5 Fakta Mencengangkan Matahari Buatan Tiongkok, Suhunya10 Kali Lebih Panas

Diklaim lebih panas dibandingkan matahari asli, seperti apa cara kerja matahari buatan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bukan Tiongkok namanya kalau tidak membuat gebrakan menghebohkan. Pertama kalinya, Negeri Tirai Bambu  memberikan kabar mengejutkan lantaran berhasil menyalakan matahari buatan yang dinamakan HL-2M Tokamak. Publik pun dibuat penasaran perihal fakta matahari buatan China tersebut, seperti apa?

5 Fakta Matahari Buatan China

1. Akan Beroperasi Pada 2050

Tidak berbentuk layaknya matahari sungguhan, Tiongkok lagi-lagi selangkah lebih maju dalam langkah nyata mencari energi bersih terbarukan. Sebuah matahari buatan berhasil menyala pada Jumat (4/12) kemarin.

Mengutip harian South China Morning Post (SCMP) yang mengutip China National Nuclear Corporation (CNNC), fasilitas penelitian reaktor fusi nuklir generasi baru ini menggunakan medan magnet. Bila dipadukan dengan plasma panas, suhu yang dihasilkan mencapai lebih dari 150 juta derajat Celsius alias 10 kali lebih panas dibandingkan inti matahari saat ini.

Institut Energi Korea Fusion mengumumkan sekitar seminggu yang lalu bahwa reaktornya telah berhasil beroperasi pada suhu 100 juta derajat Celcius setidaknya selama 20 detik. Yang Qingwei, kepala insinyur Institut Sains Fusion CNNC di Institut Fisika Barat Daya menyatakan HL-2M dapat mencapai waktu pengurungan plasma magnetik hingga 10 detik.

“Waktu pengurungan energi perangkat tokamak internasional kurang dari satu detik. Durasi pelepasan tembakan HL-2M adalah sekitar 10 detik, dengan waktu pengurungan energi beberapa ratus milidetik,” ungkap Yang Qingwei mengutip Xinhua.

Lebih lanjut, perangkat HL-2M Tokamak ini digadang-gadang mampu beroperasi tiga kali lebih panas dari versi sebelumnya yang disebut HL-2A. Kemampuannya menghasilkan suhu ultra tinggi tersebut sejatinya menjadi kunci dalam penelitian proses fusi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam prosesnya, matahari buatan ini mereplikasi cara matahari menghasilkan energi dengan menggunakan gas hidrogen dan deuterium sebagai bahan bakar di mana matahari hanya beroperasi pada suhu 15 juta derajat Celcius. Proyek ini berhasil diselesaikan pada akhir 2019 dan akan digunakan secara komersial pada 2050 mendatang.

Artikel terkait: 7 Fakta tentang Pompeii, Kota Kuno yang Hancur Akibat Erupsi Gunung Berapi

2. Fakta Matahari Buatan China, Alasan Mengapa Disebut Matahari Buatan

Seperti telah diinformasikan sebelumnya, matahari buatan ala Negeri Panda dapat menghasilkan panas 10 kali lebih panas dari inti matahari yang suhunya sekitar 15 juta derajat Celsius. Karena tenaga dan panas yang dihasilkan sangat besar itulah, reaktor yang terletak di Provinsi Sichuan barat daya ini dijuluki ‘matahari buatan’.

“Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan,” demikian penuturan surat kabar People’s Daily.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ilmuwan Tiongkok sendiri telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006 silam. Lebih lanjut, proyek yang dinamakan ‘Man-Made Sun’ ini didasari pada cara kerja matahari dan bintang, yakni menggunakan fusi hidrogen yang menciptakan energi panas. Cara ini diklaim akan menciptakan energi yang lebih bersih dan lebih aman daripada reaktor nuklir biasa.

Peneliti Tiongkok bahkan mengklaim reaktor ini nantinya akan menghasilkan sumber energi bersih yang kuat dan tidak mencemari lingkungan. Inilah yang membuat energi nantinya akan lebih aman dibandingkan reaktor nuklir konvensional. Pasalnya, fusi pada reaktor ini tidak menghasilkan limbah radioaktif dan mengurangi risiko kecelakaan atau pencurian bahan atom.

3. Cara Kerja ‘Matahari Buatan’ dari Timur

Reaktor EAST bekerja dengan menggabungkan dua inti hidrogen. Ketika unsur kimia itu bergabung, saat itulah akan tercipta energi panas yang luar biasa. Proses ini dikenal dengan fusi nuklir dan berbeda dengan reaktor nuklir biasa yang menerapkan fisi (pembelahan) inti atom.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai visual awal, plasma panas matahari berputar dalam lingkaran yang ditahan oleh elektromagnet yang sangat dingin. Saat suhu naik, penahanan magnet turut meningkat, dan ini menjadi tantangan untuk reaktor mendorong setiap eksperimen berjalan sedikit lebih panas dan lebih besar untuk memungkinkan peneliti menopang bagian luar.

Akan tetapi, ilmuwan percaya bahwa suhu yang sangat panas tersebut baru suhu minimal yang dibutuhkan jika mereka berniat untuk menciptakan reaktor nuklir mandiri. Dengan kata lain, masih ada tahapan berikutnya yang harus dilakukan tim ilmuwan untuk dapat mewujudkan sumber energi mutakhir yang mereka inginkan.

Lebih lanjut, Tiongkok menggunakan struktur penyangga magnet superkonduktor dengan berat 20 ton yang dirakit di Prancis untuk mewujudkan proyek ini. Tantangan terbesar reaktor EAST ini adalah bertahan dari panas luar biasa dalam waktu lama untuk bisa menciptakan sumber energi secara praktikal.

Artikel terkait: 6 Fakta Bupati Situbondo Meninggal Dunia karena Virus Covid 19

4. Proyek Penting ITER dan Banyak Negara Maju Lainnya

Faktanya, matahari buatan ini disebut-sebut menjadi salah satu proyek pilar penting bagi Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER). Proyek ambisius ini melibatkan para ilmuwan dari 35 negara yang bertujuan mencari sumber energi terbarukan dengan fusi nuklir.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

ITER sendiri merupakan proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Perancis, yang diharapkan selesai pada 2025 mendatang. Selain Tiongkok, sejumlah negara turut terlibat dalam misi yang sama antara lain Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Jepang, India, dan Korea Selatan.

Jika fusi nuklir nantinya dapat dimanfaatkan dengan metode energi rendah, maka tak menutup kemungkinan reaktor ini mampu menciptakan energi bersih tanpa batas. Demi mewujudkan misi mencapai fusi dibutuhkan anggaran sebesar 22,5 miliar dollar AS (Rp 318 triliun).

5. Fakta Matahari Buatan China, Bukan Proyek Pertama

Seolah tak ingin berpuas diri, Tiongkok rupanya telah membuat sejarah perihal tata kotanya. Ya, Tiongkok sempat mengumumkan akan meluncurkan satelit iluminasi yang dikenal sebagai ‘artificial moon’ alias bulan buatan.

Dikembangkan oleh Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute, bulan ‘palsu’ dibuat untuk menerangi kota menggantikan penerangan konvensional yang umumnya mengandalkan lampu jalan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kabarnya, bulan buatan ini akan diluncurkan juga tahun ini karena pengujiannya telah dimulai sejak bertahun-tahun silam. Kepala Lembaga Penelitian Sains Chengdu Aerospace, Wu Chunfeng bahkan mengklaim bahwa bulan buatan akan memberikan cahaya delapan kali lebih terang dari bulan asli.

Bulan ini juga dikatakan akan cukup terang menggantikan lampu jalan, mampu menerangi area seluas 10-80 kilometer, serta jangkauan pencahayaan yang tepat bisa dikontrol dalam beberapa puluh meter.

Bagaimana, fakta matahari buatan China ini sangat menarik dan jadi kabar baik di akhir tahun, ya. 

Baca juga:

Vaksin Corona Sampai di Indonesia, Ini 5 Hal Penting yang Perlu Diketahui!

Wajib Tahu! 7 Fakta Norovirus, Virus Tetap Ada Meski Sudah Sembuh

4 Fakta Wagub DKI Ahmad Riza Patria Tertular Covid-19 dari Staf Pribadi