Diketahui baru-baru ini Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution dikarunia putra ketiganya yang diberi nama Panembahan Al Saud Nasution lewat operasai caesar di Rumah Sakit Pondok Indah.
Kepulangan keluarga RI-1 dari rumah sakit ini cukup menarik perhatian publik. Bukan soal bayinya saja, tapi juga cara Ibu Iriana Joko Widodo saat gendong anak Kahiyang Ayu pakai kain jarik.
Gendong Anak Kahiyang-Bobby Pakai Kain Jarik, Iriana Jadi Sorotan
Memang tak ada yang aneh. Hanya saja ketika yang menggendong pakai jarik adalah wanita nomor satu di Indonesia, rasanya begitu istimewa ya, Parents!
Ibu Iriana memang kerap tampil sederhana dan apa adanya di berbagai kesempatan. Termasuk saat menjemput cucunya pulang dari rumah sakit pada Sabtu (27/8) lalu.
Sembari mengenakan pakaian berwarna abu muda, pada foto yang disiarkan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, tampak potret Ibu Negara menggendong sang cucu menggunakan kain jarik berwarna merah terang dengan corak batik.
Karena Gendong Pakai Jarik, Ibu Iriana Tuai Pujian
Bagi masyarakat Indonesia, khusunya yang ada di Jawa, menggendong anak dengan kain jarik adalah hal yang lumrah. Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu dan diturunkan dari generasi ke generasi.
Namun siapa sangka kalau yang melakukannya adalah ibu negara, reaksinya bakal seheboh ini. Lewat unggahan sang menantu, Bobby Nasution, di akun Instagram pribadinya, banyak warganet yang mengucapkan selamat atas kelahiran sang putra.
Namun tak cuma itu, banyak juga yang salah fokus dan justru memuji kesederhanaan sang Ibu Negara yang lebih memilih kain jarik ketimbang stroller ataupun jenis gendongan lain yang lebih modern.
“Masyaallah humble banget ibu negara pake gendongan jarik bukan stroler yg harga ratusan juta.” tulis akun @ren***.
“Sekelas presiden aja tuh liat di gendong masih pake gendongan jarik yg sederhana… Kain batik biasa… Ya Rabb kesederhanaan yg patut di contoh.” ujar pemilik akun @mis***.
Ada juga yang berkomentar dan menyebut kalau Ibu Iriana sama seperti nenek-nenek pada umumnya yang “mengambil alih” sang cucu saat baru pulang dari rumah sakit.
“Ibu Iriana meski ibu negara tetap seperti nenek2 pada umumnya, ambil alih untuk mengendong cucunya.” canda @nan*** di kolom komentar.
Manfaat Menggendong Anak
Banyak yang bilang jangan terlalu sering menggendong anak karena bisa membuatnya “bau tangan” alias minta gendong terus-menerus. Padahal menurut penelitian, menggendong bayi memiliki banyaak manfaat. Salah satunya bisa membantu perkembangan otak dan tubuh yang lebih baik.
Bayi yang sering digendong dan diajak bicara oleh orangtua atau pengasuhnya juga didapati memiliki perkembangan bicara yang jauh lebih baik ketimbang bayi yang jarang digendong.
Seorang konsultan menggendong, Maria Golda, menjelaskan kalau menggendong anak dengan kain jarik seperti yang dilakukan oleh Iriana sebenarnya boleh-boleh saja dan aman. Pasalnya semua gendongan sebenarnya punya manfaat yang sama. Hanya saja dari sisi pemakaiannya yang berbeda.
Ada gendongan yang lebih mudah dipakainya, lebih praktis dibawa-bawa, lebih nyaman saat dikenakan, lebih bagus secara estetika, dan lain-lain. Intinya gendongan hanyalah media untuk menggendong.
Namun, secara prinsip manfaatnya relatif sama. Menggendong bayi, khusunya yang baru lahir, bisa membantu mereka beradaptasi dengan dunia luar.
Suara detak jantung ibu, gerakan mengayun, dan suara sang ibu saat menggendong bisa membuat bayi merasa nyaman karena mengingatkan mereka dengan suasana saat berada di dalam kandungan.
Tak hanya membuatnya tenang, ritme ini bisa membantu mereka meregulasi stres karena “bisingnya” dunia luar, sekaligus mempererat ikatan antara bayi dan penggendongnya.
Cara Menggendong yang Benar
Meski manfaatnya relatif sama, Parents perlu memilih gendongan yang nyaman. Pasalnya aktivitas menggendong bisa jadi berlangsung selama berjam-jam dan akan berulang setiap hari hingga mereka tumbuh semakin besar, dan semakin berat pastinya.
- Tight. Gunakan gendongan yang ketat tapi jangan sampai mencekik anak sehingga Anda bisa memeluk dan menciptakan bonding
- In view at all times. Pastikan Anda bisa selalu melihat anak Anda, jangan sampai mereka tenggelam dan tertutup kain gendongan sehingga Anda tak bisa mengawasinya
- Close enough to kiss. Pastikan Anda bisa mencium kening si kecil dengan mudah
- Keep chin of the chest. Pastikan dagu anak Anda tidak tertekuk ke dada Anda, ini bisa membuat mereka susah bernafas
- Supported backs. Gendongan harus bisa menyangga punggung sampai lutut bayi agar mereka tidak jatuh dari gendongan.
Selain lima hal di atas, menurut konsultan menggendong, Anisya Cahya, posisi terbaik saat menggendong bayi adalah posisi M-Shape. Posisi ini bisa mendukung pertumbuhan tulang dan sendi dengan optimal, sekaligus meminimalisir risiko displasia panggul, dan juga bisa menstimulus otot dan tulang leher serta punggung sehingga kepala bayi bisa lebih cepat tegak.
Baca Juga:
Jangan Keliru, Ini Cara Menggendong Bayi dengan Tepat Menurut Ahlinya
8 Cara Aman Menggendong Bayi Baru Lahir yang Wajib Orangtua Ketahui