Sosok hacker Bjorka kini sedang naik namanya setelah berhasil membobol dan mencoba menjual data registrasi SIM Card milik masyarakat Indonesia. Tak berhenti sampai di situ, dirinya malah semakin liar dengan meretas berbagai dokumen penting milik negara dan menyebarkannya kepada publik.
Bukannya marah, masyarakat Indonesia justru mendukung aksi sang peretas dan meminta sejumlah dokumen penting lainnya untuk turut diungkap ke khalayak. Parents, simak fakta mengenai peretas Bjorka berikut ini, yuk!
Fakta Hacker Bjorka
-
Asal Usul Peretas Bjorka
Melansir dari laman ayojakarta, awalnya peretas ini membocorkan sekitar 1,3 miliar data registrasi SIM Card milik rakyat Indonesia di sebuah forum. Di saat itu pula, Kominfo langsung membantahnya sebagai sumber kebocoran data.
Peretas yang baru aktif di Twitter sejak September 2022 ini diketahui berlokasi di Warsaw, Polandia dan punya lebih dari 183 ribu pengikut yang rata-rata pengikutnya asal Indonesia.
Pada profil BreachForums, Bjorka memasang status gender undisclosed (rahasia) dan baru bergabung ke situs tersebut pada 9 Agustus 2022 dan waktu online hanya 1 hari 12 jam 49 menit. Namun, baru dua bulan bergabung reputasinya telah mencapai 573 dan mendapat bintang enam.
-
Rekam Jejaknya
Rupanya peretasan yang dilakukan kali ini bukanlah yang pertama, sebelumnya ia pernah melakukan pembocoran data pengguna Tokopedia pada April 2020 sebesar 11 GB (compressed) dan 24 GB (uncompressed) berisikan user ID, kata sandi, email dan nomor telepon.
Selanjutnya data media sosial literatur Wattpad berhasil ia bocorkan di bulan Juni 2020. Setidaknya Bjorka telah membocorkan sebanyak 270 juta data pengguna Wattpad berisi kata sandi, ID, nomor kontak, hingga nama asli.
Melansir dari CNN, di hari yang sama dirinya pun merilis 26 juta data pelanggan IndiHome yang isinya mencakup nama lengkap, email, gender, Nomor Induk Kependudukan (NIK), IP Address, hingga situs yang dikunjungi penggunanya.
Namanya kembali disorot setelah mengunggah data registrasi SIM Card yang diklaim bobol dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 31 Agustus. Data yang dibobol antara lain berisi NIK, nomor telepon, provider, dan tanggal registrasi.
Makin berani, belakangan ini Bjorka kembali beraksi dengan mengunggah isi dokumen yang berisikan dalang dari pembunuhan aktivis HAM, Munir.
Artikel terkait: Bank Indonesia Diretas Sekelompok Hacker, Data Apa yang Dicuri?
-
Tak Ragu Serang Menkominfo
Tindakan yang dilakukan oleh sang peretas ini memang gawat, dan membuat masyarakat Indonesia merasa kecewa dengan Kominfo yang tak bisa melindungi data penduduknya. Karena kehebohan ini, Kominfo mengeluarkan statement yang membuat Bjorka makin tertantang.
“Kalau bisa jangan nyerang lah, orang itu perbuatan illegal access kok. Setiap serangan itu yang dirugikan rakyatnya,” kata Semuel Abrijani Pangerapan, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika).
Bjorka pun lantas membalas pesan itu, “Pesan saya ke pemerintah Indonesia: Berhenti menjadi idiot”.
Di akun Telegramnya Bjorka juga sempat mengunggah data pribadi milik Menteri Kominfo Johnny G. Plate.
-
Presiden Jokowi Jadi Target Selanjutnya
Setelah data registrasi SIM Card, pada 6 September lalu Bjorka kembali membocorkan data kependudukan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebanyak 105 juta. Bahkan, Presiden Jokowi pun jadi sasaran selanjutnya.
“Kebocoran selanjutnya akan datang dari Presiden Indonesia,” tulisnya lewat akun Twitter @Bjorkanism.
Aksinya benar-benar dilakukan yakni dengan membobol sekitar 679 data berisi dokumen kepresidenan yang beberapanya termasuk surat dari Badan Intelijen Negara (BIN), serta sampel dokumen rahasia lainnya.
-
Motif Peretasan di Indonesia
Sebenarnya apa motif peretasan yang dilakukan oleh Bjorka? Dikutip dari laman Liputan6, Bjorka menuliskan jika peretasan ini ia dedikasikan untuk temannya yang berkebangsaan Indonesia di Warsawa, Polandia yang jadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965.
Selain itu, peretasan ini menjadi bentuk demokrasi baru dan cara memperlihatkan bahwa lembaga pemerintah tetap akan bobrok selama dipimpin oleh yang bukan ahlinya.
“Ingin menunjukkan betapa mudahnya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah,” tulisnya.
***
Duh, peretasan terus-menerus ini seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi bagi lembaga pemerintah dalam melindungi data-data penting rakyatnya.
Bagaimana menurut Parents akan aksi hacker Bjorka ini?
Baca juga:
Nomor WhatsApp Diretas Seperti Melaney Ricardo, Apa yang Perlu Dilakukan?
Kala YouTube Jerome Polin Diretas: "Jantung Serasa Berhenti"