Seseorang bisa alami gangguan jiwa karena game? Benarkah?
Baru-baru ini viral pemberitaan yang menyatakan bahwa seorang pria bernama Wawan tidak bisa berhenti menggerakkan tangannya seperti sedang memainkan game pada ponsel. Bahkan, ia juga tidak bisa diajak berkomunikasi dengan normal. Hal ini disebabkan lantaran dirinta mengalami gangguan jiwa karena kecanduan game.
Dalam video yang diunggah oleh akun Youtube DAAI TV tersebut, Wawan bahkan tidak menjawab ketika seseorang bertanya mengenai umurnya. Selayaknya orang yang sedang bermain game, jemari di kedua tangannya yang terangkat tetap bergerak dan matanya fokus ke arahnya. Padahal, saat itu ia sedang tidak memegang gawai sama sekali.
Pendiri Yayasan Jambrud Biru bernama Hartono menjelaskan bahwa Wawan selalu terlihat seperti sedang bermain game. Kondisi ini kemudian membuat Wawan mendapat julukan “Wawan game” di pusat rehabilitas mental tersebut.
“Saya waktu itu kasih gawai rusak yang tidak menyala. Dalam hitungan menit saya pergi, dia langsung tidak bisa lepas dari gawai. Bahkan ketika saya ambil, matanya masih fokus di tangan,” jelas Hartono.
Artikel terkait: Akibat kecanduan game, anak 6 tahun kejang-kejang – Waspadai tanda-tandanya!
Bahaya kecanduan game bagi kesehatan mental
Pemberitaan ini jelas membuat masyarakat khawatir. Tak terkecuali kalangan orangtua, mengingat saat ini banyak anak-anak yang sulit ‘lepas’ hingga kecanduan dengan game.
Tidak bisa dipungkiri, terlalu sering bermain gim dapat mengubah fungsi dan struktur sistem reward syaraf, yakni syaraf yang berkaitan dengan perasaan senang, rasa ingin belajar, dan motivasi.
Tak hanya itu, penelitian yang dipublikasikan oleh Addiction Biology juga menemukan fakta bahwa bermain game dapat membatasi kontrol impuls seseorang. Kondisi tersebut biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia, sehingga hal tersebut cenderung tidak baik untuk kesehatan mental seseorang.
Hal ini juga dijelaskan psikolog bernama Marcelina Melissa. Dalam video unggahan DAAI TV tersebut ia juga menjelaskan, orang yang menggunakan gawai dalam intensitas dan frekuensi yang tinggi memiliki sedikit fokus serta kemampuan konsentrasi yang berkurang.
“Orang yang setiap hari memainkan gawai, foto aktivitas gelombang otaknya terpotong per 10 detik sehingga mengakibatkan konsentrasi yang terpecah,” paparnya.
Hal senada pun diungkapkan Dr. Dharmawan A. Purnama, Sp.KJ, kepada Kompas Psikiater dari konsultan kejiwaan Smart Mind Center Consulting ini membenarkan jika kecanduan game memang bisa mengganggu kesehan fisik dan mental. Dampak kecanduan game bisa mewujud dalam beragam bentuk, teegantung dari jenis game yang dimainkan.
Ia pun memaparkan, pada umumnya orang yang sudah kecanduan game bisa kehilangan minat untuk melakukan aktivitas lainnya, “Seperti tidak ada kenikmatan lain yang bisa dirasakan selain main game, bahkan makan minum mandi enggak perlu, tapi kalau enggak ada wifi bisa ngamuk, cemas, gelisah, lalu ngamuk,” jelasnya.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk menetapkan kecanduan game sebagai bentuk gangguan jiwa. Dengan catatan, apabila kecanduan tersebut dapat membuat seseorang mengesampingkan kepentingan hidup lainnya. Gangguan jiwa karena game itu disebut sebagai gaming disorder.
Artikel terkait: Wanita ini jadi buta sebelah setelah main games di ponsel seharian
Dampak negatif game pada anak
Bermain game menggunakan gawai memang tidak hanya menimbulkan sisi negatif. Pasalnya, ada beberapa dampak positif bagi perkembangan anak, misalnya bisa membantu meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah, koordinasi yang baik antara tangan dan mata, serta meningkatkan kemampuan kognitifnya.
Meskipun begitu, bermain game yang terlalu sering tentu saja bisa mengakibatkan kecanduan yang menimbulkan beragam risiko, termasuk terkait dengan kesehatan mental dan fisik anak.
Beberapa efek negatif yang diakibatkan video game di antaranya:
- Tidak baik untuk kesehatan: Terlalu sering bermain gim dapat meningkatkan risiko obesitas, melemahkan otot dan persendian, jari dan tangan mati rasa, serta menurunkan kualitas penglihatan.
- Kemampuan akademik menurun
- Memengaruhi moral anak: Kebanyakan gim diperuntukan untuk orang dewasa, sehingga terkadang di sana banyak ditemui hal-hal yang sebenarnya tidak pantas dilihat oleh anak. Apabila ia bermain tanpa pengawasan orangtua, maka nilai moral yang ia pelajari akan melenceng dari yang seharusnya.
- Kemampuan sosial menurun
- Meningkatkan perilaku agresif
Agar anak tidak kecanduan game, Parents bisa mencegahnya dengan beberapa cara :
- Saat anak masih dalam masa prasekolah, jangan biarkan ia bermain video game
- Berikan lebih banyak aktivitas di luar ruangan, seperti bermain bola atau ajarkan ia naik sepeda
- Batasi screen time
- Cari kegiatan atau hobi yang disukai anak. Lakukanlah kegiatan tersebut bersama si kecil agar perhatiannya dari gawai bisa teralihkan
- Luangkan waktu lebih banyak dengan anak. Jangan sampai ia merasa lebih bahagia menghabiskan waktu dengan gawai hanya karena Anda terlalu sibuk bekerja
- Apabila anak rewel, jangan memberinya gawai sebagai cara menenangkan.
Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran agar lebih berhati-hati lagi ketika membiarkan anak bermain gawai ya, Parents.
***
Referensi: DAAI TV, Kompas, Parenting First Cry
Baca juga:
Ini alasan anak bisa kecanduan game dan bagaimana mengalihkannya. Parents wajib tahu!