Doa mandi saat gerhana bulan untuk ibu hamil adalah bacaan yang bisa diamalkan bagi bumil yang ingin melakukan mandi gerhana bulan, baik untuk pembersihan diri atau niatan yang lain.
Dalam banyak budaya, termasuk di India dan Indonesia, gerhana matahari atau bulan dianggap sebagai pertanda buruk dan berbahaya bagi ibu hamil. Gerhana diyakini memengaruhi perkembangan bayi karena diyakini bisa menyebabkan cacat fisik, bibir sumbing atau tanda lahir. Mitos ini juga menjadi kepercayaan dan tradisi turun temurun di Indonesia.
Meskipun masih mitos, untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, ibu hamil biasanya disarankan untuk mandi gerhana bulan. Lantas, apakah ada bacaan khusus doa mandi saat gerhana bulan untuk ibu hamil?
Doa Mandi saat Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil
Doa mandi saat gerhana bulan untuk ibu hamil ini bisa diamalkan untuk mengatasi kekhawatiran bumil terhadap gerhana bulan yang tengah terjadi.
Berikut adalah bacaan doa gerhana bulan yang bisa diamalkan:
Alhamdulillah hamdan daaiman toohiron thoyyiban mubarokan fiih. Mil’ussamawati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa baina huma, wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahaqqo maa qoolal abdu, wa kunna laka abdun.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah, pujian murni, baik dan diberkati-Nya. Yang memenuhi langit dan memenuhi bumi dan memenuhi apa yang ada di antara mereka dan mengisi apa pun yang Anda inginkan. (Dia) yang paling berhak memanggil hamba dan kami semua adalah hamba.”
Niat Mandi saat Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil
“Nawaitul ghusla likusuufis qomari sunnatul likkaahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat mandi gerhana matahari sunnah kerena Allah Ta’ala.”
Gerhana Bulan Berbahaya untuk Janin dan Ibu Hamil Adalah Mitos atau Fakta?
Gerhana bulan kerap dianggap sebagai pertanda buruk dan berbahaya bagi ibu hamil. Gerhana diyakini memengaruhi perkembangan bayi dengan menyebabkan cacat fisik, bibir sumbing atau tanda lahir. Namun, ini hanya mitos.
Laman Baby Center menulis, tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung mitos ini, tetapi mitos ini tertanam kuat dalam budaya kita sehingga dapat menyebabkan ibu hamil atau anggota keluarga lainnya khawatir akan keselamatan bayi saat gerhana akan segera terjadi.
Efek berbahaya dari gerhana diyakini memengaruhi ibu hamil yang berada di bawah sinar bulan saat gerhana terjadi.
Itulah sebabnya saran dan rekomendasi yang paling umum untuk ibu hamil adalah tetap berada di dalam rumah selama gerhana. Ini juga mengapa Ibu hamil sebaiknya tidak perlu khawatir tentang gerhana bulan yang terjadi di tempat lain di dunia.
Selain tinggal di dalam rumah, ada hal lain yang harus dan tidak boleh dilakukan yang mungkin Bunda dengar dari teman dan keluarga untuk diikuti pada jam-jam menjelang dan selama gerhana. Perubahan ini dari keluarga ke keluarga, tetapi berikut adalah beberapa yang paling sering diikuti:
- tidak menggunakan benda tajam seperti pisau, gunting atau jarum selama gerhana berlangsung
- jangan makan apapun saat gerhana
- istirahatlah sebanyak yang Anda bisa saat gerhana sedang berlangsung
- tutup jendela dengan koran atau gorden tebal agar sinar gerhana tidak masuk ke dalam rumah
- buang semua makanan matang sebelum gerhana
- mandi setelah gerhana selesai
Artikel Terkait: Pengalaman Seorang Ibu: Jangan Pernah Sekalipun Masak Sambil Gendong Bayi
Jika Bunda atau keluarga khawatir dengan efek gerhana pada bayi Anda, tidak ada salahnya untuk tetap berada di dalam rumah. Lagi pula, itu hanya terjadi untuk beberapa menit-jam saja.
Dari segi agama Islam sendiri menjelaskan, gerhana matahari dan bulan tidak memengaruhi ibu hamil atau janinnya. Tidak ada konfirmasi dalam Al Quran atau Sunnah Nabi tentang dampak fenomena alam ini.
Terkait gerhana bulan ini, sebuah hadis menyatakan bahwa Rasulullah (Sallallahu Alaihi wa Sallam) berkata,
“Matahari dan bulan memang dua tanda (bukti) dari tanda-tanda Allah. Dan gerhana bulan atau matahari tidak terjadi karena kematian atau hidup seseorang.”
Dalam riwayat lain ditambahkan berikut ini:
“Dia menakuti hamba-hamba-Nya dengan mereka (gerhana matahari dan bulan).”
Rasulullah (Sallallahu Alaihi wa Sallam) mengatakan ini untuk menanggapi orang-orang yang mengklaim bahwa gerhana matahari terjadi karena kematian Ibrahim, putra Nabi (Sallallahu Alaihi wa Sallam).
Oleh karena itu, sebaiknya seseorang tidak boleh percaya bahwa gerhana matahari atau bulan memiliki dampak atau efek apa pun pada apa yang terjadi di bumi, kecuali jika terbukti secara ilmiah bahwa sinar matahari memiliki efek tertentu pada manusia pada waktu itu; dalam hal ini dapat dipertimbangkan.
Penjelasan Ilmiah antara Gerhana dengan Kehamilan
Untuk mengantisipasi kekhawatiran karena mitos dampak bahaya gerhana bulan bagi ibu hamil dan janin yang turun temurun di sejumlah daerah, bumil sebaiknya berada di dalam rumah, beristirahat. Karena keluar rumah dengan perasaan takut, khawatir, dan was-was akan membuat ibu hamil menjadi stres. Stres inilah yang membuat hormon kortisol (hormon stres) meningkat), tekanan darah naik, hingga pusing dan kelelahan.
Namun yang perlu dipahami selanjutnya adalah, jika ibu hamil tidak dapat atau tidak ingin tinggal di dalam rumah selama gerhana, itu tidak berarti bahwa bayi Anda akan terluka atau lahir dengan tanda lahir.
Mitos lain terkait gerhana bulan ini adalah seorang ibu hamil, bahkan tidak boleh minum air selama gerhana.
Namun begitu, berhati-hatilah menyikapi mitos tersebut. Karena tidak minum terlalu lama dapat membuat Anda berisiko mengalami dehidrasi, terutama jika gerhana terjadi selama musim panas. Tidak makan dan minum dalam waktu lama dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, mual, atau bahkan pingsan. Jika Anda memiliki gejala-gejala ini, segera bicarakan dengan dokter Anda.
Gerhana bulan bahkan boleh disaksikan dengan mata telanjang dan tidak berpotensi menimbulkan masalah penglihatan. Namun, berbeda pada kasus gerhana matahari, sinar matahari saat gerhana matahari memang lebih kuat dari biasanya dan bisa membahayakan penglihatan Anda jika melihat langsung ke matahari. Untuk melindungi mata Anda, Anda tidak boleh melihat gerhana tanpa kacamata khusus gerhana. Bahaya tersebut berlaku untuk semua orang, bukan hanya untuk ibu hamil.
Terkait hal ini, sebuah penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel yang dirilis oleh Nasa menyebutkan bahwa ditemukan korelasi terjadinya gerhana matahari dengan kesehatan seseorang. Penelitian tersebut menemukan bahwa melihat gerhana matahari dengan mata telanjang sangat berbahaya.
NASA menjelaskan, gerhana matahari yang dilihat dengan mata telanjang tanpa kacamata pelindung dapat menyebabkan luka bakar pada retina. Hal ini pun berlaku tidak hanya pada ibu hamil, tetapi semua orang yang melihat gerhana tersebut.
Gerhana bulan tidak merusak penglihatan Anda seperti halnya gerhana matahari.
Demikian hal-hal terkait gerhana bulan beserta mitos dan fakta ilmiahnya. Mitos selama kehamilan memang banyak beredar di kalangan masyarakat kita. Selalu konsultasikan ke dokter kandungan jika Bunda ingin melakukan/tidak melakukan hal-hal khusus yang mana kebenarannya belum terbukti. Semoga sehat-sehat selalu Bunda dan bayi.
***
Effects of eclipses on pregnant woman
Baca Juga:
3 tingkatan dan langkah menangani luka bakar pada anak, panduan penting untuk Parents
Pengalaman Seorang Ibu: Jangan Pernah Sekalipun Masak Sambil Gendong Bayi
id.theasianparent.com/fakta-dan-mitos-bahaya-gerhana-bagi-kehamilan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.