Masih terus berlangsung, pandemi COVID-19 patut selalu kita waspadai karena bisa dialami diri sendiri maupun orang-orang di sekitar. Salah satu hal yang patut diketahui ialah mengenai gejala COVID-19 pada anak yang terbaru dan pasca infeksi Corona yang terjadi pada anak akhir-akhir ini.
Hal ini dikonfirmasi oleh Rumah Sakit Mount Sinai yang melaporkan adanya kasus baru yang tak biasa pada beberapa pasien anak-anak, dikutip dari NBC New York.
Waspadai gejala COVID-19 pada anak yang terbaru
Dr. George Ofori, Direktur Perawatan Kritis Anak di Rumah Sakit Anak Mount Sinai Kravis, mengutarakan agar orangtua harus waspada dengan gejala COVID-19 pada anak yang baru saja ditemukan.
“Beberapa kasus yang saat ini tengah ditangani adalah gejala seperti sakit perut, muntah, diare, dan demam. Pada kasus lain terlihat muncul juga gejala-gejala seperti ruam, konjungtivitis, dan atau bibir pecah-pecah,” tuturnya.
Selain beberapa gejala di atas, Ofori pun mengungkapkan ada beberapa pasien yang mengalami masalah jantung dan tekanan darah rendah hingga syok. Pasien-pasien tersebut telah didiagnosis COVID-19 pada 2-3 minggu sebelum gejala di atas muncul.
Terkait dengan hal ini, dirinya pun masih belum bisa mengungkapkan hal yang mendasari gejala.
“Apakah kondisi yang mendasari COVID-19 atau respons tubuh terhadap COVID-19 tidak diketahui saat ini. Meskipun masih terlalu dini untuk secara definitif mengatakan penyebab ya, kami percaya bahwa penting untuk memberi tahu masyarakat tentang hal yang terjadi,” katanya.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Terjadi kasus serupa di tempat lain
Tak hanya terjadi di RS Mount Sinai, kondisi serupa pun dialami oleh belasan pasien anak di Rumah Sakit Cohen Children di Long Island. Seorang rekan dr. Ofori, yakni James Schneider, Direktur Perawatan Kritis Pediatrik mengungkapkan bahwa ada belasan pasien anak yang kritis dalam dua minggu terakhir, dengan gejala yang mirip.
“Kami sekarang memiliki setidaknya sekitar 12 pasien di rumah sakit yang mengalami hal serupa, yang kami pikir memiliki beberapa hubungan dengan infeksi (COVID-19),” kata Dr. James.
Bias antara COVID-19 dan penyakit Kawasaki
RS Cohen merupakan salah satu rumah sakit lokal yang merasa khawatir akan penanganan rawat inap anak. Pasalnya pada beberapa kasus, anak yang sebelumnya terlihat sehat menjadi mengalami gejala kritis yang mirip Toxic Shock Syndrome dan penyakit Kawasaki.
Kawasaki sendiri merupakan salah atau penyakit autoimun yang bisa dipicu oleh infeksi virus. Bila tak ditangani dengan baik dan cepat bisa menyebabkan kerusakan organ vital, khususnya arteri dan jantung.
Hal ini pun diungkapkan oleh Jane Newburger, direktur Program Kawasaki di Rumah Sakit Anak Boston. Dirinya mengutarakan bahwa penyakit ini terlihat di beberapa kota di seluruh Amerika Serikat. Beberapa dokter lain pun mengatakan kondisi ini menyebar namun masih jarang terjadi.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indonesia
Menanggapi hal ini, Walikota Bill de Blasio telah meminta data dan laporan mengenai kasus seseorang yang mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan, khususnya pada seseorang di bawah usia 21 tahun.
Dari pasien anak yang mengalami gejala tersebut, rupanya kebanyakan dialami oleh pasien yang sudah didiagnosis positif COVID-19. Sementara ada juga yang dinyatakan negatif, namun diyakini telah tertular virus dari anggota keluarga.
Dokter pun kini tengah mencari tahu hal yang menjadi pemicu reaksi pada anak yang sehat tersebut.
“Bagian yang menarik adalah baru sekarang kita melihat pasien-pasien ini muncul, apakah pasien-pasien ini termasuk lonjakan kasus Kawasaki atau respon pasca infeksi khas dari infeksi COVID-19? kata Dr. Schneider.
Sementara, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan telah menerima laporan penyakit parah yang mungkin disebabkan oleh kasus COVID-19 pada anak-anak. Beberapa penyakit tersebut termasuk penyakit Kawasaki, sindrom syok seperti racun, dan komplikasi jantung lainnya seperti miokarditis.
Kondisi ini masih jarang terjadi, namun anak-anak yang telah mengalami COVID-19 bisa berisiko mengalami penyakit yang lebih parah.
Artikel Terkait : Jadwal mudik lebaran 2020 akan diganti, ini kebijakan pemerintah untuk masyarakat
Sebelumnya, pada 26 April 2020 dokter dan pejabat kesehatan di Inggris pun telah mengeluarkan peringatan kemungkinan hubungan COVID-19 dengan penyakit Kawasaki pada si kecil. Di sisi lain, Dr. Maria Van Kerkhove, seorang ilmuwan dari WHO mengungkapkan bahwa ada laporan batu-baru ini terjadi di negara Eropa mengenai anak yang mengalami sindrom peradangan mirip sindrom Kawasaki namun masih jarang terjadi.
Menurut dr. Schneider hal ini menunjukkan bahwa COVID-19 bisa terjadi pada siapa pun hingga menyebabkan penyakit yang serius, tak terkecuali pada anak.
Walau belum ada laporan khusus terjadi di negara Indonesia, bukan bearti jadi lengah dan menganggap sepele. Gejala COVID-19 pada anak yang baru ditemukan ini wajib diwaspadai.
Baca Juga :
4 Kabar baik mengenai COVID-19 di Indonesia, Parents sudah tahu?