Bagi pecinta drama Korea (drakor), siapa sih yang tidak kenal Park Hyung Sik. Penyanyi sekaligus aktor dari Korea Selatan memulai debutnya sebagai personel boy grup ZE:A pada Januari 2010. Akhir tahun lalu, cowok ganteng yang konon katanya memiliki tinggi 183 cm, membintangi serial “Happiness”.
Drama Korea Happiness Dibintangi Han Hyo Joo dan Park Hyung Sik
Drama Happiness dibintangi Park Hyung Sik dan Han Hyo Joo.
Di sini, Hyung Sik berperan sebagai Jung Yi Hyun, seorang detektif dari Kepolisian Seoul yang cerdas dan jujur. Lawan main pada serial yang berjumlah 12 episode ini adalah Han Hyo Joo.
Artis cantik yang memiliki postur tuhuh tinggi semampai 172 cm, yang telah memenangkan penghargaan Aktris Terbaik di Penghargaan Film Blue Dragon ke-34 melalui film “The Cold Eyes” (2013).
Pada serial “Happiness”, Hyo Joo berlakon sebagai Yoon Sae Boo. Dia adalah seorang kopral dari SOU, divisi kepolisian khusus untuk terorisme. Karakternya yang tegas dan pemberani menjadi daya tarik tersendiri dari jalan cerita serial ini.
Tak ketinggalan, tokoh sentral lainnya dari drakor ini adalah sosok Han Tae Seok yang diperani oleh Jo Woo Jin, seorang letnan kolonel dari Markas Pusat Penanggulangan Bencana (CDCH). Letkol Han adalah tokoh kunci yang meneliti dan mencari solusi untuk menghentikan penyebaran virus baru yang menular pasca COVID-19 di Korea Selatan dan bahkan ke seluruh penjuru dunia.
Drama Happiness Berkisah tentang Virus yang Mengubah Orang menjadi Zombie
Drama Happiness bercerita tentang virus yang membuat orang jadi Zombie.
Virus ini agak mirip seperti virus rabies, penderitanya sering merasa kehausan air dan darah pula. Penyebarannya melalui gigitan ataupun cakaran dari penderita kepada orang lain. Selain itu, orang yang terinfeksi virus ini akan berubah menjadi zombie saat fase kambuh ketika melihat air ataupun darah manusia dan merasa kehausan.
Apesnya bagi Sae Bom, virus ini merebak ketika dia baru saja pindah ke rumah baru di apartemen Seyang bersama Yi Hyun, teman SMA-nya dulu yang berpura-pura akan segera menikah sebagai syarat mendapatkan hak kepemilikan rumah itu.
Serial “Happiness” ini berbicara soal seni bertahan hidup di tengah lockdown di kawasan apartamen Seyang yang ditetapkan pemerintah sebagai epicentrum virus baru.
Tidak hanya dari wabah zombie yang ada di luar dan bisa saja menyelinap masuk ke kawasan Apartemen Seyang, tapi juga dari orang-orang serakah yang ada di dalam apartemen ini. Masing-masing penghuni apartemen memiliki kepribadian dan cara bertahan hidup yang berbeda.
4 Pelajaran yang bisa Dipetik dari Drama Korea Happiness
Dari sekelumit sinopsis drakor ini, kita dapat memetik 4 hal baik yang dapat kita ambil pelajarannya, antara lain:
1. Drama Happiness Mengajak Kita untuk Bijak Mengonsumsi Obat
Dari hasil penyelidikan Letkol Han Tae Sok, diketahui bahwa penyebab utama merebaknya penyakit “manusia gila” yang menyerupai zombie ini berasal dari obat “Next”.
Obat illegal yang tidak mendapatkan izin edar karena efek samping yang membahayakan. Meski pada awalnya, dampak “Next” ini menjadikam tubuh lebih segar dan bersemangat, hingga membuat orang-orang yang mempergunakannya menjadi adiksi bahkan bersikap aneh dengan rasa dahaga yang berlebihan.
Demikian pula, yang seharusnya terjadi adalah setiap masyarakat agar bijak dan cermat menggunakan obat. Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan mencanangkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat). Gerakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menyimpan dan menggunakan obat dengan benar.
Obat yang beredar di pasaran saat ini bisa dengan mudah didapat masyarakat dan beberapa diperjualbelikan secara bebas tanpa resep dokter. Untuk penyakit ringan, seperti sakit kepala dan batuk pilek, tidak jarang masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat bebas yang beredar di pasar. Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi.
Swamedikasi tidak boleh dilakukan dengan menggunakan obat keras, karena obat tersebut hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Antibiotik termasuk obat keras yang pembelian dan pemakaiannya harus menggunakan resep dokter. Jadi dalam praktik swamedikasi tidak boleh menggunakan antibiotik.
Swamedikasi boleh dilakukan dengan menggunakan obat yang diperoleh/dibeli tanpa resep dokter baik di apotek maupun toko obat berizin, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Sebelum menggunakan obat bebas, kita harus membaca dengan cermat informasi pada kemasan obat. Misalnya kandungan obat (komposisi), khasiat (indikasi), dosis, aturan pakai, efek samping, kontraindikasi, cara penyimpanan, kedaluwarsa, nomor registrasi obat. (Sumber: farmalkes.kemkes.go.id).
2. Berhati-hatilah terhadap hewan-hewan yang sakit, waspadai penyakit zoonosis!
Berawal dari efek samping obat illegal “Next” yang menyebabkan rasa dahaga berlebihan dan perilaku agresif konsumennya untuk mencakar, menggigit, hingga menghisap darah dari yang lainnya, hal ini ditengarai mirip virus rabies.
Sebagaimana diinformasikan melalui Situasi Rabies di Indonesia (Infodatin Kemenkes, 2017) bahwa virus rabies ditransmisikan melalui air liur hewan terinfeksi rabies dan umumnya masuk ke tubuh melalui infilltrasi air liur yang mengandung virus dari hewan rabies ke dalam luka (misalnya goresan), atau dengan paparan langsung permukaan mukosa air liur dari hewan yang terinfeksi (misalnya gigitan).
Virus rabies tidak bisa menyusup/melewati kulit dalam kondisi utuh (tanpa luka). Begitu sampai ke otak, virus rabies dapat bereplikasi lebih lanjut, sehingga menghasilkan tanda klinis pada pasien.
Penyakit rabies itu sendiri merupakan zoonosis yang berarti penyakit yang bersumber binatang dan dapat menular pada manusia. Rabies dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. Rabies merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Begitu banyak penyakit zoonosis hingga menyebabkan epidemi, sebut saja flu burung di tahun 2008-2009, MERS CoV pada tahun 2016, dan kini COVID-19 yang berindikasi penularannya melalui kelelawar kepada manusia. Sebesar 75% penyakit-penyakit infeksius pada manusia dalam 20 tahun terakhir ini disebabkan oleh agen patogen pada hewan yang menginfeksi manusia, sehingga dikategorikan sebagai zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Cerita penyakit manusia gila di dalam drakor ini pun berakhir bahagia dengan ditemukannya antibodi yang tinggi pada penderita/penyintas yang memiliki tingkat kesembuhan yang cepat. Antibodi di dalam plasma konvalesen yang kemudian dikembangkan menjadi obat dan vaksin untuk pencegahan dan pengendalian penyakit ini.
3. Dalam kondisi darurat/bencana/krisis kesehatan, patuhilah anjuran dan instruksi dari pihak yang berwenang/pemerintah
Masih teringat di dalam memori kita bersama, bagaimana WHO mendeklarasikan pandemi COVID-19 di bulan Maret 2020 dan pemerintah Indonesia pun bergegas melakukan pencegahan dan pengendaliannya melalui penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau orang-orang biasa menyebutkannya lockdown.
Di drakor ini pun, berkisah bagaimana penyakit manusia gila yang belum ditemukan obat maupun vaksin untuk pencegahan dan pengendaliannya melalui karantina wilayah pada epicenter penyakit, termasuk di kawasan apartemen Seyang tempat tinggal Sae Bom dan Yi Hyun.
Kepanikan terjadi pada para penghuninya, meski pemerintah menyatakan akan memberikan pasokan makanan-minuman, namun para warga di wilayah apartemen Seyang menyerbu supermarket di apartemen dan menimbun makanan-minuman.
Kembali kepada persoalan saat PSBB dilakukan, belum ditemukan vaksin COVID-19. Pesan penanggulangan COVID-19 dengan 5M terus dilakukan dan kini dengan adanya vaksin COVID-19, maka vaksinasi menjadi hal mutlak yang perlu dilakukan agar Indonesia segera menyudahi pandemi.
Namun, perkara vaksinasi COVID-19 yg gratis dan ditanggung negara, tidak semua orang mau melakukannya. Menurut Prof. Wiku, juru bicara Satgas Nasional COVID-19, ada 20 juta orang Indonesia yang belum melengkapi vaksinasi primer 2 dosis secara lengkap dan harus diulang kembali.
Kejadian drop-out vaksinasi COVID-19 menurut Dr. Dicky Budiman, epidemiolod dari Universitas Griffith Australia, dapat disebabkan karena banyak warga yang minim literasi dan terpengaruhi hoaks. Ketakutan efek samping yang dirasakan pada vaksinasi pertama maupun merasa dirinya sehat-sehat saja, juga bisa sebagai sebab vaksinasi yang tidak lengkap.
Mematuhi anjuran dan instruksi pemerintah adalah kewajiban warga negara yang tercantum pada UU Wabah 1984. Di dalam UU tersebut juga menegaskan pemberian sanksi pidana bagi pihak yang menolak ataupun menghalang-halangi penanggulangan wabah.
4. Drama Happiness membuat Kita Belajar untuk Selalu Waspada
Ketika lockdown diberlakukan di kawasan apartemen Seyang, listrik dan jaringan internet seluruh apartemen dimatikan oleh pemerintah. Mereka diminta untuk menampung air sebanyak mungkin dan mempersiapkan makanan-makanan darurat.
Namun, ternyata ada seorang anak diplomat yang tinggal di penthouse lantai 15 yang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala bencana sebagai tanda-tanda akhir zaman. Logistik yang melimpah ruwah seperti masker, baju hazmat, makanan tentara yang tahan lama untuk di medan peperangan, berliter-liter air mineral, obat-obatan, vitamin, dll tersedia lengkap di griya tawangnya.
Demikian pula, seharusnya warga negara di wilayah +62 yang rawan bencana alam karena berada di lingkungan ring of fire. Belum lagi, ancaman penyakit menular bersumber binatang di negara beriklim tropis ini.
Tidak ada salahnya untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular dengan senantiasa melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, serta melengkapi dan booster vaksinasi/imunisasi yang tersedia seperti flu, dengue, dll. Demikian pula, menghadapi bencana apapun jenisnya yangndatang tidak terduga.
Mempersiapkan diri dengan Tas Siaga Bencana
Dikutip dari situs indonesiabaik.id, salah satu caranya dengan mempersiapkan diri dengan tas siaga bencana atau Emergency Preparedness Kit, yaitu tas berisi kumpulan barang-barang kebutuhan dasar rumah tangga yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana dan diperlukan dalam keadaan darurat.
Tas siaga bencana diperlukan setelah terjadi keadaan darurat, bersiaplah untuk kondisi terburuk untuk bertahan setidaknya dalam kurun waktu selama 72 jam (3 hari pertama) yang diperlukan dalam keadaan darurat. Untuk mempersiapkan tas siaga bencana, Anda tinggal menyimpan semua barang yang diperlukan ke dalam kantong plastik kedap air dan memasukkannya ke dalam tas ransel.
Kebutuhan dasar minimum yang direkomendasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI untuk dimasukkan ke dalam tas siaga bencana yang pertama adalah dokumen-dokumen penting seperti foto copy kartu keluarga, tanda pengenal (KTP, SIM, paspor), polis asuransi, buku tabungan, dan surat/sertifikat berharga dengan ijazah dimasukkan ke dalam plastik kedap air.
Berikutnya berisi perbekalan antara lain air minum kemasan, makanan siap saji, pakaian ganti (baju lengan panjang, celana panjang, pakaian dalam), senter dan baterai cadangan, dan kotak P3K. Kemudian ada perlengkapan lain seperti uang tunai, kertas dan pensil, foto anggota keluarga, tas ransel, peluit untuk memberi sinyal bantuan, jas hujan plastik, pisau lipat serba guna, tali nilon, peta, serta telepon seluler dengan pengisi daya (charger) plus baterai cadangan/power bank.
Jadi, itulah 4 pesan moral yang tersirat dan tersurat dari 12 episode drakor “Happiness”. Selamat menyaksikan keseruan-keseruan dari setiap adegan serial ini ya.
Baca juga:
4 Alasan Para Bunda Menyukai Drakor Romcom dengan "Happy Ending"
Bukan Drama Biasa! Ini 5 Alasanku Getol Menonton Drakor Bertema Kedokteran
4 Alasan Drakor Forecasting Love and Weather Layak Ditonton
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.