Metode kelahiran yang tepat untuk setiap ibu adalah metode kelahiran yang aman untuk ibu dan bayi, baik itu melalui cara pervaginam atau normal maupun bedah caesar.
WHO mencatat, 1 dari 5 perempuan di seluruh dunia yang melahirkan melalui operasi caesar. Tingginya angka ini, sebaiknya dibarengi dengan informasi dan wawasan yang memadai, khususnya edukasi yang mumpuni untuk setiap ibu.
Terdapat sejumlah fakta operasi caesar yang perlu kita ketahui, terlebih bagi ibu yang tengah merencanakan persalinan.
Artikel terkait: 5 Tips agar operasi caesar lebih aman
Fakta-Fakta Operasi Caesar yang Perlu Diketahui
Keadaan Ibu yang Diharuskan Operasi Caesar
Terkadang operasi caesar bukan lagi pilihan, namun merupakan keharusan bagi sejumlah ibu dengan kondisi medis tertentu. Terkait hal ini Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) turut menjelaskan dalam acara webinar bertema “Tes Potensi Caesar dan Intervensi Tepat Agar si Kecil Miliki Daya Tahan Tubuh Kuat” yang digelar pada Rabu (27/10/2021).
“Seksio sesarea adalah metode kelahiran bayi melalui sayatan perut ibu. Terdapat beberapa kasus maternal yang mengharuskan dilakukan metode ini,” tuturnya.
Dokter Rima menjelaskan, kondisi maternal/ibu yang diharuskan melahirkan caesar di antaranya adalah:
- dispropordi panggul dan kepala janin
- Hipertensi dalam kelahiran/preeklamsia
- Persalinan macet
- Kelahiran multipel/kembar
- Gagal induksi persalinan
- Ruptur uteri
Artikel terkait: Manfaat dan Risiko Prosedur Anestesi Epidural saat Melahirkan
Kondisi Janin yang Diharuskan Operasi Caesar
Selain faktor maternal, operasi caesar juga diperlukan jika janin mengalami kondisi khusus. Dokter Rima menjelaskan beberapa kasus genting di mana operasi caesar direkomendasikan untuk ibu hamil:
- berat bayi > 4000 gram
- Letak lintang bayi, kepala janin tidak berada di bawah
- Kelainan tali pusat atau prolaps
- Plasenta previa
Risiko Melahirkan Caesar untuk Ibu Bayi
Dokter Rima juga menjelaskan sejumlah risiko yang harus diketahui ketika ibu memutuskan operasi caesar, yaitu di antaranya:
- Risiko kematian, 13 per 100.000 kelahiran
- Infeksi luka operasi
- pendarahan
- Perlukaan organ sekitar
- Hernia insisional
- Depresi post natal
- Komplikasi akibat anestesi
- Bekuan darah yang menyumbat paru (emboli paru)
“Risiko caesar pada kehamilan selanjutnya adalah meningkatkan risiko plasenta previa, plasenta akreta, solusio plasenta, keguguran, kehamilan ektopik, bayi lahir mati, risiko pengangkatan rahim, dan pendarahan antepartum,” tambah dokter Rima.
Artikel terkait : 9 Kondisi ini mengharuskan Bunda melahirkan caesar
Risiko Kesulitan Bernapas untuk Neonatus/bayi
Dokter Rima juga menyatakan, risiko untuk bayi yang dilahirkan secara caesar adalah kesulitan bernafas sementara pada saat janin lahir.
Bayi yang Dilahirkan Caesar Berpotensi Mengalami Gangguan Kolonisasi Mikrobiota Usus
Dalam acara yang sama, Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly D. Oktarina, SpA(K) menyatakan terdapat beberapa risiko anak dilahirkan secara caesar, salah satunya adalah gangguan kolonisasi mikrobiota usus.
Dokter Molly menjelaskan, gangguan kolonisasi mikrobiota usus ini meningkatkan risiko penyakit alergi.
Fakta Operasi Caesar Terkait Mikrobiota Bayi
Bayi yang lahir melalui operasi caesar dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bakteri baik yang biasanya diterima oleh janin bila melalui jalan lahir ibunya.
Dokter Molly juga menjelaskan, jumlah probiotik Bifidobacterium jauh lebih rendah pada usus bayi yang lahir secara bedah caesar, jika dibandingkan dengan usus bayi yang lahir normal.
Operasi Caesar dan Peningkatan Alergi
Gangguan kolonisasi bakteri inilah yang dapat menyebabkan si kecil yang lahir melalui operasi caesar memiliki sistem imun yang lebih sensitif.
Bayi yang dilahirkan melalui caesar berpotensi mengalami peningkatan risiko asma, alergi makanan, gejala alergi yang lain, hingga daya tahan tubuh kurang.
ASI Kunci Utama Mengembalikan Sistem Imun yang Baik
Meski terdapat sejumlah risiko pada kelahiran caesar, dokter Molly juga mengingatkan agar Parents tidak perlu khawatir.
“Upaya optimal perkembangan sistem imun anak adalah dengan inisiasi menyusui dini atau IMD. Terutama pada awal kehidupan anak, ASI merupakan nutrisi yang paling penting dan lengkap,” tegas dokter Molly.
ASI mengandung nutrisi yang tidak dapat tergantikan untuk membentuk sistem imun yang baik sehingga tumbuh kembangnya menjadi optimal.
Meskipun anak yang lahir Caesar memiliki efek samping operasi caesar jangka panjang yang lebih sensitif, sistem daya tahan tubuh si kecil dapat dioptimalkan dengan cara mengembalikan keseimbangan kolonisasi bakteri dalam saluran cernanya, yaitu dengan ASI.
Pemberian ASI disarankan secara eksklusif selama 6 bulan dan dapat dilanjutkan secara optimal hingga 2 tahun atau lebih untuk meningkatkan kesehatan si Kecil.
“ASI dapat mengembalikan kolonisasi bakteri baik ke dalam saluran cerna anak yang berperan penting pada perkembangan sistem daya tahan tubuh,” kata dokter Molly.
Persalinan Aman Memberikan Kebahagiaan pada Kehidupan Ibu dan Keluarga
Terlepas dari pilihan melahirkan apakah pervaginam atau caesar, yang utama adalah persalinan aman yang memberikan kebahagiaan pada kehidupan ibu dan keluarga ya, Parents. Karena perjuangan semua ibu itu luar biasa.
Baca juga:
3 Pengalaman ibu yang merasakan persalinan caesar tanpa rasa sakit