Kandungan kurkumin temulawak dan kunyit tingkatkan risiko Covid-19, benarkah?

Sebelum meyakini kandungan kurkumin dapat menjadi reseptor virus Covid-19, ini pendapat pakar mengenai fungsi kurkumin untuk tubuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Siapa di antara Parents yang mendapat pesan berantai lewat whatsApp group yang menyatakan fungsi kurkumin atau curcumin justru bisa meningkatkan risiko Covid-19?

Belum lama ini ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menganjurkan untuk menghindari konsumsi kunyit dan temulawak, selama pademi Covid-19 .

Padahal, selama ini banyak masayarakat yang percaya, bahwa bahan-bahan alami yang biasa digunakan sebagai rempah-rempahan mampu menangkal penularan virus Corona yang menyebabkan Covid-19. Tak heran kalau warga banyak menyerbu bahan alami seperti kunyit dan temulawak, karena dikatakan fungsi kurkumin di dalamnya dapat menangkal virus menjadi langka dan harganya kian melambung.

Kunyit dan Temulawak sebagai reseptor cirus Covid-19, benarkah?

Adalah Taufikurrahman dan Daryono Hadi Tjahjon. Dua ahli ITB ini mengutip hasil penelitian yang dimuat jurnal ilmiah. Dalam jurnal tersebut, menyatakan adanya senyawa protein ACE2 (Angiotensin-converting-enzyme2) sebagai reseptor virus Covid-19. Sedangkan curcumin diketahui meningkatkan ekspresi enzim yang sama.

"Sehingga sebagai kesimpulan, untuk sementara kunyit dan temulawak justru dihindari khusus untuk tipe virus ini," menurut unggahannya.

Anjuran itu langsung memicu kebingungan. Apalagi masyarakat  percaya kalau bahan alami, termasuk kunyit dan temulawak, dapat menangkal virus tersebut.

Artikel terkait: Ada jadwal imunisasi anak saat pandemi corona? Ini yang wajib Parents tahu!

Fakta mengenai kandungan kurkumin sebagai reseptor virus Covid-19

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menanggapi hal ini, dr. Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), menjelaskan poin-poin penting mengenai informasi tersebut.

Menurutnya, dalam berbagai penelitian (terutama penelitian in-vitro dan praklinis) menunjukkan bahwa kurkumin memiliki sifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan.

"Salah satu manfaat kurkumin yang terungkap melalui berbagai penelitian dan uji klinis, adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh atau berperan sebagai imunomodulator," kata dr. Inggrid, mengutip dari Liputan6.

Pada penelitian terakhir, penyebab penyakit Covid-19 menunjukkan reseptor virus tersebut adalah enzim bernama ACE2 yang terdapat pada sel inang, yaitu sel alveolus dalam paru-paru manusia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedangkan, jalan masuk virus ini tidak hanya bergantung pada ikatan protein spike virus, dengan reseptor pada sel inang (ACE2) saja. Tetapi priming protein spike oleh protease sel inang.

Ada dua bentuk ACE2, yaitu fixed atau menempel pada permukaan sel, dan soluble bentuk bebas dalam darah.

Pada ACE2 bentuk soluble, diproyeksikan menjadi salah satu enzim antivirus Covid-2. Yaitu melalui mekanisme interseptor kompetitif yang mencegah ikatan antara partikel virus dengan ACE2 pada permukaan sel inang.

Sedangkan menurut penelitian bio-informatika pada Maret 2020, kurkumin disebutkan merupakan salah satu kandidat antivirus Covid-19.

"Maka diharapkan kurkumin, kandungan yang ditemulawak dan kunyit ini mampu meningkatkan ekspresi ACE2 bentuk soluble yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara protein virus dengan ACE2 bentuk fixed pada permukaan sel inang," terang Inggrid.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Fungsi kurkumin untuk kesehatan

Melihat kesimpulan dari penelitian tersebut, fungsi kurkumin justru diharapkan dapat menghambat terjadinya ikatan virus Covid-19 pada sel inang. Sesuai dengan sifat antivirus yang dimilikinya.

"Sehingga, larangan konsumsi jamu temulawak dan kunyit, serta suplemen kurkumin, dengan alasan menimbulkan kerentanan terhadap COVID-19 adalah larangan tidak rasional. Sebab, belum ada satu pun penelitian yang mengonfirmasi dampak buruk temulawak, kunyit, maupun Curcumin terhadap COVID-19," imbuhnya.

dr. Inggrid menambahkan, jamu yang mengandung temulawak dan kunyit sendiri sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabad-abad dan terbukti aman, serta bermanfaat terhadap kesehatan.

"Di antaranya memelihara kesehatan, kebugaran atau vitalitas, bahkan menjaga kesehatan liver dan pencernaan," kata Inggrid.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara mengolah bahan herbal yang benar

Senada dengan dr. Inggrid, Sport Nutritionist & Disease Prevention, Emilia Achmadi, MS., RDN, juga mengatakan kalau kunyit dan temulawak bermanfaat untuk kesehatan. Salah satunya untuk mencegah virus dan meningkatkan daya tahan tubuh.

"Curcumin memiliki zat aktif kurkuminoid yang berfungsi sebagai anti virus dan imunomodulator," ungkap Emilia.

Manfaat herbal ini tentu tak bisa dirasakan secara instan. Sehingga membutuhkan waktu lama untuk dapat diproses oleh tubuh secara alami.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi herbal secara rutin dan teratur. Untuk menjaga khasiatnya, herbal juga harus diolah dengan baik dan benar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dikatakan Emilia, pengolahan yang tidak tepat justru berisiko menurunkan bahkan menghilangkan zat-zat aktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Bila anda memilih mengonsumsinya dalam bentuk segar, cara yang tepat untuk mengolah dan mengonsumsi herbal adalah sebagai berikut :

  • Siapkan herbal seukuran ibu jari yang masih segar dan belum terkelupas kulitnya
  • Potong-potong herbal setebal 1-2 cm, lalu memarkan
  • Masukkan herbal ke dalam cangkir ukuran 250 ml, lalu seduh dengan air hangat suam-suam kuku (70o celcius).
  • Diamkan selama 4 menit, lalu minum segera sampai habis.
  • Dalam kondisi sehat, minum ramuan herbal 1-2 cangkir dalam sehari.

Bila memilih mengonsumsi dalam bentuk instan, perhatikan kandungan herbal di dalamnya. Pastikan herbal yang segar dan berkualitas, mengadung zat aktif yang terjaga khasiatnya dan terukur dosisnya.

Semoga informasi ini bermanfaat!

***

Baca juga

id.theasianparent.com/uji-coba-vaksin-corona