Haid setelah keguguran tidak teratur, kenali faktor penyebabnya berikut ini

Inilah penyebab siklus haid setelah keguguran tidak teratur.

Siklus haid setelah kuret yang tidak teratur mungkin dialami beberapa wanita. Ada yang menstruasinya menjadi lebih sering, ada juga yang lebih sedikit atau jarang. Bahkan ada pula wanita yang tidak mendapat haid selama berbulan-bulan setelah keguguran.

Faktor yang memengaruhi siklus haid setelah kuret karena keguguran

Menurut situs Alodokter, ada beberapa faktor yang memengaruhi siklus haid setelah keguguran, yang pertama yaitu faktor psikologis (stres) yang dialami ibu setelah keguguran.

Kedua adalah pengaruh hormon. Pada saat keguguran, janin telah berhenti berkembang namun kadar hormon kehamilan seorang ibu masih tinggi. Hal ini membuat hormon yang mengatur siklus haid belum bisa bekerja dengan maksimal.

Artikel terkait: Perlu tahu! Ini 5 hal penting yang harus diperhatikan setelah keguguran

Kapan siklus haid setelah kuret normal kembali?

Bila ibu mengalami keguguran pada 3 bulan pertama kehamilan, normalnya akan mendapatkan menstruasi 4-12 minggu setelah prosedur kuret atau rata-rata 8 minggu.

Pada beberapa kasus, seseorang tidak akan mendapatkan menstruasi selama beberapa bulan, atau menstruasi akan datang lebih cepat sekitar 2 minggu setelah prosedur kuret dilakukan. Tentu saja hal ini akan bervariasi pada setiap individu, tergantung pada:

  • Kadar hormon kehamilan yang masih terdapat pada tubuh
  • Tekanan psikis atau depresi dapat mempengaruhi siklus haid
  • Kemungkinan lain yang mengakibatkan menstruasi terlambat/tidak menstruasi, misalnya kehamilan atau adanya kista ovarium.

Penyebab haid tidak teratur setelah keguguran

Mulai menstruasi setelah keguguran menandakan hormon Anda sudah kembali normal, dan secara fisik sudah pulih dan siap untuk merencanakan kehamilan.

Meskipun begitu, periode menstruasi bisa jadi belum kembali teratur, kadang menstruasi bisa cepat datang ataupun bisa jadi terlambat. Beberapa hal di bawah ini mungkin bisa menjadi penyebabnya.

1. Terdapat gangguan pada rahim

Menstruasi yang tidak teratur misalnya beberapa hari perdarahan parah, kemudian berhenti, lalu pendarahan lagi, mungkin saja terjadi gangguan di dalam rahim. Bila mendapati gejala seperti itu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan.

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan USG, atau bahkan dokter bisa melakukan kuretase untuk membersihkan lagi sisa-sisa jaringan.

2. Masih terdapat sisa-sisa jaringan di dalam rahim

Bila seseorang mengalami keguguran di usia kehamilan 6-7 minggu, gejalanya bisa menyerupai haid dengan pendarahan menstruasi yang banyak. Namun biasanya tidak berlangsung lama.

Bila keguguran terjadi di atas usia kehamilan 10 minggu, rahim akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengeluarkan jaringan plasenta dan janin.

3. Belum mengalami ovulasi

Normalnya, menstruasi terjadi saat dinding rahim meluruh setelah pelepasan sel telur atau ovulasi. Akan tetapi jika tidak ada pelepasan sel telur, dinding rahin akan terus menebal, sehingga terjadi flek atau pendarahan. Tetapi ini bukanlah menstruasi yang sesungguhnya.

4. Periode haid sebelumnya memang tidak teratur

Haid yang tidak teratur setelah keguguran akan lebih sering terjadi jika sebelumnya Anda punya siklus haid yang tidak teratur. Bila demikian, tidak ada hubungannya dengan komplikasi setelah keguguran.

5. Kemungkinan sudah hamil kembali

Selain memerlukan kesiapan fisik, memang membutuhkan kesiapan mental lagi untuk mencoba hamil kembali. Tetapi kalau haid Anda tidak datang selama beberapa lama, mungkin saja Anda sudah positif hamil. Bila sudah lewat dua minggu, cobalah periksa menggunakan test pack.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda!

Referensi: Alodokter, Verywell, Healthline

Baca juga

Hamil lagi setelah keguguran, ini 9 hal wajib diketahui Bumil