Pengerebekan klinik aborsi yang membunuh ribuan janin tak berdosa menggegerkan warganet. Bagaimana sesungguhnya sepak terjang klinik tersebut? Berikut ini fakta klinik aborsi Raden Saleh.
Aparat kepolisian baru saja membongkar praktek aborsi ilegal yang beroperasi di Raden Saleh I, Senen, Jakarta Pusat. Praktik aborsi ini terungkap berdasarkan pengembangan kasus pembunuhan pengusaha roti beberapa waktu lalu.
Hingga kini, 17 orang telah diciduk dan ditetapkan sebagai tersangka. Enam di antaranya adalah petugas medis, yaitu dokter (3 orang), bidan (1 orang), dan perawat (2 orang).
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta tentang klinik aborsi Raden Saleh yang ditemukan berdasarkan penyelidikan pihak berwajib.
7 Fakta Klinik Aborsi Raden Saleh
1. Janin dilarutkan dengan cairan kimia lalu dibuang lewat kloset
Berdasarkan penyelidikan aparat kepolisian, di lokasi tidak ditemukan adanya makam yang sekiranya digunakan untuk mengubur janin. Namun, yang justru dilakukan para pelaku sungguh kejam dan tidak manusiawi.
Janin hasil aborsi ternyata dilarutkan dengan cairan asam sulfat. Tak cukup sampai di situ, setelah dilarutkan janin kemudian dibuang melalui saluran kloset.
“Setelah diaborsi janin diletakkan di ember dan dimusnahkan dengan cara diberikan larutan dan menjadi cairan lalu dibuang ke kloset,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Tubagus Ade Hidayat dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, seperti dilansir dari detik.com.
Artikel terkait: Kisah Mengharukan, Pria Ini Menguburkan 10.000 Bayi Korban Aborsi
2. Klinik Aborsi Raden Saleh Menerima 5-7 Pasien Setiap Harinya
Dari lokasi kejadian, polisi menemukan catatan pasien yang terdata antara Januari 2019 hingga April 2020. Total jumlah pasien dalam rentang waktu tersebut sebanyak 2.638 pasien.
“Belum lagi kalau kita merunut ke belakang, kalau asumsinya itu adalah 5 tahun klinik itu beroperasi. Namun data dari 2019-April 2020 sebanyak 2.638 pasien,” kata Tubagus.
Berdasarkan data tersebut, diperkirakan klinik ini melakukan tindakan aborsi kepada 5-7 pasien per hari.
3. Tarif Beragam, Sesuai Usia Janin
Tarif yang dikenakan untuk pasien aborsi terbilang beragam. Para pelaku menyesuaikan dengan umur janin.
Semakin tua usia janin, maka semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan pasien. Menurut Tubagus, biaya termurah Rp 1,5 juta sampai Rp 2juta, hingga yang paling sulit yakni mencapai Rp 30 juta.
4. Klinik Aborsi Raden Saleh Mendapat Laba 70 Juta Per Bulan
Klinik aborsi di Raden Saleh ini diduga mampu meraup keuntungan bersih sekitar 70 juta setiap bulannya.
“Setidak-tidaknya dalam satu bulan kurang-lebih (keuntungan) mencapai Rp 70 juta. Dalam satu bulan bersih, artinya sudah pengeluaran lain. Itu asumsi dari penerimaan satu tahun berjalan,” terang Tubagus.
Keuntungan tersebut kemudian dibagi-bagi oleh para tersangka, mulai dokter, pengelola, hingga calo dengan rincian 40 persen untuk jasa medis, 40 persen untuk calo, dan sisanya 20 persen untuk pihak pengelola.
Artikel terkait: Ingin periksa kehamilan, ibu ini malah jadi korban salah aborsi
5. Klinik Aborsi Raden Saleh, Sudah Pernah Digrebek
Keberadaan klinik aborsi di Raden Saleh rupanya sudah diketahui warga sekitar. Bahkan sebelumnya klinik tersebut juga pernah digerebek aparat. Namun, seolah tak jera, klinik muncul lagi dengan berbagai cara.
Biasanya para pelaku bisnis ilegal semacam ini akan berhenti beroperasi sementara setelah ada penggerebekan. Mereka kemudian berkamuflase menyerupai rumah biasa tanpa memasang plang.
Klinik aborsi yang baru dibongkar beberapa waktu lalu pun diketahui telah beroperasi sejak lima tahun. Dalam kurun waktu setahun terakhir, setidaknya ada 2.638 janin yang telah digugurkan.
6. Dokter kandungan hingga calo ditetapkan sebagai tersangka
Total ada 17 tersangka yang diringkus. Yakni, 3 dokter, 1 bidan, 2 perawat, 4 pengelola klinik, 4 orang berperan sebagai calo hingga mengurus pemusnahan janin, serta 3 orang pasien dan pengantar.
Para pelaku bakal dihukum sesuai dengan peran masing-masing, antara lain tersangka dijerat dengan Pasal 194 juncto 75 Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Perlindungan Anak.
7. Terbongkar berkat pengembangan kasus pembunuhan di Bekasi
Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan pendalaman kasus pembunuhan WN Taiwan di Bekasi.
Berdasarkan pengakuan pelaku, Sari Sadewa, dia membunuh korban asal Taiwan itu karena sakit hati pernah dihamili. Pada 2018, korban memberinya uang Rp 15 juta untuk aborsi.
Dari situlah, polisi mengusut klinik aborsi yang terletak di Jalan Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat.
***
Itulah 7 fakta klinik aborsi di Raden Saleh. Semoga para pelaku mendapat hukuman setimpal.
Baca juga:
Fakta Gelap di Balik Aborsi Bayi Legal, Ada yang Dibiarkan Sekarat hingga Mati Kedinginan