Parents, tahukah bahwa terdapat Hari Keselamatan Pasien Sedunia atau Patient Safety Day yang diperingati tanggal 17 September setiap tahunnya? Momentum ini menyerukan solidaritas global agar masyarakat lebih peduli akan keselamatan pasien saat menjalankan perawatan tertentu. Oleh karena itu, mengetahui fakta efek samping obat sangat penting dilakukan baik oleh pasien maupun masyarakat luas.
Hal ini disampaikan secara gamblang oleh dr. Jarir At Thobari, D. Pharm., PhD, ketua Internasional Society of Pharmacovigilance (ISoP) Indonesia dalam virtual sharing session World Patient Day beberapa waktu lalu.
4 Fakta Efek Samping Obat
1. Obat Memiliki Dua Sisi
Ibarat mata uang, dr. Jarir mengemukakan bahwa obat tidak hanya memberikan manfaat bagi pasien. Di sisi lain, obat memiliki risiko yang dapat memicu kondisi pasien memburuk.
“Risiko bisa terjadi pada semua orang dan kadang risiko itu jauh lebih berat dibanding penyakit yang diobati,” ujar akademisi Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Ia menjelaskan bahwa efek samping obat merupakan segala reaksi, efek, atau tanda yang tak diinginkan dan dapat merugikan pasien. Merugikan diukur dari skala paling ringan hingga berakibat fatal.
Terdapat empat hal yang bisa terjadi kepada pasien dengan penyakit dan obat yang sama. Pertama, tidak mendapatkan khasiat namun mengalami efek samping. Lalu mendapatkan khasiat tanpa efek samping, tidak mendapat khasiat maupun efek samping, juga mendapatkan khasiat obat namun tetap merasakan efek samping.
Risiko seseorang mengalami efek samping obat bervariasi yang dapat dilihat dari segi pasien dan jenis obat. Kondisi tubuh pasien seperti usia, genetik, jenis kelamin, dan riwayat penyakit dapat menimbulkan efek samping tertentu. Dari sisi obat juga dapat menimbulkan dampak, misalnya jangka waktu penggunaan obat yang panjang dan onteraksi obat dengan makanan tertentu.
Artikel terkait: Program Hamil dengan Utrogestan? Simak Manfaat, Dosis dan Efek Sampingnya!
2. Apa Saja Dampak Efek Samping Obat Terhadap Pasien?
Menurut dr. Jariri, ada tiga aspek dampak efek samping obat yang harus dicermati pasien dan keluarga, yaitu:
a. Keberhasilan Terapi
Perlu digarisbawahi bahwa efek samping obat dapat mengganggu keberhasilan terapi pengobatan yang sedang dijalankan. Misalnya pasien kanker yang membutuhkan treatment khusus, bila ada efek obat maka akan berpengaruh pada kesembuhannya di masa depan.
“Biasanya jika efek samping yang terjadi tergolong berat, dokter akan menganjurkan pasien agar tidak melanjutkan pengobatan atau mengganti terapi yang sedang dijalankan,” ujar dr. Jarir.
b. Ekonomi
Tak hanya fisik, terjadinya efek samping obat sudah tentu akan berdampak pada perekonomian pasien dan keluarga. Apalagi bagi pasien yang tengah menjalani terapi berdurasi panjang, karena dokter biasanya akan menyarankan pasien yang mengalami efek samping obat untuk dirawat inap sehingga menambah biaya pengobatan.
c Psikologis
Saat seseorang merasakan reaksi tertentu pada tubuhnya karena obat, efek akan terasa terhadap psikis pasien. Sebut saja pasien akan lebih mudah merasa lelah dan kehilangan nafsu makan. Kelelahan fisik ini turut berdampak pada psikis seseorang.
“Dampak psikologi ini pun berbahaya bagi proses pengobatan dan juga tidak baik untuk kondisi sosial dan keluarga,” imbuh dr. Jarir.
Artikel terkait: Waspada! Ini 7 Efek Samping Jika Memakai Hand Sanitizer Berlebihan
3. Pencegahan Efek Samping Obat
Parents, munculnya efek samping obat merupakan sesuatu yang dapat dicegah. Jadilah pasien cerdas dengan melakukan deretan langkah berikut:
- Baca dosis dan aturan pakai penggunaan obat sesuai dengan yang tertera di kemasan atau resep dokter
- Berikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan dosis obat pada bayi, pasien usia lanjut, serta pasien dengan penyakit hati atau ginjal
- Perhatikan dan catat riwayat alergi akibat penggunaan obat
- Beritahukan ke dokter apabila Anda sedang hamil, menyusui, alergi obat tertentu, memiliki penyakit diabetes, penyakit ginjal atau liver
- Komunikasikan dokter bilamana Anda sedang mengonsumsi obat herbal lainnya
- Hindari penggunaan berbagai jenis obat sekaligus
- Mintalah dokter mengevaluasi penggunaan obat dalam jangka panjang
- Minumlah obat sesuai waktu yang dinjurkan, dan cermati apakah obat dapat diminum bersamaan dengan makanan atau tidak
4. Laporkan Kejadian Tidak Diinginkan Terkait Obat dengan Aplikasi
Adalah SafeTrack, sebuah platform pelaporan online perihal Kejadian Tidak Diinginkan yang merupakan terobosan Bayer. Kejadian Tidak Diinginkan yaitu kejadian medis tidak diinginkan
pada pasien yang mendapatkan produk farmasi dan tidak perlu harus memiliki hubungan kausal dengan pengobatan tersebut.
dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Departemen Divisi Pharmaceuticals Bayer Indonesia menuturkan bahwa hadirnya SafeTrack merupakan komitmen Bayer dalam memprioritaskan keselamatan dan keamanan pasien saat menggunakan obat-obatan Bayer. Masyarakat dapat mengakses informasi aplikasi melalui laman resmi SafeTrack.
Artikel Terkait : Bolehkah ibu hamil minum obat? Ini penjelasan dokter
Dalam aplikasi ini, pasien dan keluarga dapat melaporkan detail mencakup hal berikut:
- Efek samping yang sudah ataupun yang belum diketahui
- Interaksi Obat
- Penyalahgunaan Obat
- Penggunaan “off label”
- Efek terapi yang tidak terduga
Parents, semoga informasi ini bermanfaat dan kita bisa lebih bijak mengonsumsi obat sesuai kebutuhan.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
****
Baca juga:
Kegunaan dan Manfaat Prolacta for Mother, Adakah Efek Sampingnya?