Sogi Indra Dhuaja, seorang komedian dan penyiar radio ternama sudah belasan tahun bergabung menjadi pegiat Ayah ASI Indonesia. Ia adalah satu dari delapan co-founder yang mendirikan komunitas tersebut. Memperingati pekan ASI sedunia yang jatuh pada 1-7 Agustus, Sogi berbagi kisah saat dirinya mendampingi sang istri, Iis Mattjik, menyusui kedua buah hatinya, Mindy dan Sam. Seperti apa bentuk dukungan suami untuk istri yang diberikan oleh Sogi?
Kami berkesempatan mendengar langsung ceritanya, memahami perspektif seorang ayah tentang pentingnya mendampingi istri yang sedang menyusui. Inilah wawancara theAsianparent Indonesia dengan Sogi Indra Dhuaja tentang pentingnya menjadi ayah ASI.
Cerita Sogi Indra Dhuaja Jadi Ayah ASI dan Pentingnya Dukungan Suami untuk Istri
Sumber: Instagram/@sisogi
Hai, Mas Sogi, apa kabar? Lagi sibuk apa sekarang?
Hai, terima kasih, ya, sudah ngajakin aku ngobrol untuk pekan ASI sedunia. Sekarang aku lagi sibuk siaran di Kiss 95, 1 FM dan ngurusin Podkesmas Asia Network, itu salah satu podcast network yang ada di Indonesia, di dalamnya ada podcast-nya Omesh, Surya, Darto, sama Nggok. Ada podcast-nya Augie Fantinus sama Udjo Project Pop dan ada podcast lainnya.
Tahun ini sudah 12 tahun, ya, Mas, usia Ayah ASI Indonesia? Bolehkah berbagi cerita awal mula Mas Sogi bergabung dengan Ayah ASI?
Sumber: Instagram/@sisogi
Iya ya, @id_ayahASI sudah jalan 12 tahun yang tadinya di Twitter sekarang lebih aktif di Instagram. Awal mulanya, kita, kan, berdelapan, nih, inisiatornya, ada Ernest Prakasa, Syarief Hidayatullah, Aditia Sudarto, Shafiq Pontoh, Rahmat Hidayat, Pandu Gunawan, dan Dipa Andika.
Awalnya mereka mau bikin buku tentang ASI tapi dari point of view ayah. Kenapa? Karena banyak sekali literatur seputar ASI ini yang perempuan banget, warnanya pink, gambarnya ibu-ibu gendong anak atau kalau enggak, ya, sangat medis. Sedangkan bapak-bapak itu butuh informasi yang lebih simplified seperti majalah laki-laki.
Layout-nya beda, desainnya beda, lebih banyak grafisnya daripada teksnya. Kebetulan mereka juga punya pengalaman seputar ASI yang harus dibagikan kepada ayah-ayah lainnya, pengalaman buruk yang semoga enggak diulangi oleh ayah lainnya dan pengalaman baik yang semoga bisa menginspirasi.
Nah, dalam proses pembuatan buku ini, saya sebetulnya orang terakhir yang diajakin karena saat itu anak saya dua dan dua-duanya sedang disusui. Akhirnya saya diminta untuk menulis tandem breastfeeding.
Ternyata saat buku ini ditawarkan ke publisher, publisher bilang buku parenting itu adalah salah satu buku yang tidak laris. Sekarang gini, deh, ada buku yang ngomongin soal ASI, ditulis oleh bapak-bapak dan bukan ahli, memangnya siapa kalian?
Akhirnya kita bergerak sendiri, kita sharing soal menyusui dari point of view bapak-bapak di Twitter. Responsnya justru baik sekali. Setelah itu kami kembali lagi ke publisher dan ada buku kami dicetak sampai belasan ribu.
Alhamdulillah, sampai sekarang ada aja testimoni, “Eh, gue udah baca buku lo, nih. Ngebantu banget pas awal punya anak. Makasih banget.” Seluruh keuntungan dari penjualan buku ini juga dipakai untuk membiayai program-program seputar Ayah ASI.
Bagaimana rasanya jadi salah satu pegiat Ayah ASI?
Sumber: Instagram/@sisogi
Rasanya senang banget karena ternyata dari yang awalnya cuma iseng, saya jadi punya keluarga baru, geng Ayah ASI, kemudian juga bisa berbagi pengalaman, dan senang karena bisa berkontribusi di dunia pengasuhan anak dan gizi anak ini. Ternyata peran ayah itu sangat besar sekali, benar-benar harus jadi tandeman seorang ibu untuk bisa memberikan asupan terbaik bagi putra-putrinya.
Artikel terkait: Sosok Inspiratif Ayang Cempaka, Ilustrator Ternama Sekaligus Ibu dari Dua Anak
Menurut Mas Sogi, seberapa penting peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif?
Sumber: Instagram/@sisogi
Penting banget. Menjadi seorang ibu yang menyusui itu tidak mudah, butuh banyak bantuan, butuh komunikasi yang bagus. Supaya ayah bisa secara maksimal menjadi pendamping yang luar biasa pada saat para istri ini menyusui putra-putrinya, kita punya moto, “Bikinnya berdua, ngurusnya juga berdua.”
Kesuksesan ASI eksklusif itu juga dipengaruhi peran dari ayah. Ini adalah momen awal di mana ayah bisa terlibat dalam pengasuhan anak. Waktu masih kecil, kita membantu istri memberikan ASI sebagai asupan satu-satunya selama 6 bulan.
Nah, pada saat sudah selesai, nih, urusan ASI selama 2 tahun, si ayah sudah terbiasa untuk memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk ikut dalam pengasuhan anak. Makanya penting sekali ke depannya untuk masa depan anak.
Bagaimana pandangan Mas Sogi terkait dukungan suami untuk istri pada masyrakat Indonesia ini, terutama dalam program ASI eksklusif?
Sumber: Instagram/@sisogi
Saya mau ngucapin salut luar biasa, hebat, juara untuk ayah-ayah yang sudah sukses bersama istrinya menempuh 6 bulan ASI eksklusif bersama-sama. Saya, sih, berharap ini bisa menjadi lifestyle di Indonesia di mana ayah sudah turut serta sejak awal, sejak sebelum kelahiran sudah mendampingi istri ke dokter, setelah itu memastikan akan mendukung istri memberikan ASI eksklusif bagi anak. Keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia juga menunjukkan kalau semakin banyak ayah yang terlibat dalam mengawal pemberian ASI eksklusif.
Masih ingatkah, Mas, pengalaman waktu mendampingi istri mengASIhi si kecil Mindy dan Sam? Boleh diceritakan?
Sumber: Instagram/@sisogi
Tentu masih ingat, waktu Sam dan Mindy harus diperjuangkan untuk dapat ASI. Terutama untuk Sam, karena waktu itu istri saya sempat mengalami ASI seret. Namanya juga anak pertama, belum tahu harus ngapain walaupun istri saya juga sudah mencari tahu segala hal tentang ASI.
Dia ikutan ‘mailing list ASI for baby’, dari situ dia kasih tahu saya kalau mau ASI eksklusif. Saya diajakin untuk jaga dia, mengawal dia, saya diajarin apa itu ASI eksklusif. Pada saat anak sudah lahir, ya ada stres juga dari kami berdua sehingga ASI seret. Si Sam ini masih menyusu sampai usia 22 bulan termasuk ketika Mindy lahir.
Akhirnya, pas Mindy lahir, ASI istri saya jadi lebih banyak. Yang tadinya Sam mau disapih, jadinya ikut nenen lagi makanya jadinya tandem breastfeeding. Kita melihatnya gara-gara Sam masih nenen, akhirnya produksi ASI jadi melimpah. Karena produksi ASI ini ternyata tergantung pada demand. Begitu demand tinggi, pabriknya juga akan produksi banyak.
Mindy akhirnya dapat ASI yang berlimpah dan Sam jadinya nenen sampai usia 3 tahun. Itu, sih, serunya. Selama mendampingi istri menyusui, saya mengikuti arahan istri saja. Jadi, saya sebenarnya hanya berperan sebagai suami siaga yang siap membantu apa saja kebutuhan istri.
Adakah momen paling tak terlupakan sewaktu mendampingi istri memberikan ASI eksklusif?
Sumber: Instagram/@sisogi
Jadi, istri saya nyetok ASI, kan. ASI perahnya ditaruh di freezer. Kita, tuh, sampai nyewa lemari pendingin yang cuma freezer doang. Nah, waktu itu lagi sering mati lampu. Jadi, kita sangat panik takut stok ASI jadi cair. Mati lampunya cukup lama, bisa dari jam 8 pagi baru nyala magrib.
Nah, momen-momen seperti itulah yang paling menegangkan karena ingin menyelamatkan ASI perah. Aku harus cari es, taruh ke cooler box. Kalau listriknya nyala baru kita pindahin lagi ke freezer. Tiba-tiba mati lampu lagi, aku harus nyari es lagi. Bolak-balik seperti itu. Itu, sih, yang enggak terlupakan.
Artikel terkait: Mendirikan Rumah Ramah Rubella, Grace Melia: “Terharu Bisa Mendekatkan Hubungan Orangtua dan Anak”
Saat menemani istri menyusui, apa tantangan terberat yang pernah dialami? Bagaimana cara mengatasinya?
Sumber: Instagram/@sisogi
Kalau boleh jujur, ya, sebetulnya konsep kami sewaktu menikah adalah kami sepakat untuk tidak tinggal dengan salah satu dari orang tua kami. Kenapa? Karena kami ingin menghindari konflik-konflik klasik yang terjadi karena karena perbedaan generasi, salah satunya seputar ASI.
Masih banyak mitos-mitos di angkatan lama soal pemberian asupan terhadap bayi. Karena kami ingin menjaga ini ASI eksklusif 6 bulan, enggak boleh dapat asupan apa-apa bahkan air putih pun enggak. Itu suatu hal yang harus kita jaga, kan.
Nah, supaya aman, kita dari awal sepakat untuk tinggal sendiri. Tantangan berikutnya, kebetulan kita cukup beruntung karena punya pengasuh. Kita melatih dia dengan konsep ASI eksklusif ini, kita kasih tahu nanti saat istri saya sudah masuk kerja, pemberian ASI itu bagaimana, mencairkan ASI perah beku itu bagaimana, berapa jumlahnya.
Pelatihan seperti itu, sih, yang cukup menantang. Kita juga memberitahu seluruh anggota keluarga tentang konsep ASI eksklusif inilah yang sedang kami jalankan. Jadi pada saat mereka datang berkunjung atau saat kami yang berkunjung ke sana atau saat lebaran, mereka paham bahwa anak kami hanya mengonsumsi ASI.
Kami harus bikin kompak pengasuh dan anggota keluarga lainnya untuk paham dengan konsep ASI eksklusif. Bukan cuma itu saja, tapi kami juga ingin mereka paham apa tujuannya. Itu, sih, yang cukup menantang.
Menurut Mas Sogi, apa saja dukungan suami untuk istri terkait mengASIhi?
Sumber: Instagram/@sisogi
Sebenernya simpel, sih, cukup bikin istri bahagia. Nah, yang bikin panjang daftarnya adalah gimana cara bikin istri bahagia? Setiap pasangan punya tipe hubungan yang berbeda-beda, punya gaya komunikasi yang berbeda-beda. Jadi, setiap suami harus tahu bagaimana cara membahagiakan istrinya.
Ada yang namanya hormon oksitosin, hormon kebahagiaan. Hormon ini akan muncul kalau istri bahagia. Jadi, ASI bisa berlimpah kalau istri senang. Makanya ini seperti buah simalakama, begitu istrinya stres atau enggak bahagia, hormon oksitosin rendah dan hormon stres malah naik, itu bikin ASI seret. Nah, kalau ASI seret bikin stres. Itu yang ingin dihindari.
Pasti banyak ayah-ayah di luar sana yang tahu bagaimana cara membahagiakan seorang istri yang sedang menyusui supaya ASI lancar. Mungkin kalau yang uangnya banyak bisa dibeliin tas mahal, tapi kalau saya, sih, enggak hehehe.
Kalau mau lebih mantap lagi, ayah-ayah bisa cari tahu lagi tentang kelebihan ASI, bagaimana kebutuhan gizi anak, mengetahui kapan waktunya bermain dan tipe permainannya seperti apa, gimana cara ngajak ngobrol anak, mulai baca-baca buku parenting. Itu next level-nya, kalau bisa seperti itu luar biasa.
Pernah burn out saat mendampingi istri mengASIhi?
Sumber: Instagram/@sisogi
Untuk urusan burn out pernah banget. Istri pernah burn out, saya juga pernah burn out. Karena, ya, kebayang, kan, gimana menghadapi bayi yang nangis. Bayi, kan, belum bisa diajak ngomong, kita jadi enggak tahu ini dia nangis karena memang manja aja, atau karena enggak nyaman, karena lapar, terus pas disusui malah dilepeh lagi.
Tapi, ya itu jadi pelajaran bertahap bagi kami karena jadi orang tua, kan, enggak ada sekolahnya ya, jadi kita belajar step by step, sambil googling juga, sambil nanya temen, nanya dokter. Tapi yang bikin kita bertahan karena kita menghadapinya bersama dan kita berusaha untuk mengerti keadaan. Kita tahu kita burn out tapi jangan sampai meruntuhkan benteng pertahanan kita bersama.
Gimana rasanya menjadi pasangan yang aktif membantu istri mengurus anak dari lahir?
Sumber: Instagram/@sisogi
Ini, tuh, tipe capek yang bikin bahagia, ya. Jadi mungkin sama kayak orang yang lari maraton, ditanya sama temannya, “Ngapain sih lo lari 42 kilometer? Capek tahu.” Tapi buat yang melakukannya bahagia. Aku bahagia karena bisa terlibat dalam pengasuhan anak.
Mungkin ada capek, pegel, lelah, atau bahkan pengin menyerah, tapi keesokan harinya saat kita lihat anak bahagia, anak kita tumbuh, anak kita punya kemampuan baru, itu bener-bener terobati.
Bagaikan lari maraton dan sampai di garis finish terus kita dapat medali. Mungkin itulah sebabnya kita mau berpayah-payah karena tahu reward yang akan kita dapatkan nanti jauh lebih membahagiakan.
Artikel terkait: Kisah Inspiratif Valencia Mieke Randa, Berbagi Kebaikan hingga Dikaruniai Anak Spesial
Menurut Mas Sogi, kenapa dukungan suami untuk istri sangat diperlukan, terutama dalam hal menyusui? Apa pesan buat para calon ayah di luar sana yang sebentar lagi akan menjalani peran sebagai Ayah ASI?
Sumber: Dok. pribadi
Suami-suami perlu terjun jadi ayah ASI yang mendampingi istri menyusui karena keberhasilan ASI eksklusif itu juga ditentukan dengan keterlibatan ayah. Beneran itu hasil penelitian. Kalau ayah terlibat, semakin besar juga kemungkinan ASI eksklusif sukses.
Kenapa harus ASI eksklusif? Karena ini makanan yang enggak ada bandingannya yang kandungannya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Berbeda dengan susu formula yang ya sudah gitu saja, padahal kebutuhan bayi, kan, selalu berubah.
Satu hal yang selalu aku sampaikan kenapa harus ASI eksklusif selama 6 bulan, dan ASI-nya dilanjutkan bersama MPASI (makanan pendamping ASI) sampai usia 2 tahun itu karena pembentukan otak manusia 80 persen itu terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan. Jadi, dari dalam kandungan sampai usia 2 tahun, 80 persen otak anak dibentuk. Setelah 2 tahun sampai umur 40 tahun seperti saya mungkin sekarang itu tinggal 20 persen sisanya.
Jadi bayangkan ketika asupan yang anak-anak kita dapatkan di 1.000 hari pertama kehidupan bukan asupan terbaik. Mungkin karena ayahnya tidak hadir, tidak berperan banyak sampai usianya 2 tahun, bagaimana dengan perkembangan otak anaknya?
Padahal, kalau ternyata perkembangan otaknya cuma sampai 70 persen sementara sisanya cuma bisa 20 persen, kan, jadi enggak maksimal. Itu yang selalu aku ingat. Makanya periode ASI eksklusif ini penting banget.
Ayah itu berperan besar dalam kesuksesan ASI eksklusif, jadi jangan sampai justru tidak memberikan usaha yang maksimal. Mudah-mudahan ini juga bisa masuk ke dalam pendidikan gizi di mana sebenarnya bukan hanya diketahui oleh ayah saja tapi juga seluruh lapisan masyarakat.
***
Parents, itulah obrolan kami dengan Sogi Indra Dhuaja tentang pentingnya dukungan suami untuk istri dalam hal pemberian ASI eksklusif. Semoga kita jadi makin sadar tentang pentingnya ASI eksklusif. Buat para ayah, yuk, ikut terlibat dalam pengasuhan anak, dimulai dari mendampingi istri mengASIhi.
Baca juga:
Sibuk Urus Dua Anak, Rahne Putri: "Jangan Lupakan Mimpimu Sendiri Sebagai Individu"
Parenting Inspiratif ala Vendryana, "Komunikasi dan Kerja Sama Penting dalam Keluarga"
Lakukan pijat I Love You pada anak, Vendryana rasakan manfaat luar biasa!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.