Belakangan ini mulai banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi menggunakan metode exclusive pumping (e-pumping). Umumnya, mereka yang memilih menggunakan metode ini karena memiliki kendala tertentu dalam menyusui bayinya secara langsung.
Sayangnya, metode e-pumping untuk memberikan ASI eksklusif sering dianggap kurang bermanfaat layaknya menyusui bayi secara langsung. Padahal, metode ini justru sangat membantu para ibu yang tetap ingin memberikan ASI, meski ia tidak bisa menyusui secara langsung.
Walau demikian, para ibu yang melakukan exclusive pumping mengatakan jika metode ini bukan berarti lebih mudah dilakukan daripada menyusui bayi secara langsung. Sebab, ada kalanya seorang ibu tetap memerlukan kiat khusus agar e-pumping yang ia lakukan berjalan dengan sukses.
Artikel terkait : Manajemen ASI perah dan jadwal pompa ASI untuk ibu bekerja, catat Bun!
Exclusive pumping, memberi ASI eksklusif tanpa menyusui bayi secara langsung
Berikut ini adalah kiat suskes memberikan ASI eksklusif pada bayi dengan metode exclusive pumping.
1. Tentukan tujuan exclusive pumping dengan pasti
Ada banyak alasan yang membuat seorang ibu harus memberikan ASI pada bayi menggunakan metode pumping. Misalnya, bayi tidak dapat menyusu secara langsung dengan baik, hingga ibu yang tidak bisa mentransferkan ASI-nya secara efektif, atau pasokan ASI yang rendah.
Sebenarnya tidak ada salahnya jika seorang ibu memutuskan untuk tidak memberikan ASI secara langsung. Namun, sebelum memilih metode ini, ada baiknya jika menetapkan alasan yang kuat terlebih dahulu mengapa Mama memilih e-pumping dan hingga kapan metode ini akan dilakukan.
Seperti, apakah memompa hanya sampai bayi prematur cukup besar untuk bisa menyusu langsung di payudara? Atau sampai pasokan ASI meningkat, serta berat badan bayi meningkat? Bisa juga mungkin dalam jangka panjang hingga usia bayi siap untuk disapih?
Menetapkan tujuan ini penting dan sangat membantu Bunda. Apalagi jika Bunda mulai disibukkan dengan pekerjaan yang dilakukan.
2. Mulailah memompa ASI dengan segera
Jika memutuskan memilih e-pumping sejak bayi lahir, semakin cepat Bunda memulai, maka semakin baik untuk dilakukan. Pasalnya, studi menunjukkan bahwa semakin banyak ASI yang dikeluarkan dalam 3 minggu pertama setelah kelahiran, maka semakin baik pasokan ASI dalam jangka panjang.
Pastikan juga untuk memiliki jadwal memopa ASI sesering mungkin, layaknya jadwal bayi menyusu langsung di payudara ibu. Untuk bayi yang baru lahir, ini berarti Bunda harus memompa setiap 2 jam sekali.
3. Pastikan produk pompa ASI yang akan digunakan cocok dengan Anda
Pilihlah pompa ASI yang memiliki kualitas baik, pompa manual maupun elektrik. Saat memilih pompa ASI, pastikan juga sesuaikan dengan budget yang dimiliki.
Pelajari cara mengoperasikan pompa ASI yang dimiliki, dan pelajari bagaimana tubuh bereaksi terhadapnya. Tak luput, Bunda juga harus bisa menyesuaikan tingkat isap pompa, karena ini akan berpengaruh pada cairan susu yang keluar.
Jangan kecil hati jika hanya mendapatkan sedikit susu saat pertama kali memompa atau beberapa kali setelahnya. Sebab, kunci mendapatkan pasokan ASI yang banyak yaitu Bunda harus rileks dan buang jauh pikiran negatif maupun kecewa.
Selain itu, untuk memperoleh ASI yang berlimpah, disarankan untuk lebih sering memijat payudara dan mengompresnya. Serta, dengarkan tangisan bayi, Bunda bisa merekamnya di handphone, karena tangisan bayi dapat membantu mengeluarkan ASI.
4. Harus sering memompa ASI
Nancy Mohrbacher, seorang ahli laktasi dan penulis, menyatakan jika setiap perempuan memiliki jumlah ASI-nya masing-masing dalam setiap hari sebagai persediaan. Jumlah tersebut bergantung pada usia bayi dan berapa banyak ASI yang dibutuhkan.
Meski demikian, apabila Bunda ingin mendapatkan pasokan ASI yang lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh bayi, maka Bunda disarankan untuk lebih sering memompa ASI. Maksimalkan dalam memompa ASI, bahkan jika perlu Bunda juga bisa bangun di malam hari hanya untuk memompa ASI sebagai persediaan.
Pengosongan payudara secara maksimal adalah salah satu kunci untuk menghasilkan susu yang lebih banyak. Bunda bisa memompa setiap 2,5 hingga 3 jam sekali dalam durasi sekitar 15 menit.
Artikel terkait : Cara Memompa ASI agar Berlimpah
5. Tidak ada kata menyerah saat menerapkan exclusive pumping
Bulatkan tekad Bunda untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi meski dengan metode e-pumping. Jangan pedulikan omongan orang yang menganggap jika ASI yang Bunda hasilkan tidak bisa mencukupi kebutuhan bayi, lalu mereka menyuruh untuk menambahkan susu formula.
Lakukan apa yang Bunda rasa itu terbaik untuk bayi, jangan biarkan siapa pun menghalangi Bunda untuk tetap bisa memompa ASI. Bunda harus tetap semangat dan tidak mudah menyerah serta terpengaruh orang lain.
6. Mengetahui cara saat mengalami kesulitan
Kekhawatiran akan suplai susu mungkin merupakan masalah paling umum yang dialami oleh ibu yang menggunakan metode e-pumping. Namun, masalah lain, seperti saluran susu yang tersumbat, mastitis, dan puting lecet pun dapat terjadi.
Untuk itu, Bunda perlu mengetahui cara untuk mengatasi beragam masalah tersebut. Tujuannya agar pasokan susu tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
7. Mendapat dukungan dari lingkungan sekitar
Carilah konsultan laktasi yang dapat memberikan bantuan dan dukungan untuk Bunda, khususnya saat sedang mengalami permasalahan dalam memompa ASI. Lalu, Bunda juga bisa bergabung dengan komunitas sesama ibu e-pumping agar bisa mendapat dukungan dan bertukar informasi dengan mereka.
***
Itulah 7 tips agar Bunda sukses memberikan ASI eksklusif untuk bayi dengan menggunakan metode exclusive pumping. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Bun.
Referensi : bellybelly.com.au
Baca juga :
AIMI: Ibu gagal menyusui adalah kegagalan ayah, keluarga, dan lingkungan