Fakta keluarga di Malang meninggal diduga bunuh diri mengejutkan netizen baru-baru ini. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak itu ditemukan meninggal di rumah mereka yang berada di Pakis, Kabupaten Malang, pada Selasa (12/12).
Menurut laporan polisi, identitas keluarga tersebut adalah ayah berinsial W yang berusia 38 tahun, ia juga merupakan seorang guru SD; seorang ibu beinisial S berusia 35 tahun, serta anak perempuan ARE berusia 13 tahun.
Mereka juga meninggalkan anak berinsial AKE seorang diri dengan sebuah pesan memilukan hati. Bagaimana kronologinya? Berikut fakta selengkapnya yang telah kami lansir dari berbagai sumber.
Artikel Terkait: Fakta 4 Anak Tewas di Jagakarsa Diduga Dibunuh Ayah Sendiri, Sang Ibu Korban KDRT
Fakta Satu Keluarga di Malang Meninggal Bunuh Diri
1. Diketahui Tetangga
Melansir laman Detik, Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menuturkan kronologi kejadian nahas tersebut. Tragedi ini pertama kali diketahui oleh tetangga korban.
Saat itu, anak yang selamat alias AKE keluar rumah dan meminta tolong pada tetangganya. Dia ditemani tetangga akhirnya masuk ke rumah untuk memeriksa kondisi dan menemukan kondisi ibu dan ARE yang sudah tidak bernyawa.
Sementara itu, sang ayah diketahui mengalami luka sayat yang parah.
2. Sang Ayah Sempat Dibawa ke Rumah Sakit, Tapi Tak Selamat
Gandha juga melanjutkan, sang ayah berinisial W yang terluka itu langsung dibawa ke rumah sakit oleh para tetangga yang menemukan. Meski begitu, kondisi W tidak bisa diselamatkan dinyatakan meninggal dunia.
“Lukanya cukup dalam akibat sayatan, langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Tapi informasinya meninggal di rumah sakit,” tutur Gandha mengutip laman Detik.
3. Dugaan Kuat Meninggal karena Bunuh Diri
Berdasarkan keterangan polisi, sang ibu berinisial S dan anaknya, ARE, ditemukan meninggal terbaring di atas kasur dengan mulut keluar busa dan bau menyengat.
Dugaan meninggal karena bunuh diri diperkuat dengan ditemukannya sisa obat nyamuk dan gelas di kamar sang ibu.
“Dugaan sementara mengarah ke bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga, yang mana satu keluarga ini beranggotakan 4 orang; ayah, ibu, dan 2 anak perempuan.
“Kebetulan anak perempuan ini kembar. Satu orang putri masih hidup,” lanjut Gandha.
4. Anak yang Selamat Sekaligus Menjadi Saksi
Putri yang selamat sekaligus menjadi saksi, yaitu AKE, kini sedang berada dalam pendampingan psikologis oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
Menurut kesaksian AKE, pada malam itu ia dan saudara kembarnya tidur di ruang tengah, sementara orang tuanya tidur di kamar depan.
Pada sepertiga malam sekitar pukul 3 dini hari, ayahnya membangunkan ARE dan ikut tidur di kamar depan. Sementara itu, AKE tidur di kamar tengah.
Saat pagi hari, AKE terbangun dan hendak masuk ke kamar orang tuanya. Namun, pintu terkunci dan tidak bisa dibuka sehingga ia meminta bantuan tetangga. Ketika berhasil masuk dibantu tetangga, orang tua dan kembarannya ditemukan sudah tidak berdaya.
5. Ditemukan Pesan Memilukan
Di tempat kejadian, polisi juga menemukan sebuah pesan memilukan yang tertulis di kaca rias. Tulisan tersebut sangat identik dengan buku agenda milik sang ayah. Dari isinya, pesan tersebut ditunjukkan pada anak yang selamat yaitu AKE.
“Kakak jaga diri, ya. Papa, Mama, Adik pergi dulu. Nurut Uti, Kung, Tante dan Om. Belajar yang baik. Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak. -Papa,” isi pesan tersebut.
6. Motif Masih Diselidiki
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh kepolisian setempat. Belum diketahui motif yang membuat satu keluarga di Malang itu memilih untuk bunuh diri.
Polisi juga belum bisa bertanya lebih lanjut terkait hal ini pada AKE, karena ia masih dalam keadaan syok. Proses autopsi juga disebut akan dilakukan, tetapi masih meminta persetujuan keluarga.
Sementara itu, berdasarkan kesaksian tetangga, W maupun S dikenal sebagai pasangan suami-istri yang baik hati dan taat beribadah. Para tetangga mengaku begitu kaget karena tidak ada tanda-tanda dari keduanya akan melakukan hal ini.
Artikel Terkait: Sudah Masuk Indonesia! Ini Fakta Mycoplasma Pneumoniae, Penyebab Pneumonia ‘Misterius’ Anak di China
Anak yang Ditinggal Bunuh Diri Bisa Memiliki Trauma Mendalam
Parents, ada begitu banyak faktor yang sebabkan orang memilih untuk mengakhiri hidup. Faktor yang melatarbelakangi bunuh diri begitu kompleks seperti kondisi ekonomi, sosial, depresi, dan banyak hal lain.
Bunuh diri juga bisa terjadi secara spontan, sehingga orang terlihat baik-baik saja, bisa jadi sebenarnya mereka sedang terpuruk dan putus asa mencari pertolongan sehingga terbesit pikiran mengakhiri hidup seperti kasus keluarga di Malang ini.
Meski begitu, tentunya perlu kita ingat bahwa bunuh diri bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ya, Parents. Terlebih apabila kita meninggalkan keluarga dan orang tercinta seperti anak.
Kasus bunuh diri akan berdampak negatif pada kondisi psikologis dari setidaknya 1-5 anggota keluarga korban, termasuk anak yang ditinggalkan.
Bahkan melansir laman Child Mind Institute, anak yang ditinggal bunuh diri oleh orang tua bisa saja mengalami trauma berkepanjangan yang bisa memengaruhi dia sepanjang hidupnya seperti:
- Sedih secara terus-menerus
- Menyalahkan diri secara terus-menerus hingga kepercayaan diri berkurang drastis
- Mengalami amnesia selektif atau menjadi lupa akan ingatan tertentu
- Menarik diri dari aktivitas sosial
- Mati rasa secara emosional
- Kondisi mental yang rentan sehingga berisiko tinggi melakukan hal serupa yang dilakukan orang tua.
Kehilangan orang tua akibat bunuh diri merupakan suatu pukulan keras yang lukanya pasti akan begitu membekas pada anak. Maka itu, apabila Parents atau orang di sekitar sedang berada dalam titik terendah dan pernah terbesit pikiran mengakhiri hidup, ingatlah untuk segera melakukan hal ini:
- Segera konsultasi kesehatan jiwa dengan psikolog atau psikiater
- Hubungi hotline pertolongan gawat darurat seperti 112 dan 0361223333
- Selalu ingat bahwa Anda tidak sendirian. Masih ada orang-orang yang tulus menyayangi seperti anak-anak tercinta
Artikel Terkait: Curhatan Anak 4 Tahun yang Kesepian: “Aku Pingin Main, Tapi Ibu Nggak Suka Sama Aku”
Parents, itulah beberapa fakta terkait satu keluarga di Malang meninggal akibat bunuh diri. Ingat, bunuh diri bukanlah jalan keluar. Seburuk-buruknya kondisi yang dialami, anak akan lebih bahagia apabila orang tua tetap bertahan dan berjuang bersama dengan mereka.
Jangan ragu untuk segera meminta bantuan keluarga dekat atau profesional jika beban yang ditanggung terlalu berat. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali.
***
Baca Juga:
Batal Nikah karena Uang Japuik 500 Juta, Mempelai Wanita Ini Bunuh Diri
Duh Miris, Perempuan di Bogor Diceraikan karena 4 Ayam Peliharaan Mati
Surat Wasiat Anak 11 Tahun Di Gaza:"Jika Saya Syahid, Jual Anting Saya untuk Sedekah"