Parents, jangan pernah menganggap remeh penurunan aktivitas dan nafsu makan orangtua atau mertua Anda yang telah lanjut usia. Bisa jadi kedua hal itu adalah gejala influenza yang berbahaya bila dialami oleh mereka yang berusia di atas 70 tahun.
Gejala influenza pada lansia harus diwaspadai
Influenza adalah infeksi virus influenza yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit ini cukup berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga, sinus, bronkitis, pneumonia, kegagalan organ tubuh, hingga kematian. Anak-anak dan orang lanjut usia (lansia) di atas 65 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami komplikasi influenza.
Umumnya, influenza akan bertahan di dalam tubuh seseorang selama kurang lebih 1-2 minggu dengan puncak gejala di hari kedua atau ketiga. Namun influenza akan berlangsung lebih lama pada orang lansia.
Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang kian menurun dibandingkan orang yang berusia lebih muda sehingga mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses pemulihan.
Pencegahan influenza dapat dilakukan melalui vaksinasi yang harus dilakukan setiap tahun. Sayangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk vaksinasi influenza masih sangat rendah.
Padahal data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa influenza menyebabkan 500.000 kematian setiap tahunnya dan 70% diantara kasus kematian tersebut dialami oleh lansia.
“Ini adalah masalah yang cukup serius dan perlu diperhatikan. Karena penyakit ini sangat mudah menular melalui udara dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius hingga kematian. Pada lansia yang memiliki penyakit kronis, infeksi virus influenza bahkan bisa memperparah penyakit yang telah ada,” jelas Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, SpA(K), PhD, saat ditemui dalam acara ‘Pentingnya Vaksin Influenza’ dikawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (05/07).
Penurunan aktivitas dan nafsu makan pada lansia bisa menjadi gejala influenza
Secara umum, influenza memiliki beberapa gejala khas yang sangat mudah diidentifikasi, seperti:
- Demam tinggi hingga di atas 38 derajat celcius
- Panas dingin, nyeri otot
- Merasa lemah atau lelah
- Sakit kepala
- Mata terasa sakit
- Batuk dan bersin
- Sakit tenggorokan
- Hidung meler
Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger menegaskan ada beberapa gejala influenza khusus yang biasanya terjadi pada lansia. Beberapa gejala diantaranya ialah penurunan aktivitas dan nafsu makan.
“Daya tahan tubuh orangtua umumnya sudah menurun. Tubuh mereka sudah tidak bisa merespon baik terhadap infeksi yang ada. Jadi seringkali yang muncul justru bukan gejala-gejala di daerah pernafasan. Melainkan kebiasaan banyak tidur, mengantuk terus, penurunan aktivitas, nafsu makan, nggak mau ngomong, yang suka kita salah artikan sebagai ekspresi ngambek-nya orangtua. Hati-hati, ini bisa jadi gejala influenza,” jelasnya saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Oleh karena itu, Siti menegaskan untuk tidak mengabaikan gejala influenza yang samar pada orang lansia. Lebih baik segera lakukan konsultasi pada dokter atau vaksinasi influenza sebagai langkah pencegahan.
Pentingnya vaksinasi influenza pada lansia
Menurut rekomendasi WHO, vaksinasi influenza pada lansia harus diberikan setelah dia berusia 65 tahun.
Namun menurut rekomendasi satgas imunisasi dewasa Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tahun 2017, vaksinasi influenza pada lansia di Indonesia dapat mulai diberikan sejak usia 60 tahun.
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI mengatakan bahwa vaksinasi dapat diberikan pada usia tersebut dan diulang setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan vaksin mampu mengubah dirinya dan susunan kode genetiknya sehingga perlu dilakukan vaksinasi setiap tahun.
“Virus influenza selalu berkembang. Vaksin yang Anda terima tahun ini tidak dapat mencegah vaksin pada tahun-tahun berikutnya. Jadi diperlukan pengulangan setiap tahun,” ujarnya.
Selain pada lansia, vaksinasi influenza juga harus diberikan pada beberapa kelompok individu lainnya, seperti:
- Bayi berusia 6 bulan hingga anak berusia 18 tahun
- Wanita hamil
- Pasien diabetes, gangguan ginjal kronis, kanker
- Orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh
- Penderita gangguan pernafasan kronis
- Pasien penyakit kardiovaskular
- Pekerja atau karyawan
- Tenaga kesehatan
- Calon jamaah haji dan umrah
Lakukan gaya hidup bersih dan sehat setelah vaksinasi
Siti Setiati menegaskan bahwa influenza bukanlah penyakit yang bisa dianggap sepele. Terutama untuk negara tropis seperti di Indonesia.
“Sudah saatnya masyarakat Indonesia melakukan pencegahan influenza melalui vaksinasi yang sesuai agara terlindungi secara efektif, terutama untuk kaum lansia dan tenaga kesehatan,” ujarnya.
Namun tidak hanya mengandalkan vaksinasi. Ia juga menegaskan pentingnya gaya hidup bersih dan sehat setelah vaksinasi. Misalnya seperti:
- Melakukan etika batuk dan bersin yang baik, yakni dengan menutup mulut
- Cuci tangan secara rutin
- Perbanyak cairan dalam tubuh dengan mengonsumsi air mineral 2 liter setiap hari
- Istirahat yang cukup sekitar 7-8 jam setiap hari
- Menjaga kesehatan gigi
- Mendapatkan sinar matahari yang cukup
- Tidak merokok
- Konsumsi makanan yang bervariatif
- Menjaga berat badan dan tetap aktif
- Konsumsi banyak buah dan sayur
- Pilih makanan dengan lemak baik
- Konsumsi serat yang cukup
- Kurangi asupan garam
- Konsumsi makanan yang tinggi kalsium dan vitamin B
“Berilah orangtua Anda vaksin influenza. Dengan harga yang cukup terjangkau Rp150 ribu, Anda bisa menjaga orangtua Anda terlindungi dari virus ini dan kualitas hidupnya di usia senja yang lebih baik,” tutup Siti Setiati.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga
Penyakit Mematikan yang Tak Terduga; "Flu Merenggut Nyawa Anakku"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.