Setelah menembus rekor baru harga emas pada Selasa, 28 Juli 2020, kini harga komoditi ini kembali naik. Hari ini, Rabu (29/07/2020) tercatat harga emas Antam dibanderol naik dengan harga Rp 1.030.000 per gramnya. Terkait dengan kenaikan harga ini, ada beberapa fakta harga emas Antam yang melonjak naik yang perlu Parents ketahui.
Fakta Harga Emas Antam yang Mencetak Rekor
Berikut beberapa hal yang sebaiknya diketahui terkait kenaikan harga emas dan jual beli dari komoditas ini.
-
Harga Tembus 1 juta per Gramnya
Dari perdagangan terakhir yang sudah melonjak 1 juta rupiah per gramnya, hari ini kenaikan kembali terjadi. Di pegadaian, harga emas Antam untuk 1 gram mengalami kenaikan Rp 18.000 menjadi Rp 1.030.000 dibandingkan pada hari sebelumnya Selasa (28/7) diangka Rp 1.012.000.
Parents, berikut rincian harga emas batangan di Antam per hari ini, 19 Juli 2020. Harga emas Antam terbaru di Pegadaian antara lain :
- 0,5 gram: Rp 551.000
- 1 gram: Rp 1.030.000
- 5 gram: Rp 5.090.000
- 10 gram: Rp 10.132.000
- 25 gram: Rp 25.316.000
- 50 gram: Rp 50.570.000
- 100 gram: Rp 99.429.000
- 250 gram: Rp 247.707.000
- 500 gram: Rp 487.683.000
- 1.000 gram: Rp 970.404.000
Artikel Terkait : 4 kesalahan pengelolaan keuangan keluarga Indonesia yang rentan picu perceraian, begini cara mengatasinya!
-
Pemicu Lonjakan Harga Emas
Lonjakan dari harga emas ini rupanya dipicu oleh ketegangan antara India dan China di perbatasan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim.
“Ini juga karena India dan China yang memanas, sekarang kan sudah ada 40 tank India yang disiapkan di perbatasan. Ini sedikit mengakibatkan ketakutan pasar,” ujarnya, dilansir dari detikcom, Selasa (28/7/2020).
Di sisi lain, pasar masih menunggu bank sentral Amerika Serikat mengenai suku bunga. Keputusan dari bank sentral ini yang akan memengaruhi harga emas.
Selain itu, ada juga wacana pemberian tunjangan untuk pengangguran yang kini masih dibahas di Amerika Serikat. Kondisi inilah yang membuat para investor untuk masih memantau pergerakan.
-
Kenaikan Emas Disebabkan Banyaknya Permintaan
Kenaikan harga emas yang cukup signifikan ini memiliki pertanda sendiri pada ekonomi. Menurut Ibrahim, hal ini disebabkan karena perekonomian sedang ‘sakit’ dan tak menentu.
Kenaikan harga ini sesuai teori permintaan disebabkan karena tingginya minat dan permintaan dari para investor. Hal ini karena para investor lebih memilih beralih ke emas dibandingkan investasi lain seperti saham dan obligasi.
Artikel Terkait : Jangan terlambat! Ternyata ini usia yang tepat untuk siapkan dana pensiun
-
Tidak Perlu Buru-buru Menjual Logam Mulia
Terkait dengan kenaikan harga emas ini, bagi Parents yang sudah memilikinya tentu punya pilihan untuk menjual atau menahannya terlebih dahulu. Namun, Ibrahim sendiri menyarankan agar masyarakat menahan diri terlebih dahulu untuk menunggu harga yang lebih tinggi.
Dirinya memperkirakan bahwa harga emas dunia masih akan mengakami peningkatan. Bila berbagai faktor pemicu harga emas meningkat masih terjadi, ia memperkirakan bahwa harga emas bisa mencapai 2.000 dolar AS per onsnya.
Bila ingin merealisasikan profit, menurut Ibrahim masyarakat bisa mencairkannya sebagian. Sebagiannya lagi bisa dicairkan nanti mengikuti kenaikan harga emas selanjutnya.
Kemudiam, terkait dengan pembelian emas pada kondisi saat ini kurang disarankan. Masyarakat diminta untuk menunggu harga lebih turun, karena harga pembelian dan penjualan kembali cukup jauh.
-
Logam Mulia Menjadi Pilihan Investasi Aman Masa Pandemi
Meski kondisi ketidakstabilan ekonomi terjadi, namun kita masih bisa berinvestasi di masa pandemi ini. Hal ini dijelaskan saat sesi IG Live TheAsianparent bersama Metta Anggraini, CFP selaku Certified Financial Planner.
“Sebetulnya masih boleh saja melakukan investasi, asalkan kebutuhan sehari-hari dan dana darurat sudah tercukupi,” ujarnya. Metta menyarankan agar masyarakat tetap memerhatikan risiko dari berinvestasi di kondisi saat ini.
Ia pun menyarankan agar kita mencoba instrumen investasi risiko rendah hingga sedang atau moderat. Apa contoh dari instrumen investasi ini salah satunya adalah logam mulia. Pilihan lainnya adalah deposito, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan olbligasi.
Nah Parents, semoga informasi di atas bisa bermanfaat ya.
Artikel Terkait : Jangan sampai salah! Begini cara kelola keuangan saat pandemi Covid-19
Baca Juga :
7 Nilai Keuangan ala Keluarga Jepang Agar Sejahtera di Hari Tua
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.