5 Fakta pembekuan sel telur untuk wanita di atas 40 tahun

Ingin tahu tentang pembekuan sel telur? Simak terus artikel berikut ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat ini banyak wanita yang mulai berpikir untuk melakukan pembekuan sel telur. Ada begitu banyak alasan yang mendasarinya. Salah satunya karena kekhawatiran tidak bisa memiliki anak di masa depan.

Data dari Centre of Assisted Reproduction, Singapore General Hospital menyebutkan 39% dari ketidaksuburan bersumber hanya pada kaum wanita saja. Data statistik ini tidaklah mengejutkan karena menurut statistik di Amerika Serikat, pada saat seorang wanita mencapai usia 44 tahun, maka peluangnya untuk memiliki anak biologis hanyalan 1-2%. Peluang ini mulai menurun di usia 33-34.

Bila seorang wanita membekukan sel telurnya di usia yang masih muda, mereka mungkin akan memiliki anak yang sehat dari sel telur ini di usianya kemudian, kata Dr. John Jain. Namun demikian proses ini masih masih dalam taraf eksperimental dan kebanyakan ditawarkan kepada wanita yang harus mengalami kemoterapi.

Untuk menjalani proses ini, seorang wanita harus menjalani penyuntikan setiap hari, selama 10 hari untuk menstimulasi produksi sel telur. Begitu proses injeksi ini selesai dia harus pergi ke dokter untuk melakukan cek kesehatan. Setelah semuanya selesai, sel telur akan dikeluarkan dalam tempo dua minggu dan disimpan di dalam es sampai siap untuk digunakan.

5 Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan pembekuan sel telur

Bila Anda berminat untuk melakukan prosedur ini ketahui terlebih dahulu beberapa fakta berikut ini:

1. Tidak ditujukan untuk wanita yang ingin menunda kehamilan

Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa kondisi wanita yang dianjurkan untuk melakukan pembekuan sel telur. Salah satunya, wanita yang memiliki penyakit atau kondisi yang dapat mempengaruhi kesuburannya.

Lebih lanjut, American Society for Reproductive Medicine (ASRM) tahun 2012 menyatakan bahwa prosedur pembekuan sel telur tidak dianjurkan untuk wanita subur yang sengaja menunda kehamilan.

Meskipun peminat mulai banyak tetapi prosedur ini masih bukan cara yang dianjurkan untuk wanita yang ingin menunda memiliki anak. Setidaknya tidak di Amerika Serikat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Demi mengawetkan kesuburan, Kourtney Kardashian ingin membekukan sel telurnya

2. Banyak wanita yang tidak menggunakan kembali sel telur beku

Wanita yang menjalani prosedur pembekuan sel telur masih sangat sedikit dan yang kembali menggunakannya di kemudian hari juga sangat rendah.

Dalam penelitian terbaru di klinik kesuburan Santa Monica, California, ada 232 wanita yang menjalani simpan beku sel telur sejak tahun 2007-2012. Namun tahun 2015, sebanyak 95% wanita tersebut belum menggunakan sel telurnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Tidak menjamin kehamilan

Penting untuk diingat bahwa pembekuan sel telur tidak dapat menjamin kehamilan hingga 100%. Hasil studi di Eropa terhadap sel telur beku dari donor di bawah usia 30 tahun, menunjukkan tingkat kehamilan 36 -61% ketika digunakan.

4. Sebaiknya dilakukan di usia muda

Beberapa ahli mengatakan kemungkinan hamil akan lebih besar bila sel telur dibebukan ketika wanita di usia muda. Tepatnya diantara usia 20-an hingga awal 30-an.

Sebuah studi menunjukkan, wanita yang melakukan simpan beku sel telur pada usia 38 tahun kemungkinan untuk hamil ketika menggunakannya hanya 10%.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Belum banyak bayi yang lahir dari proses pembekuan sel telur

Belum ada data persis berapa bayi yang berhasil dilahirkan dari prosedur simpan beku sel telur. Prosedur ini pertama kali digunakan tahun 1986. Menurut USC Fertility Center, sekitar 5.000 bayi telah lahir dari prosedur simpan beku sel telur dii seluruh dunia.

Baca juga

id.theasianparent.com/bayi-lahir-dari-sel-telur-yang-dibekukan-10-tahun