kaya
Dibanggakan Mark Zuckerberg dan Satya Nadella, Apa Itu Metaverse?
Kabar Facebook Ganti Nama Berembus, Ternyata Ini Alasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.