Menyambut bulan suci Ramadhan, biasanya ada banyak persiapan yang dilakukan oleh para umat muslim. Namun, Parents juga jangan melupakan doa menyambut Ramadhan.
Selama 30 hari ke depan, Parents akan melalui hari-hari yang penuh dengan jadwal ibadah. Untuk itu, hendaknya dapat menyambut bulan suci ini dengan hati yang ikhlas dan gembiri.
Seperti para sahabat Nabi Muhammad SAW terdahulu, ketika awal perintah puasa diturunkan, mereka menyambut bulan Ramadhan dengan bacaan-bacaan doa penuh kebaikan dan harapan kepada Allah. Lantas, apa doa menyambut Ramadhan?
Doa menyambut bulan suci Ramadhan
Diantara doa sebagian sahabat Nabi SAW ketika datang Ramadhan,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
Allahumma sallimni ila Ramadan, wa sallim li Ramadhan, wa tslimhu minni mutaqabbala
Artinya : “Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264).
Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar memberikan kesempatan bagi seorang hamba untuk bisa bertemu kembali dengan bulan suci. Serta, harapan supaya segala amal yang dilakukan diterima oleh Allah.
Doa ketika melihat hilal bulan Ramadhan
Mengutip dari laman NU Online, berikut inilah doa yang dibaca Rasulullah ketika melihat hilal bulan Ramadhan:
هِلالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ، هِلالُ رُشْدٍ وَخَيْر، آمَنْتُ بِالَّذِي خَلَقَكَ
Hilālu khairin wa rusydin (2 kali), āmantu bil ladzī khalaqaka.
Artinya : “Bulan petunjuk dan kebaikan (2 kali). Aku beriman kepada Tuhan yang menciptakanmu (wahai bulan).”
Doa ini dianjurkan untuk dibaca ketika melihat hilal atau tanda bulan sabit yang terlihat tipis menandakan mulainya bulan baru setelah bulan Sya’ban, yakni Ramadhan.
Tradisi menyambut Ramadhan di berbagai daerah di Indonesia
Selama ini, penyambutan bulan Ramadhan biasanya diisi dengan berbagai acara keramaian seperti berbagi makanan, makan bersama menyambut Ramadhan, ziarah ke pemakaman, hingga acara pawai dan karnaval. Seperti tradisi di beberapa daerah berikut ini.
1. Tradisi Padusan : Membersihkan diri menyambut Ramadhan
Padusan merupakan salah satu tradisi di Jawa di mana orang-orang membersihkan dirinya sehari sebelum puasa. Padusan berasal dari kata adus atau mandi. Daerah Klaten dan Boyolali masih melakukan tradisi ini.
Kegiatan mandi ketika padusan disimbolkan sebagai upaya pembersihan jiwa dan raga agar siap menghadapi bulan puasa. Dulunya, padusan dilakukan seorang diri di tempat yang sepi. Namun, kini padusan dilakukan secara beramai-ramai di kolam renang, maupun di mata air.
Akan tetpai, karena pandemi, Parents tidak punya banyak kesempatan untuk sering-sering keluar rumah, apalagi menggelar keramaian. Selain karena mematuhi anjuran pemerintah, juga untuk menjaga diri dari penyebaran COVID-19.
2. Nyorong : Tradisi masyarakat Betawi berbagi makanan jelang Ramadhan
Kegiatan pada saat Nyorong yaitu memberikan makanan atau bahan makanan kepada orang yang lebih tua dan dihormati. Makanan ataupun bahan makanan yang akan diberikan dimasukkan ke dalam rantang, kemudian diantarkan kepada orangtua dan kerabat dekat.
3. Tradisi Nyadran
Nyadran atau sadranan banyak dilakukan masyarakat di pulau Jawa. Sadranan dilakukan dengan mendatangi kuburan keluarga yang sudah tiada, untuk dibersihkan dan ditabur bunga.
Tak jarang, sadranan menjadi ajang berkumpul keluarga karena ziarah bersama ke pemakaman orangtua maupun kerabat dekat yang telah tiada.
4. Munggahan : Makan bersama keluarga menyambut bulan puasa
Makan-makan bersama dan berkumpul dengan keluarga besar menjadi tradisi wajib menyambut bulan puasa. Masayarakat Jawa Barat dan orang keturunan Jawa yang berada di pulau Sumatera masih menjalankan tradisi ini.
5. Tradisi pacu jalur di Riau
Uniknya di Riau, Ramadhan disambut dengan lomba pacu jalur. Yaitu lomba mendayung di sungai Kuantan. Kini selain jadi tradisi, lomba pacu jalur juga jadi komoditas pariwisata daerah setempat.
Sayangnya, Ramadhan tahun ini kita harus menghadapi pandemi COVID-19, aturan pembatasan fisik hingga pembatasan sosial berskala besar juga sudah diterapkan di berbagai daerah. Sehingga, mungkin beberapa tradisi tersebut harus ditiadakan.
Referensi : Islam.nu
Baca juga :
Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.