Edukasi kesehatan gigi, terutama mengenai gigi sensitif, memang perlu dilakukan. Pasalnya, kesehatan oral yang mencakup gigi dan mulut merupakan faktor penting untuk tumbuh kembang segala usia. Baik itu bagi anak-anak, orang dewasa, serta orang yang berusia 40 tahun ke atas atau lanjut usia.
Edukasi kesehatan gigi sensitif: Rentan terjadi pada segala usia dan cara mengatasinya
Gigi sensitif merupakan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada gigi sebagai respon terhadap rangsangan tertentu, misalnya makanan atau minuman yang terlalu panas atau pun dingin. Yang dirasakan bisa pada satu gigi tertentu atau pun pada beberapa gigi.
Masalah gigi sensitif juga ada yang bersifat sementara, dan ada juga yang berkelanjutan atau kronis. Penyebabnya bisa berbeda-beda, dan permasalahan gigi sensitif biasanya akan mudah diatasi, asal Anda selalu memelihara kesehatan mulut secara rutin.
Faktor risiko gigi sensitif
Rasa sakit dan tidak nyaman pada gigi akibat beberapa faktor tertentu bisa merupakan tanda bahwa Anda mengalami gigi sensitif. Di sisi lain, beberapa orang juga cenderung lebih mudah merasakan sakit gigi dan ngilu saat makan karena memiliki enamel atau lapisan luar gigi yang lebih tipis.
Pemicu atau faktor umum yang menyebabkan gigi sensitif, di antaranya:
- Makanan dan minuman panas dan dingin.
- Udara yang terlalu dingin.
- Sering makan dan minum sesuatu yang memiliki rasa terlalu manis atau pun terlalu asam.
- Kerap menggunakan obat kumur yang berbasis alkohol.
- Sering membersihkan gigi dengan benang gigi atau pun tusuk gigi.
- Menggosok gigi terlalu keras.
- Menggunakan sikat gigi yang keras.
- Sering menggertakkan gigi saat tidur.
Jika Parents mengalami atau merasakan gigi sensitif untuk pertama kali, maka tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter gigi. Dokter akan melihat beberapa masalah lain yang menyebabkan gigi Anda sensitif seperti gigi berlubang, tambalan yang copot, atau pun gusi yang baru tumbuh.
Yang rentan mengalami gigi sensitif
Ada banyak faktor yang menyebabkan sensitivitas pada gigi meningkat. Tidak hanya orang dewasa, ternyata anak-anak juga berpotensi mengalami gigi sensitif. Beberapa orang yang biasanya rentan mengalami gigi sensitif di antaranya:
Selama kehamilan, Bunda mengalami perubahan hormon yang memengaruhi banyak hal. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron saat hamil juga akan meningkatkan risiko gigi sensitif. Pasalnya, kedua hormon tersebut menyebabkan mual dan muntah sehingga Bunda pun rentan mengalami plak gigi sehingga membuat sensitivitas gigi meningkat.
Seperti yang dilansir dari the Dental Center of Indiana, banyak orang dewasa yang cenderung merasakan gigi sensitif seiring dengan usia yang berlanjut. Dan sebenarnya, hal tersebut merupakan hal normal dan bagian alami dari penuaan. Perawatan kesehatan gigi dan mulut yang baik pada lanjut usia, dapat mengurangi permasalahan gigi sensitif yang dirasakan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak-anak pun berpotensi mengalami gigi sensitif. Salah satu penyebab gigi sensitif pada anak adalah, ketika anak mulai kehilangan gigi susu dan gigi permanennya sedang proses bertumbuh. Namun, keadaan gigi sensitif akibat faktor tersebut biasanya tidak akan berlangsung lama. Sementara itu, anak yang tidak terbiasa menggosok gigi dengan benar juga dapat memengaruhi dan meningkatkan gigi sensitif pada anak.
Pemahaman mengenai kesehatan gigi dan mulut
Permasalahan gigi sensitif rentan di alami berbagai usia. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman menyeluruh mengenai cara perawatan gigi dan mulut yang baik agar masalah tersebut bisa diatasi dengan baik.
Di sisi lain, permasalahan mengenai kesehatan gigi secara keseluruhan juga masih terbilang tinggi di Indonesia. Fakta tersebut disampaikan oleh Sekjen Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Oscar Primadi. Berdasarkan hasil riset dasar tahun 2018 mengenai kondisi indeks karies gigi, kini masih ada 4 dari 5 penduduk di Indonesia yang memiliki masalah kesehatan pada gigi dan mulut.
“Bahkan di sisi lain, prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini juga masih sangat tinggi, yakni 93 persen. Artinya, hanya ada 7 persen anak-anak yang tidak memiliki masalah dengan giginya. Ini berarti bahwa kesehatan oral seperti gigi dan mulut perlu diperhatikan lagi,” ungkapnya ketika ditemui dalam opening ceremoni Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran Gigi (KPPIKG) 2019 beberapa waktu lalu, di Jakarta Convention Center.
Oleh karena itu, kesehatan gigi dan mulut juga harus dilakukan di setiap fase tumbuh kembang individu melalui siklus hidupnya. Dari mulai hal kecil seperti membiasakan anak untuk menggosok gigi dengan benar, hingga tetap menjaga perawatan gigi secara rutin terutama ketika lanjut usia.
Kesehatan gigi juga tidak luput dari peran dokter gigi. Dan menurut Oscar Primadi, peran dokter gigi dalam kesehatan oral pun bukan hanya sebagai penyembuh atau gate keeper. Namun, dokter gigi juga perlu membina dan memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi pada masyarakat, serta tetap menyerap ilmu pengetahuan baru mengenai kesehatan gigi.
Untuk memberikan edukasi mengenai ilmu pengetahuan terbaru mengenai kesehatan gigi, KPPIKG merupakan forum yang bisa dimanfaatkan. Hal ini karena, para dokter dan pakar gigi nasional maupun internasional bisa berkumpul untuk saling bertukar informasi. Sehingga kedepannya mereka dapat mengimplementasikan ilmu yang mereka peroleh dari acara ini ke praktik sehari-hari sehingga akan membantu memajukan kesehatan gigi dan mulut Indonesia.
Tak hanya itu, banyak juga kelas seminar yang membahas mengenai kesehatan gigi termasuk gigi sensitif. Beberapa kelas tersebut di antaranya Oral Fraily and Hypofunction of the Eldery oleh Prof Akira Hamura, Management of Oral Lesson in Daily Practice oleh Dr Supanee Thanakun, dan Visi Guru Besar Ilmu Kedokteran gigi anak oleh Prof Heriandi Sutadim.
Acara yang belangsung 10 – 13 Oktober lalu ini juga didukung oleh Sensitive Expert by Pepsodent, dengan misi untuk membantu mengedukasi masyarakat mengenai perawatan gigi sensitif sehingga bisa bebas dari gigi ngilu.
Tidak hanya sesi berbagi ilmu melalui kelas seminar, para dokter dan pakar gigi yang hadir juga bisa mengunjungi booth Sensitive Expert by Pepsodent untuk mengikuti beragam kegiatan seru. Kegiatan tersebut berupa, membuat kemasan khusus pasta gigi Sensitive Expert by Pepsodent dan menyaksikan produk demo.
Selain menerima edukasi mengenai kesehatan gigi, permasalahan gigi seperti gigi sensitif bisa diatasi dengan membiasakan diri membersihkan gigi secara rutin. Tak hanya itu, selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan teratur juga dapat menjadi solusi. Parents juga bisa menggunakan pasta gigi yang khusus dirancang untuk gigi sensitif seperti Sensitive Expert by Pepsodent sebagai produk perawatan.
Jika ingin menggunakan obat kumur, pastikan juga produk yang digunakan dibuat khusus untuk gigi sensitif dan hindari obat kumur yang memiliki kadar alkohol tinggi.
Saat gigi sensitif mengganggu kegiatan makan dan minum Anda secara berturut-turut, maka jangan ragu untuk langsung mengkonsultasikan masalah tersebut ke dokter gigi ya, Parents!
***
Baca juga:
Ingin memutihkan gigi secara instan? Waspadai 5 efek samping bleaching gigi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.