Bermula dari banyaknya jemaah yang berstatus pasangan suami istri, munculah sebuah fenomena kamar barokah. Kamar barokah adalah sebuah tempat yang dapat digunakan untuk memadu kasih para jemaah suami istri setelah menyelesaikan seluruh rukun haji.
Fenomena Kamar Barokah
Dalam melaksanakan rangkaian rukun ibadah haji, terdapat beberapa larangan yang ditetapkan. Salah satu larangannya adalah tidak melakukan hubungan suami istri bagi para jemaah yang telah berstatus pasutri.
Maka, biasanya para jemaah akan memadu kasih ketika selesai menunaikan rangkaian utama ibadah haji. Memadu kasih setelah menjalankan rangkaian ibadah yang wajib memang diperbolehkan. Namun, pemerintah negara Indonesia dan Arab Saudi tidak menyediakan tempat untuk hal tersebut.
Melansir dari situs Kompas.com, paket haji yang ditawarkan untuk Kementerian Agama tidak menyediakan tempat terkait hal itu. Sehingga para jemaat pasutri harus merogoh kocek pribadi untuk menyalurkan hasrat seksual yang terpendam selama ibadah.
Artikel terkait: 8 Rangkaian Ibadah Haji Beserta Tata Cara Pelaksanaannya
Para jemaah haji dari Surabaya yang telah bermukim di Hotel Arkan Bakkah kawasan Mahbas Jin, Mekkah memiliki sebuah cara. Jemaah tersebut berdiskusi untuk mencari jalan keluar terkait hal ini. Salah satu jamaah memberi usul untuk mengosongkan satu kamar yang nantinya dapat digunakan untuk tempat bercinta para jemaah yang berstatus pasutri.
“Awalnya malah ada usulan satu kamar dibuat secara bersamaan. Antar tempat tidur disekat seadanya.” Ujar Dikky Sadqomullah, jemaah haji asal Indonesia. Namun hal tersebut tidak disetujui jemaah lainnya, karena mereka menganggap hal tersebut kurang pantas.
“Sebagian jemaah menganggap memenuhi kebutuhan pasutri tak pantas rasanya tak pantas bila dilakukan bersamaan dalam satu tempat yang sama.” Kata Dikky. Akhirnya Dikky dan rekannya memituskan untuk merelakan kamar mereka digunakan untuk “Kamar Barokah”.
Kamar Barokah Buka Mulai Siang Hari
Kamar barokah tersebut dibuka mulai dari siang hari hingga menjelang maghrib, karena pada malam hari Dikky dan rekannya menggunakan kamar ini untuk istirahat. Pengguna kamar ini diminta untuk menggunakan secara bergantian.
“Soalnya kalau malam hari kami yang punya kamar juga kan capek. Perlu istirahat. Kalau siang, kami tinggal ibadah.” Jelas Dikky. Tidak ada syarat khusus untuk menggunakan kamar barokah, namun hanya boleh digunakan untuk jemaah pasutri saja.
Artikel terkait: 6 Buku Cerita Islami untuk Anak yang Menarik dan Edukatif
Isu yang Telah Lama Menjadi Perbincangan
Melansir dari Kompas.com, Muhammad Khoirul Muttaqin sebagai bagian dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia menjelaskan bahwa hal tersebut memang telah lama menjadi perbincangan.
“Saya dengar jemaah akhirnya saling menyediakan karena tahu bila ini keperluan mendasar manusia. Negara sebaiknya hadir, agar bisa lebih rapi dan tertib, dan tidak menyusahkan jemaah.” Jelas Muhammad Khoirul Muttaqin.
Menurut Khoirul Muttaqin, kebutuhan biologis ini bukan hal yang tabu untuk dijadikan sebuah pembahasan. Hal tersebut normal dilakukan setelah selesai menjalankan rangkaian ibadah haji. Bahkan kini ada fenomena yang lain.
“Sekarang ini, pasangan haji yang masih muda malah mencari tempat tersebut karena sudah ada niatan untuk mencetak ‘kader’ di Tanah Suci.” Ujar Muhammad Khoirul Muttaqin.
Baca juga:
Berteriak kepada Anak, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?
Hukum Suami Minum ASI Istri, Apakah Diperbolehkan dalam Islam?
Suami melakukan pekerjaan rumah tangga, bagaimana hukumnya?