Dunia perfilman Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Hingga berhasil menelurkan film Indonesia karya sutradara perempuan yang memikat hati penonton. Tak kalah dengan sutradara pria, film besutan sutradara perempuan juga meraih kesuksesan serupa. Bukan hanya sekadar mendatangkan banyak penonton, film-film tersebut juga berhasil meraih penghargaan, baik lokal maupun internasional.
Penasaran apa saja judul film yang disutradari oleh sutradara perempuan Indonesia? Yuk simak daftarnya di sini!
10 Film Indonesia Karya Sutradara Perempuan
1. Arisan!
Arisan! merupakan film Indonesia yang dirilis pada tahun 2003. Film drama ini disutradarai oleh Nia Dinata dan ditulis oleh Nia Dinata bersama dengan Joko Anwar. Ini merupakan debut pertama Joko Anwar di dunia perfilman Indonesia. Saat itu, Nia dianggap berhasil mengangkat tema cerita yang tak biasa.
Sempat mengundang kontroversi karena menampilkan adegan LGBT, Arisan! berhasil mengantongi 5 penghargaan dari Festival Film Indonesia tahun 2004. Penghargaan tersebut untuk kategori Film Terbaik, Aktor Utama Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, dan Penyuntingan Terbaik.
Arisan! bercerita tentang kehidupan anggota klub arisan di Ibukota. Diceritakan juga kehidupan tiga teman SMA yang bersahabat hingga dewasa. Mereka adalah Memey (Cut Mini), Sakti (Tora Sudiro), dan Andien (Aida Nurmala). Setelah dewasa, mereka menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan permasalahannya masing-masing. Selain dibintangi oleh Cut Mini, Tora Sudiro, dan Aida Nurmala, film ini juga menampilkan Rachel Maryam, Surya Saputra, dan Nico Siahaan.
2. Serigala Terakhir
Serigala Terakhir adalah film karya Upi Avianto yang dirilis pada tahun 2009. Mengangkat tema thriller kriminal, film ini berkisah tentang persahabatan sekelompok pemuda bernama Ale (Fathir Muchtar), Jarot (Vino G. Bastian), Lukman (Dion Wiyoko), Sadat (Ali Syakieb), dan Jago (Dallas Pratama). Kelima sahabat tersebut kemudian terlibat perkelahian hingga menewaskan salah satu musuhnya.
Film ini pun kemudian berhasil masuk dalam 4 nominasi Piala Citra, yaitu untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, dan Penata Suara Terbaik. Sukses dengan filmnya, Serigala Terakhir kemudian dibuatkan serialnya yang bisa Anda saksikan di platform OTT.
Baca juga: 5 Fakta Serial Serigala Terakhir 2, Para Pemain Jalani Latihan Fisik
3. Minggu Pagi di Victoria Park
Film yang disutradarai oleh Lola Amaria ini dirilis pada tahun 2010. Berbeda dengan kebanyakan film di Indonesia, film ini mengangkat kisah tentang kehidupan TKI di Hong Kong. Tak selalu berjalan mulus, di film ini diceritakan bagaimana seorang TKI harus menjalani kehidupannya di negeri orang. Bukan hanya menyutradarai, di sini Lola juga berperan sebagai pemeran utamanya. Melalui film ini, Lola berusaha memotret realita kehidupan para TKI.
Film ini berkisah tentang Mayang yang dipaksa menjadi TKW oleh orang tuanya. Padahal Mayang memiliki cita-cita tinggi dan enggan menjadi TKW. Bukan tanpa alasan, Mayang diberangkatkan ke Hong Kong sebagai TKW untuk mencari adiknya yang telah lebih dulu menjadi TKW namun sudah dua tahun menghilang tanpa kabar berita. Akankan Mayang menemukan sang adik?
4. Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak
Mengangkat genre thriller, Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak dirilis pada tahun 2017 dengan disutradarai oleh Mouly Surya. Mengambil latar daratan pada sabana di Sumba, film ini dibintangi oleh Marsha Timothy.
Film ini bercerita tentang sekumpulan perampok yang mendatangi rumah seorang janda bernama Marlina (Marsha Timothy). Mereka berusaha merampok dan mengambil kehormatan Marlina. Tak terima dengan aksi para perampok, keesokan harinya Marlina melalui sebuah perjalanan untuk mencari keadilan dan membalas dendam. Sebelumnya Marlina telah berhasil memenggal kepala dari bos para perampok bernama Markus (Egi Fedly).
Mengangkat tema yang tak biasa, Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak berhasil meraih 10 penghargaan dalam Festival Film Indonesia 2018. Tak hanya itu, film ini juga berhasil tampil di berbagai festival internasional seperti Festival Film Cannes 2017, New Zealand International Film festival, Melbourne Film Festival, dan Toronto International Film Festival.
5. Nay
Djenar Maesa Ayu tak hanya mahir menulis buku. Ia juga mengadaptasi bukunya menjadi film yang ia sutradarai. Salah satunya adalah film berjudul Nay yang dirilis tahun 2015. Film Nay diadaptasi dari bukunya yang berjudul Nayla. Dibintangi oleh Ine Febriyanti, Nay bercerita tentang seorang artis bernama Nayla (Ine Febriyanti) yang mengetahui dirinya hamil sebelas minggu di luar nikah.
Ia lalu mengabarkan hal ini kepada kekasihnya. Namun, kekasihnya justru mengatakan bahwa ia belum siap punya anak dan menjalin hubungan serius dengannya. Di perjalanan pulang itu juga, seorang produser mengabarkan bahwa Nay terpilih untuk membintangi sebuah film yang ia impikan. Mendengar kabar tersebut, Nay langsung menghubungi manajernya. Sang manajer pun mengatakan pada Nay agar tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Saat itu Nay merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan terhadap janinnya.
6. My Stupid Boss
Masih dari karya sutradara Upi Avianto, My Stupid Boss dibintangi oleh Bunga Citra Lestari dan Reza Rahadian. Film yang dirilis pada tahun 2016 ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Chaos@work . Tiga tahun kemudian, sekuel film ini pun dirilis dengan judul My Stupid Boss 2.
Film bergenre komedi ini bercerita tentang hubungan seorang karyawan bernama Diana (Bunga Citra Lestari) dan bos dengan kelakuan ajaib yang diperankan oleh Reza Rahadian. My Stupid Boss berhasil meraih penghargaan dalam Festival Fim Indonesia 2016 untuk Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Penyunting Gambar Terbaik.
Baca juga: 17 Rekomendasi Film Reza Rahadian yang Sayang untuk Dilewatkan
7. Sekala Niskala
Film Indonesia karya sutradara perempuan berikutnya adalah Sekala Niskala. Bergenre drama, film ini dirilis pada tahun 2018 dan disutradarai oleh Kamila Andini. Menariknya, film ini bercerita tentang anak kembar yang salah satunya menderita penyakit yang membahayakan nyawanya. Hingga suatu ketika, anak kembar yang sehat pun mengalami kejadian magis yang semakin melekatkan hubungan emosional keduanya.
Sebelum tayang di Indonesia, Sekala Niskala telah lebih dulu diputar di berbagai festival internasional. Di antaranya adalah Festival Film Internasional Toronto dan Festival Film Internasional Busan. Film ini bahkan berhasil memenangkan penghargaan Best Youth Feature Film pada Asian Pacific Screen Award.
8. Dua Garis Biru
Dua Garis Biru disutradarai oleh Gina S. Noer. Ini merupakan debut pertamanya sebagai seorang sutradara setelah sebelumnya banyak menulis skenario film. Drama remaja ini dirilis pada tahun 2019 dan dibintangi oleh Angga Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing, Cut Mini, dan Dwi Sasono.
Film ini berkisah tentang sepasang kekasih bernama Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Adhisty Zara) yang berpacaran melebihi batas hingga menyebabkan Dara hamil. Kehamilan Dara tentu menjadi guncangan besar bagi dua keluarga. Namun, mereka pun harus menghadapi segala risiko dan konsekuensinya. Sempat menuai kontroversi, film ini justru berhasil memenangkan Festival Film Indonesia 2019 untuk kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dan Skenario Asli Terbaik.
Baca juga: 8 Rekomendasi Film Angga Yunanda dari Berbagai Genre
9. Yuni
Yuni menjadi film karya Kamila Andini berikutnya yang berhasil mencuri perhatian penonton film Indonesia. Dirilis pada 2021, rupanya film ini sudah dipersiapkan sejak 2017. Film ini dibintangi oleh pendatang baru Arawinda Kirana yang berperan sebagai Yuni.
Diceritakan bahwa Yuni adalah seorang siswi SMA yang pintar dan bermimpi untuk dapat berkuliah. Namun, di lingkungan sekitarnya kebanyakan perempuan akan dinikahkan setelah lulus SMA. Meski begitu, kedua orang tua Yuni tetap mendukung keinginannya untuk melanjutkan kuliah.
Sampai pada suatu hari, Yuni dilamar oleh seorang pria yang tidak ia kenal. Ia tentu saja menolak lamaran tersebut meski harus menjadi pembicaraan para tetangga. Lalu, tak berapa lama kemudian, ia kembali dilamar seorang pria beristri. Ia kembali menolaknya, tapi ada sebuah mitos yang menghantuinya. Mitos tersebut mengatakan bahwa seorang perempuan yang menolak lamaran sampai dua kali, maka ia tidak akan pernah menikah seumur hidupnya.
Mengangkat tema yang sangat dekat dan familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia, membuat film Yuni terasa seperti mewakili keresahan banyak perempuan di Indonesia.
10. Sri Asih
Ini merupakan film terbaru karya sutradara Upi Avianto. Sri Asih merupakan film kedua dari universe Jagat Sinema Bumilangit. Akan ditayangkan pada 6 Oktober 2022 mendatang, Sri Asih bercerita tentang seorang perempuan bernama Alana. Tumbuh menjadi sosok perempuan yang selalu dipenuhi amarah, Alana akhirnya menyadari bahwa ia bukanlah perempuan biasa.
Nah, itulah deretan film Indonesia karya sutradara perempuan. Mana yang menjadi favorit Anda?
Baca juga:
6 Film Indonesia Adaptasi Film Korea, Wajib Nonton!
8 Film Indonesia Tentang Perjalanan, Suguhkan Keindahan Tanah Air
10 Film Indonesia Terbaik yang Bisa Anda Tonton di Netflix
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.