Di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, kabar gembira turut menghampiri setiap harinya yakni ketika jumlah pasien sembuh juga bertambah. Oleh karenanya, kita harus mengetahui seperti apa gejala setelah sembuh dari COVID-19.
Seperti telah kita ketahui bersama, seseorang yang dinyatakan positif harus menjalani isolasi mandiri. Isolasi dilakukan di rumah, juga di fasilitas pemerintah jika gejala sedang sampai berat dirasakan. Pasien dinyatakan sembuh ketika tes PCR (polymerase chain reaction) sudah menunjukkan hasil negatif sebanyak 2 kali.
Kriteria dan Gejala Setelah Sembuh dari COVID-19
Mengutip laman resmi, Organisasi Kesehatan Dunia telah memperbarui kriteria pasien yang sepenuhnya sembuh dari COVID-19. WHO menegaskan bahwa pasien yang sembuh adalah mereka yang tidak lagi menunjukkan gejala apapun, tanpa harus mengonfirmasi tes PCR.
Di Indonesia sendiri, seperti ini kriteria pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19:
- Pasien tanpa gejala: sudah melewati masa isolasi selama 10 hari
- Pasien dengan gejala ringan hingga sedang: sudah melewati masa isolasi selama minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala
- Pasien dengan gejala berat: sudah melewati masa isolasi selama minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala dan 1 kali hasil negatif pada tes PCR
Jika pasien merasakan gejala lebih dari 10 hari, ia harus melewati masa isolasi selama gejala COVID-19 tersebut masih ada, ditambah 3 hari tanpa gejala yakni sebagai berikut:
- Pasien merasakan gejala selama 14 hari, maka ia harus melewati masa isolasi selama 14 hari + 3 hari tanpa gejala = 17 hari terhitung sejak gejala muncul
- Pasien merasakan gejala selama 30 hari, maka ia harus melewati masa isolasi selama 30 hari + 3 hari tanpa gejala = 33 hari terhitung sejak gejala muncul
Pembaruan kriteria dilakukan mengingat tes PCR yang hasilnya positif bukan berarti menandakan virus masih aktif. Bisa jadi, tes tersebut mendeteksi virus yang sudah mati karena kemampuan tubuh mengendalikan virus tersebut.
Adapun kekebalan tubuh terhadap COVID-19 terbentuk 5-10 hari setelah seseorang terinfeksi. Dengan kata lain, risiko pasien yang sudah menjalani isolasi untuk menularkan kepada orang lain kecil dalam waktu 10 hari walaupun hasil tes PCR masih positif. Namun, alangkah baiknya pasien tetap menunggu hingga hasil menunjukkan negatif.
Artikel terkait: Mengenal Tes PCR Kumur, Uji Deteksi COVID-19 Bebas Rasa Sakit
Hal yang Perlu Dilakukan Usai Sembuh dari COVID-19
Fase penyembuhan COVID-19 berbeda pada tiap pasien. Pasalnya, terdapat sejumlah faktor seperti derajat gejala dan riwayat penyakit tertentu yang menentukan kapan orang tersebut sembuh.
Semakin berat gejala COVID-19 dan penyakit komorbid yang dimiliki, maka semakin lama durasi penyembuhannya. Pada pasien COVID-19 dengan rawat inap, rata-rata dibutuhkan waktu perawatan selama 7-14 hari.
Bilamana kondisi pasien amat parah, misalnya harus menggunakan ventilator atau perawatan intensif maka durasi perawatan bisa mencapai 30-40 hari. Umumnya, pasien dengan gejala ringan proses pemulihannya berlangsung lebih cepat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, dibutuhkan waktu sekitar 6 minggu untuk tubuh bisa kembali fit 100% setelah terinfeksi. Riset yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada 2020 menunjukkan bahwa Long COVID bisa dialami oleh pasien COVID-19 berusia muda yang tidak memiliki riwayat penyakit kronis sekali pun.
Umumnya, orang yang sudah sembuh dari COVID-19 tetapi masih merasakan gejala lanjutan adalah orang lanjut usia dan orang yang memiliki kondisi medis tertentu. Meski begitu, ada juga orang muda dan sehat yang sudah sembuh akan tetapi masih mengalami gejala jangka panjang.
Berbeda pula di setiap individu, ini gejala yang umumnya muncul:
- Lemas dan kelelahan
- Sulit konsentrasi
- Sakit kepala
- Hilang penciuman dan perasa
- Pusing saat berdiri
- Detak jantung lebih cepat
- Nyeri dada
- Batuk
- Nyeri sendi atau otot
- Depresi atau cemas
- Demam
Artikel terkait: Berapa Lama Masa Inkubasi COVID-19? Waspadai Gejalanya!
Layaknya gejalanya, durasi seseorang mengalami gejala berkepanjangan juga berbeda pada setiap orang. Ada yang gejalanya sudah hilang dalam hitungan minggu, tetapi tak sedikit yang masih bertahan sampai 8 bulan.
Namun, banyak dari gejala yang terjadi berkaitan dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya dan faktor risiko yang menghambat pemulihan. Antara lain gangguan pernapasan termasuk batuk berkepanjangan, penurunan kadar oksigen darah, dan sesak napas hingga lebih dari 2-3 bulan.
Bagi Anda yang sudah sembuh dari COVID-19 bisa memaksimalkan pemulihan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang juga melakukan latihan pernapasan. Kiat berikut juga sebaiknya dilakukan:
- Berolahraga ringan
- Rutin berjalan kaki
- Lebih banyak duduk dengan posisi tegak
- Memeriksa detak jantung dan kadar oksigen secara berkala
- Menjaga kualitas tidur
- Tidak merokok dan menghindari asap rokok
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Orang yang sudah sembuh dari COVID-19 atau penyintas COVID-19 bisa mendonorkan plasma darahnya kepada penderita COVID-19 yang masih sakit, terutama pasien bergejala berat. Hal ini karena plasma darah penyintas mengandung antibodi yang bisa melawan Virus Corona.
Dengan melakukan donor plasma atau disebut terapi plasma konvalesen, Anda membantu pemerintah mencegah tingkat keparahan gejala dan mempercepat proses penyembuhan pasien COVID-19.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Catat! Ini 22 Gejala Tidak Biasa COVID-19 Menurut WHO yang Perlu Diwaspadai
Kriteria Pasien COVID-19, RS Fokus kepada Pasien Gejala Berat
28 Daftar Penyakit Komorbid yang Boleh Vaksinasi COVID-19, Catat!