Kabar duka tengah melanda Tanah Air kita. Malang diguncang gempa pada Sabtu, 10 April 2021 pukul 14.00 WIB. Gempa tersebut terasa sampai seluruh wilayah Jawa Timur, Bahkan sampai ke Sumbawa dan Jogja. Tak hanya itu, Minggu pagi (11/04), gempa susulan berkekuatan Magnitudo (M) 5,5 ini kembali terjadi pukul 06:54 WIB. Lebih lanjut, melansir berbagai sumber, berikut fakta-fakta terkait gempa di Malang yang telah kami rangkum selengkapnya.
Fakta Gempa di Malang
1. Sempat Tercatat sebagai M 6,7
Fakta pertama, pusat gempa Malang (episenter) berada di lautan, sejauh 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, atau terletak di koordinat 8,89 Lintang Selatan dan 112,5 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada kedalaman 80 km.
Gempa M 6,1 ini sempat tercatat oleh BMKG sebagai gempa M 6,7. Melalui pemutakhiran data, dipastikan gempa ini berkekuatan M 6,1.
“Hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi ini memiliki Magnitudo (M) 6,7. Kemudian di-update menjadi Magnitudo 6,1,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno lewat keterangan tertulis pada Sabtu, (10/04) seperti yang dikutip dari laman Detik.
2. Gempa Menengah
Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, gempa ini termasuk jenis gempa menengah. Dari hasil analisis BMKG, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Bambang
3. Gempa Megathrust Tidak Berpotensi Tsunami
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa M 6,1 yang mengguncang Malang akibat adanya deformasi slip lempeng Australia. Gempa ini ada di zona megathrust.
“Jadi ada di zona megathrust, ya. Patut disyukuri dengan kedalaman 80 km itu tidak menimbulkan tsunami,” kata Daryono dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube Infobmkg.
Artikel terkait: Kisah Suster Mia yang Meninggal Saat Selamatkan Bayi dalam Gempa Mamuju
4. Getaran Gempa Terasa Sampai Sumbawa dan Jogja
Menurut keterangan BMKG, gempa tersebut dirasakan sampai Pulau Sumbawa di sebelah timur hingga Yogyakarta di barat. Berikut rinciannya:
- Turen V MMI ( Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun )
- Karangkates, Malang, Blitar IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah )
- Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu )
- Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang )
5. Jumlah Korban Jiwa
Hingga Sabtu (10/4) pukul 21.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia ada 8 orang. Jumlah tersebut terdiri 5 orang korban di Lumajang dan 3 orang di Malang.
Di antara 8 korban tewas, ada sepasang suami istri yang tewas usai batu menimpa mereka di Bukit Piket Nol, Lumajang. Pasutri ini adalah Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Tempurejo yang berprofesi sebagai guru SMA Mataram Tempursari.
Ada pula Juwanto yang meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan di Tempursari. Masih di Tempursari, H Nasar alias H Amin juga meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan. Ada juga Bonami yang meninggal dunia karena sebab yang sama.
Di Kabupaten Malang, Imam meninggal dunia tertimpa material rumah di Ampelgading. Masih di Ampelgading, Munadi yang sudah berusia kepala tujuh juga meninggal dunia tertimpa material rumah, begitu juga Misni yang berusia 53 tahun.
Selain itu, gempa juga mengakibatkan 25 warga mengalami luka-luka. Baik luka ringan, sedang, hingga berat
6. Ratusan Bangunan Rusak: Patung, Rumah, hingga Rumah Sakit
Hingga Sabtu (10/2) pukul 20.00 WIB malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat 300 rumah di Jawa Timur rusak akibat gempa Malang itu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mendata kerusakan dengan rincian sebagai berikut:
- Rusak berat: 11 unit
- Kerusakan sedang: 194 unit
- Rusak ringan: 126 unit
- Belum ditentukan tingkat kerusakan: 13 unit rumah
- Bangunan rusak yang merupakan fasilitas umum:
- Sarana pendidikan: 11 unit
- Kantor pemerintah: 7
- Sarana Ibadah: 6
- RSUD: 1
- Pondok pesantren: 1
Di luar jumlah di atas, masih banyak rumah yang belum didata. Laporan BPBD Kabupaten Lumajang belum merinci jumlah bangunan rusak, tetapi yang jelas sejumlah kecamatan benar-benar terdampak gempa.
Di Jatim Park 2 atau Batu Secret Zoo, patung king kong yang besar mengalami kerusakan. Patung itu runtuh gara-gara diguncang gempa.
Artikel terkait: Bayi-bayi ini lahir secara darurat saat gempa Lombok, begini kisahnya
7. Waspada Longsor dan Banjir
BMKG memberikan peringatan dini cuaca di wilayah Jawa Timur. Diperkirakan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan yang terjadi usai gempa bumi ini dikhawatirkan memicu longsor hingga banjir bandang.
“Biasanya setelah gempa, ada beberapa tanah yang bergerak atau rapuh. Biasanya daerah yang sedang kena hujan dengan intensitas intens atau ekstrem akan mudah berpotensi terjadi longsor,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto seperti yang dikutip dari laman Detik.
8. Gempa Susulan
Pada Minggu (11/04) pagi pukul 6.54 WIB terjadi gempa susulan sebesar M 5,5. Gempa ini berpusat di kedalaman 98 km, koordinat 8.84 LS 112.41 BT (barat daya Kabupaten Malang).
Adapun gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Selain itu, gempa susulan yang terjadi juga kembali terasa hingga wilayah Kabupaten Bantul dan Gudungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hingga artikel ini ditulis, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak yang ditimbulkan dari gempa susulan ini.
Artikel terkait: Ini cara melatih si kecil menghadapi gempa bumi, catat Parents!
Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa
Tinggal di wilayah rawan gempa, kita harus waspada dengan bencana alam ini. Tidak ada salahnya bekali diri dengan pengetahuan tentang penanganan bencana yang cukup agar dapat menyelamatkan diri dan meminimalisir jumlah korban. Berikut cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa:
- Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, upayakan keselamatan diri kamu dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.
- Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari ke luar rumah.
- Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
- Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau material lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka, jangan berdiri dekat tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
- Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
- Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
- Apabila berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
Itulah fakta seputar gempa di Kabupaten Malang dan cara menyelamatkan diri saat gempa. Kami segenap tim theAsianparent turut berduka atas bencana ini. Semoga korban jiwa tak bertambah dan gempa susulan tidak terjadi lagi, ya.
***
Baca juga:
Detik-detik Penyelamatan Bayi 8 Bulan Dari Puing Gempa Jepang
Terjebak reruntuhan bersama ibunya yang sudah meninggal, korban gempa ini selamat