6 Dilema Ibu Baru Pascapersalinan dan Apa Saja yang Harus Dilakukan

Sebagai ibu baru, ada banyak hal-hal baru juga yang Anda ketahui. Berikut ini dilema ibu baru yang perlu Anda ketahui sebagai antisipasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kebahagiaan memiliki anak mungkin akan terasa euphoria di awal. Beberapa hari setelah kembali ke rumah pascapersalinan, Anda akan diperhadapkan pada beberapa dilema ibu baru. Dilema yang sering dialami ibu baru di antaranya mengenai pekerjaan, ASI atau susu formula, baby blues dan masih banyak lagi.

Berikut adalah strategi terbaik mengatasi dilema ibu baru tersebut melansir dari beberapa sumber.

6 Dilema Ibu Baru Pascapersalinan

1. Menjadi Ibu Sekaligus Wanita Karier, atau Fokus jadi Ibu Rumah Tangga

Bekerja kantoran atau menjadi ibu rumah tangga sama-sama merupakan keputusan yang sulit bagi ibu baru. Selalu ada kelebihan dan kekurangan yang mengikutinya.

Jika memutuskan bekerja, ia akan banyak kehilangan momen penting dari pertumbuhan si anak. Sedangkan jika memutuskan berhenti, ia harus melepaskan mimpinya dalam berkarier. Ada yang mengatakan, anak lebih penting dari pekerjaan. Tapi kebutuhan seseorang akan aktualisasi diri itu juga penting demi kesehatan jiwa dan mentalnya.

Melansir Parents.com, Lisa Spiegel, co-director Soho Parenting di New York City dan penulis A Mother's Circle: An Intimate Dialogue on Becoming a Mother, mengatakan, kehidupan ibu dan bayi baru lahir merupakan kehidupan ‘sepanjang hari’ yang membuatnya terisolasi dari dunia luar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di masa-masa lelahnya mengurus bayi, akan datang momen di mana ia sangat merindukan kehidupan pekerjaannya yang lama. Sedangkan ibu yang bekerja akan selalu merasa bersalah karena tidak bisa sering berada di sisi anak-anaknya.

Sebelum memutuskan, Jean Kunhardt, penulis buku yang sama bersama Lisa, menyarankan agar ibu baru memberikan waktu 1 tahun untuk memikirkannya.

Satu tahun cukup bagi Anda mengevaluasi diri dan membuat pertimbangan, apakah jauh lebih baik jika Anda berhenti atau terus bekerja. Karena keputusan Anda juga akan memengaruhi perekonomian keluarga (jika gaji suami masih belum menutupi kebutuhan bulanan keluarga).

Komunikasikan juga dengan atasan di kantor mengenai kondisi Anda. Harapannya, ia dapat memberikan jadwal kerja yang lebih fleksibel.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Wajar kok ibu baru mudah panik, psikolog ini berikan tips menghadapinya!

2. Diet atau Tidak

Bobot tubuh naik drastis selama hamil. Padahal sebelum itu, Anda tipe perempuan yang sangat memerhatikan penampilan tubuh. Bagi Anda, tubuh yang proporsional adalah yang terbaik. Baru beberapa bulan melahirkan, Bunda sudah stres memerhatikan berat badan yang tak kunjung turun.

Ditambah lagi dengan ‘warisan’ kehamilan seperti luka bekas jahitan cesar, varises, pinggul yang lebih lebar, dan rambut rontok. Perasaan pun makin campur aduk ketika melihat ibu baru lainnya yang begitu mudahnya menurunkan berat badan.

Menurut Lisa, mayoritas perempuan membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk bisa kembali ke ukuran tubuhnya sebelum hamil. Lisa menyarankan agar ibu baru jangan buru-buru menurunkan berat badannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ingat, bahwa tujuan hidup Anda saat ini adalah fokus kepada perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bunda butuh energi dan lemak berlebih agar bisa memberikan ASI terbaik bagi si kecil.

Jika Anda memilih tetap berdiet, lakukan dengan sehat dan aman. Yakni dengan berolahraga. Mengurangi asupan makanan atau mengonsumsi obat pelangsing bisa berdampak pada pertumbuhan bayi dan merusak tubuh Anda.

Kata Jean, berolahraga tidak hanya memperindah bentuk tubuh, tapi juga membantu menghilangkan stres dan menghindari Anda dari baby blues.

3. Dilema Ibu Baru: Antara ASI Eksklusif dan Susu Formula

Image: Unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kesulitan saat menyusui adalah salah satu masalah paling umum yang kerap dialami ibu baru. Di antaranya produksi ASI yang minim, bayi tidak mau menyusu, puting lecet saat menyusui, dan masih banyak masalah lainnya.

Masalah-masalah ini bisa membuat si ibu frustasi dan meruntuhkan niatan ibu untuk menyusui bayinya, dengan kemudian beralih ke susu formula.

Jangan terlalu cepat memutuskan untuk tidak memberikan si kecil ASI. Segera konsultasikan masalah Anda dengan dokter anak, bidan atau ahli laktasi.

Percaya, deh, mereka akan membantu Anda dengan memberikan masukan dan pelatihan terbaik hingga Anda bisa sukses menyusui. Meski demikian, tetap utamakan kebutuhan nutrisi bayi Anda. Jika ASi tidak keluar dan bayi sudah kelaparan, tak mengapa memberinya susu formula. Yang penting si kecil tetap mendapat asupan yang dia butuhkan. 

Artikel terkait: 7 Hal yang kerap dikhawatirkan para ibu baru dan cara mengatasinya

4. Tidak Tahu Apa yang Diinginkan Bayi

Image: Unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai ibu baru Anda banyak menghadapi hal-hal baru terkait si kecil, salah satunya mengetahui apa yang diinginkan bayi. Di usianya yang masih sangat dini itu, bayi belum mampu mengatakan apa yang dipikirkannya.

Saat ia bosan, kesakitan, lapar atau haus, ia menunjukkannya dengan menangis. Sering kali ini membuat ibu baru tidak mengerti dan kebingungan melakukan sesuatu pada anaknya, ditambah stres karena seharian lelah mengurus buah hatinya.

Tapi tenang, Bunda, ini mungkin hanya terjadi di awal-awal kelahirannya saja. Seiring berjalannya waktu Bunda akan semakin mengenal dan tahu apa yang diinginkannya hanya dengan melihat ekspresi kecil.

5. Baby Blues

Ini gangguan suasana hati yang disebabkan turunnya kadar hormon progesteron ibu baru. Si ibu merasa seperti terjebak dalam sesuatu yang sepertinya tidak akan berakhir. Rasa capek, kurang tidur, dan kurangnya me time menambah perasaan menjadi lebih gundah dan menyedihkan lagi. Kondisi ini kerap terjadi di usia anak 0 hingga 14 hari.

Alodokter menyebutkan, sekitar 80 persen ibu baru mengalami ini. Gejalanya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Suami atau anggota keluarga yang tinggal bersama ibu baru ini harus paham dengan gejala baby blues agar dapat membantu si ibu mengatasinya. Karena jika dibiarkan gejalanya akan berkembang menjadi depresi akut yang bisa membuat si ibu berusaha melukai anaknya.

Artikel terkait: Mimpi Buruk Ibu Baru, Kenali 8 Faktor Pemicu Baby Blues Menurut Psikolog

6. Dilema Ibu Baru: Kurangnya Me Time

Image: Unsplash

Setiap hari Bunda begitu sibuk dengan urusan bayi. Mandi selalu tergesa-gesa, makan terburu-buru, menonton acara kesayangan sambil menyusui, hingga Anda lupa bagaimana rasanya tidur pulas. Semua waktu Anda berikan untuk si kecil.

Bunda, si kecil memang tanggung jawab Anda, tapi bukan berarti Anda sampai kehilangan waktu untuk diri sendiri.

Redtri menyarankan Anda untuk memilih satu waktu di mana hanya ANDA yang ada di dalamnya, beberapa jam saja. Titipkan si kecil pada suami, ibu/mertua, atau pengasuhnya. Luangkan waktu itu untuk ‘me time’ entah itu menghabiskan waktu untuk treatment di salon atau hangout dengan sahabat.

Setelahnya, dijamin Anda akan kembali ke aktivitas ‘normal’ bersama si kecil dengan pikiran yang jauh lebih relaks, perasaan lebih fresh dan tubuh lebih fit.

Banyak membaca buku atau artikel tentang pengasuhan atau mendengar pengalaman kerabat akan sangat membantu Anda dalam menjalani peran sebagai ibu baru.

Baca juga: