Sebagian orangtua, Anda pasti pernah merasa bingung memilihkan konten tontonan yang bermanfaat bagi anak. Jangan bingung lagi, Parents. Saat ini sudah ada tontonan berbasis bahasa Indonesia khusus anak yang asik dan seru. Namanya Domikado. Seperti apa kemasannya, kapan dan di mana bisa dinikmati? Ini dia penjelasannya.
Berawal dari Kegelisahan
Duo kreator Domikado Ryan Adriandhy (kiri) dan Anggia Kharisma (kanan).
Berawal dari kegelisahan akan kurangnya sajian tontonan anak yang bermanfaat, Anggia Kharisma dan Ryan Adriandhy kemudian menciptakan Domikado. Domikado yang dimaksud bukan permainan tradisional yang ‘tenar’ di era 90-an, melainkan program edutainment untuk anak-anak Indonesia.
Anggia Kharisma selaku kreator Domikado yang juga Chief Content Officer Visinema Studios mengatakan, di masa pandemik ada banyak momen bahagia anak yang hilang di mana mereka harus terus berada di rumah. Ditambah lagi anak jadi tidak bisa mendapatkan akses pendidikan dasar utamanya. Dari situlah tercetus ide membuat Domikado ini, kata Anggia.
“Apa ya namanya? Namanya tuh yang harus langsung mudah diingat,” terang Anggia saat press conference Domikado, Jumat (16/12). “Apa nama mainan kita di jaman dulu aja ya, do-mi-ka-do?” ceritanya lagi saat ia mendiskusikan nama program ini dengan Ryan.
Artikel terkait: 9 Rekomendasi Tayangan Anak dan Film Keluarga Terbaru di Netflix
5 Karakter Hewan dalam Puppet Show
Lima sahabat penghuni Taman Dominika: (ki-ka) cis-cis, Cricket, Astrobek, Beo, dan Bea.
Dari sana, Anggia dan Ryan kemudian memikirkan konsep dan karakter tokoh yang akan dihadirkan. Hingga kemudian sepakatlah mereka untuk mengusung konsep puppet show pada Domikado yang dimainkan oleh 5 karakter hewan sebagai bintang utamanya. Kelima sahabat ini senang bermain di Taman Domikado.
Mereka adalah:
- Astrobek, seekor bebek yang sangat suka ilmu pengetahuan dan melakukan eksperimen. Ia digambarkan mengenakan kostum astronot karena memang bercita-cita ingin menjadi seorang astronot.
- Cricket adalah sejenis anjing Shih Tzu yang sangat periang dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
- Cis-cis, si kucing berwarna ungu berkarakter sederhana yang sangat perhatian terhadap teman-temannya. Cis-cis digambarkan sebagai kucing yang selalu mengantuk dan suka tidur.
- Bea adalah burung beo Nias yang gemar bermusik. Ia juga pandai menciptakan lagu dan mengoleksi ukulele.
- Beo. Karakter burung kedua ini adalah sejenis burung gereja yang senang sekali menjaga kebersihan dan ketertiban di Taman Domikado.
Ada juga Odi si Awan Baik Hati yang muncul sebagai narator di setiap episode Domikado.
Artikel terkait: Intip 9 Referensi Permainan Tradisional Khas Sunda untuk Anak, Seru dan Menghibur!
Belajar Sambil Bermain
Di Taman Domikado kelima sahabat ini belajar dan bermain bersama. Tontonan ini tidak hanya sarat akan edukasi dan kreativitas, tapi juga hiburan yang menyenangkan dan interaktif.
Parents bisa menyaksikan tayangan ini di kanal Youtube Domikado. Dan setiap episodenya, program yang dibuat Visinema ini akan tayang setiap hari Jumat pukul 16.00 WIB. Di session 1 ini ada 24 episode yang sudah disiapkan, dan secara rutin akan ditayangkan setiap minggunya –tayang perdana Jumat, 16 Desember 2022.
Anggia dan Ryan berharap, Domikado dapat mengisi ruang diskusi yang bermanfaat untuk setiap orangtua dan anak-anak mereka. Serta bisa menjadi referensi terhadap kebutuhan pengajaran dasar dalam meningkatkan kemampuan kognitif, membangun pemikiran yang kritis, kreatif, dan membangun empati pada anak.
“Ya, inilah bentuk komitmen Visinema dalam berkontribusi memajukan dunia pendidikan dan hiburan untuk anak dan keluarga Indonesia,” kata Anggia.
Ryan Adriandhy selaku kreator sekaligus desainer karakter Domikado juga menjelaskan, di tiap episode Domikado akan hadir dengan lagu-lagu yang sesuai dengan tema. Seperti di episode pertama berjudul Tangga Nada ini, Astrobek dan kawan-kawannya menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk Cis-Cis sebagai kejutan.
Artikel terkait: 12 Permainan Tradisional Indonesia, Ajak Anak Main agar Tidak Bosan
Permainan Tradisional Domikado
Apa yang terbersit di pikiran Anda ketika mendengar kata ‘domikado’? Bagi anak generasi 90-an, permainan ini sangat popular. Ya, permainan tradisional yang berasal dari Maluku ini sering sekali dimainkan oleh anak-anak Indonesia di jaman itu, khususnya yang ada di daerah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Permainan Domikado dimainkan secara berkelompok. Semua anak duduk bersila membentuk lingkaran di mana mereka saling terhubung dengan memegang tangan satu sama lain –tangan kanan berada di atas telapak tangan kiri teman di sebelah kanan dan tangan kiri menopang telapak tangan kiri teman di sebelah kiri. Sambil menyanyikan lagu Domikado, secara bergantian tiap anak menepuk tangan teman di sebelah kirinya.
Begini lirik lagu Domikado:
Do mikado, mikado, eska…
Eskado, eskado, beya-beyo…
Sim-sim! One, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, ten!
Keseruan dari permainan ini berada di akhir lagu. Anak yang kedapatan menepuk di lirik kata ‘ten’ harus berusaha menepuk telapak tangan teman di kirinya. Bila ia gagal, ia yang harus keluar dari lingkaran. Sebaliknya, bila temannya tidak bisa menghindar, maka temannya itu yang harus keluar.
Permainan terus dilanjutkan hingga hanya tersisa dua anak. Kemudian permainan beralih menjadi permainan Damdamdeli, dan pemain yang kalah akan diberikan sanksi/hukuman oleh pemenangnya.
***
Baca juga:
5 Manfaat Bermain Board Game dan Jenisnya yang Cocok untuk Anak, Seru!
5 Permainan yang Bisa Melatih Kecerdasan Anak Meski Di Rumah Aja
Tingkatkan Bonding, Coba 5 Permainan yang Bisa Dilakukan Bersama Si Kecil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.