Butuh mood booster selama di rumah saja? Gaya berpakaian dopamine dressing yang akan jadi tren fashion 2022 ini dipercaya para ahli bisa jadi mood booster. Ketahui apa dan bagaimana caranya di artikel ini!
Di masa pandemi, kita kehilangan banyak kendali atas aktivitas sehari-hari. Bahkan banyak hal yang membuat kita bahagia, menjadi tidak dapat diakses. Namun, untungnya, kita masih memiliki kendali penuh atas cara berpakaian kita. Hubungan antara pakaian kita dan keadaan pikiran kini mendapat perhatian baru karena prediksi tren fashion 2022, dopamine dressing.
Dopamine dressing sendiri adalah cara berpakaian yang dipercaya dapat meningkatkan kadar dopamin pada otak manusia. Dopamin sendiri adalah sejenis neurotransmiter yang sering disebut sebagai hormon pengendali emosi. Dalam jumlah yang tepat, hormon ini berfungsi meningkatkan suasana hati sehingga orang merasa lebih bahagia.
Artikel terkait: 7 Fakta Hormon Dopamin, Dijuluki Sebagai Senyawa Kebahagiaan
Unsur Fashion dalam Dopamine Dressing
Kita sudah lama mengetahui jika warna secara langsung maupun tidak memiliki pengaruh pada aspek psikologis manusia. Hal tersebut juga akan menjadi bagian dari tren ini. Namun, bukan hanya sekedar tentang aspek warna, melainkan juga melibatkan aspek pola, tekstur, bahkan desain dari suatu busana.
“Apa yang kita kenakan sangat memengaruhi perasaan kita sehingga dapat mengubah dan menentukan pikiran serta penilaian kita,” kata psikolog Karen Pine dalam bukunya berjudul Mind What You Wear: The Psychology of Fashion.
Kaitan Warna dan Suasana hati
Bagi banyak orang, warna yang mengelilingi diri mereka dapat berdampak besar pada jiwa. Bahkan secara historis, warna telah digunakan untuk menyembuhkan. Peradaban kuno menggunakan chromotherapy, atau colorology, yang masih digunakan sebagai pengobatan holistik atau alternatif hingga saat ini.
Psikolog dan master reiki, Ellen Albertson, PhD, RDN, penulis Rock Your Midlife, menunjukkan bahwa dalam konteks reiki, setiap warna memiliki getaran energi yang berbeda dan dikaitkan dengan pusat energi tertentu dalam tubuh, atau chakra. Misalnya, merah dikaitkan dengan perasaan membumi dan aman, oranye dengan emosi dan kreativitas, dan nila dengan intuisi, demikian katanya.
Di luar reiki, hubungan psikologis dengan warna bersifat subjektif, tidak selalu berdampak sama antara satu orang dengan yang lain. Namun, ada juga beberapa pendapat yang berlaku umum, atau berlaku di banyak orang.
Misalnya saja, “Hijau cenderung menenangkan sehingga mengenakan warna hijau dapat membuat Anda merasa lebih santai dan tidak terlalu cemas,” kata Ellen Albertson.
“Biru cenderung damai sehingga memakainya mungkin membantu Anda merasa kurang stres. Sebaliknya, merah merangsang. Kuning dapat meningkatkan energi,” lanjutnya.
Meskipun mungkin benar secara umum, penting juga untuk mempertimbangkan konteks budaya dalam hal warna dan pakaian. Apa “arti” merah dalam satu budaya bisa sangat berbeda di budaya lain.
Tidak hanya masalah budaya, konteks personal antara warna dan ingatan tertentu atau orang-orang dalam kehidupan mereka juga bisa memengaruhi pendapat Anda.
Misalnya, warna biru bagi kebanyakan orang bersifat damai, tapi bagi orang yang pernah tenggelam di kolam renang berwarna biru, warna tersebut bisa jadi traumatis dan memicu kepanikan.
“Ini bukan tentang warna itu sendiri, melainkan apa yang Anda kaitkan dengan warna itu,” kata psikolog Elizabeth Lombardo, PhD.
Sadari Preferensi Pribadi Anda
Jadi, walaupun beberapa peramal gaya tetap fokus pada warna-warna cerah sebagai dasar dari tren berpakaian dopamin, tapi sebenarnya dopamine dressing ini benar-benar tentang preferensi pribadi. Pakaian yang “menggembirakan” untuk satu orang, kata Lombardo, bisa berbeda untuk orang lain.
“Untuk memulai dengan berpakaian dopamin, Anda harus menjadi lebih sadar akan suasana hati dan gaya berpakaian Anda,” kata Lombardo.
Lebih baik mengetahui dan memakai pakaian yang membuat Anda merasa paling nyaman daripada pakaian yang secara teori memiliki efek “menggembirakan” tetapi tidak seperti diri Anda sendiri.
Apakah Dopamine Dressing Berlaku Saat Virtual Meeting?
Profesor psikologi Jennifer Pfeuffer, PsyD, mencatat bahwa frekuensi Zoom dan pertemuan virtual dalam kehidupan kita sehari-hari telah mengubah cara kita melihat diri kita sendiri. Kita sekarang lebih cenderung membandingkan dan mengkritik diri sendiri saat dapat melihat diri kita di layar, dibandingkan saat bersosialisasi secara langsung.
Jadi, walaupun kita jarang melakukan pertemuan sosial secara langsung, tren dopamine dressing ini tetaplah dapat diterapkan.
Memikirkan pakaian yang kita kenakan di rumah selama panggilan virtual tetap dapat meningkatkan mood Anda. Bahkan, Anda bisa lebih fokus memilih pakaian yang bagus menurut Anda dan terasa nyaman dipakai, daripada berfokus pada bagaimana pendapat rekan kerja atau teman Anda mungkin melihatnya. Hal ini adalah hal yang sangat positif, bukan?
Jika bagi Anda visual dari busana yang digunakan bukanlah hal yang akan membuat dopamin mengalir, bisa jadi, model dan tekstur kain yang nyamanlah yang akan memberikan efek kebahagiaan bagi Anda.
Mengingat kamera difokuskan pada tubuh bagian atas dan wajah Anda, maka tubuh bagian bawah adalah area yang bisa Anda maksimalkan untuk menggunakan gaya dan tekstur yang membuat Anda bahagia. Bukan berarti tetap mengenakan piyama Anda sepanjang hari setiap hari baik untuk kesehatan mental Anda, ya Parents. Tetapi mengenakan bawahan favorit dan kaus kaki yang nyaman mungkin merupakan jalan tengah yang sempurna.
Artikel terkait: Tips Self Care ala Maya Septha: “Ciptakan Syukur dan Bahagiamu Sendiri”
Meninggalkan Zona Nyaman
Hal-hal baru dapat meningkatkan suasana hati, menurunkan stres dan membantu Anda melihat sesuatu dengan cara yang berbeda.
Penelitian menunjukkan bahwa mencoba hal-hal baru dapat bermanfaat bagi kesehatan mental. Namun, mengenakan pakaian yang lebih nyentrik, walaupun Anda suka, membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi. Masa pandemi ini melindungi Anda saat bereksperimen, karena jika tidak nyaman, Anda bisa berganti busana dengan segera.
“Platform Zoom dapat menawarkan kesempatan bagi kita untuk mengeksplorasi dan menguji warna-warna cerah, gaya unik, dan tekstur nyaman yang memperkuat kebahagiaan dan cinta diri kita,” kata Pfeuffer.
Pendapat diri kita adalah yang paling penting dalam dopamine dressing, bukan bagaimana pendapat orang lain. Mengenakan warna yang membuat Anda merasa bahagia atau tenang, mencari gaya baru yang selalu ingin Anda coba, dan menghindari pakaian yang tidak seperti “diri sendiri” adalah cara untuk menggabungkan tren ini.
Referensi Gaya Dopamine Dressing dari Majalah Fashion Vogue
Berikut ini adalah beberapa gaya yang mungkin akan menarik untuk dieksplorasi, melansir pilihan editor Majalah Fashion Vogue:
1. Atasan yang menjadi bahan pembicaraan
Pilihan atasan pun dapat menjadi alternatif dopamine dressing. Pilih yang menarik perhatian dan bisa jadi bahan pembicaraan ya, Parents!
2. Eye-catching outerwear
Busana yang dengan warna cerah dipercaya dapat meningkatkan mood penggunanya.
3. Bold knitwear
Bahan rajut pada pakaian Anda dapat memberikan rasa hangat yang nyaman, terutama pada musim-musim yang bersuhu dingin.
4. Aksesoris tangan yang juicy
Aksesoris tangan yang unik dan menarik, bisa menjadi alternatif untuk mewarnai penampilan Anda.
5. Setelan mencolok
Setelan dengan warna yang mencolok atau paduan dengan color blocking bisa menjadi pilihan, saat Anda ingin tampil berbeda dari biasanya.
6. Desain alas kaki yang “tajam dan spicy”
Sepatu yang nyaman dengan kejutan desain dan warna, dapat menjadi mood booster yang mencerahkan hari-hari Anda.
7. Bright blazers
Blazer berwarna cerah dapat Anda pilih untuk kesan playful dan ceria.
Demikian ulasan dan juga inspirasi fashion dari tren dopamine dressing. Siapkah Anda mencobanya?
***
Dopamine Dressing: How to Dress for Your Happiness in 2022
www.verywellmind.com/dopamine-dressing-how-to-dress-for-your-happiness-in-2022-5217231
Baca juga:
9 Ide Fashion Modis ala Anissa Aziza, Feminin dan Kece Abis!
8 Ide Outfit Bernuansa Hitam Putih ala Alika Islamadina, Modis dan Chic!
9 Outfit Kasual Ricky Harun yang Bisa Ditiru, Ayah Mau Coba?