X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • TAP Awards
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Menanti Kelahiran Sang Buah Hati saat LDM

Bacaan 4 menit
Menanti Kelahiran Sang Buah Hati saat LDM

Pengalaman pernikahan jarak jauh atau LDM tentu tidak mudah dijalani, terutama jika sedang menanti kelahiran si buah hati.

Istri mana yang mau ditinggal suaminya tugas ke luar Jawa ketika hamil? Itulah yang saya rasakan kurang lebihnya usia kandungan baru memasuki 2 bulan.

Rasa senang yang saya alami ketika tau bahwa sudah positif hamil, lenyap dengan kenyataan bahwa bulan Maret 2020 puncak tertinggi dari pandemi Covid di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

Semakin kepikiran dengan kabar suami yang tertahan di tanah rantau (Sulawesi Tenggara) dan kesulitan pulang ke Jawa karena berbagai daerah menerapkan sistem Lockdown.

Baiklah.. Saya harus berbaik sangka dengan semua rencana Illahi, bahwa anak akan membukakan jalan rejeki bagi orangtuanya. Saya harus bahagia, dan memang harus. Karena suami menjadi abdi negara juga untuk memberikan nafkah kepada kami berdua.

Nyatanya, berdamai dengan keadaan tidaklah mudah. Baru memasuki trimester 2 (usia kandungan 4bulan), dimana sudah mulai nyaman tanpa mual muntah dan hanya bisa jadi kaum rebahan. Dokter kandungan meminta saya untuk diet karbo tepat dimana trimester yang dinanti banyak orang karena napsu makan yang sudah mulai stabil.

Bagaimana rasanya saya saat itu? Wah, jangan ditanya. Stres berat? pasti! Jauh dari suami, masa pandemi dimana orangtua  posesif untuk nggak keluar rumah dulu, eeh, disuruh diet lagi. 

Dari situlah, saya mulai paham bahwa sebetulnya ngga ada istilah “ngidam”. Efek samping dari diet hamil, saya mengambil kesimpulan bahwa “Hei..Ayolah..gausah bawa-bawa bayiku ngidam ini itu..”

Karena toh ketika disuruh diet dokter, yaa pasti mau nggak mau harus menahan semua hasrat makan minum yang enak dan manis-manis.

Beratnya lagi, sampai dengan melahirkan pun suami nggak bisa nemenin karena tepat usia kandungan 8 bulan, dia harus diklat selama 6 bulan. Jadilah anak pertama saya betulan anak pandemi. Sedari perut udah LDR sama bapaknya. Sewaktu lahir juga diadzanin virtual sama bapaknya lewat Vidio Call 😄😄

Tapi, tak apa. Semua pasti ada hikmahnya. Apa tuh? Yaitu suami bebas dari cakaran dan hinaan istri yang lagi bukaan menuju 10 dengan kondisi diinduksi (pahamlah yaa gimana rasanya diinduksi ✌✌)

Alhamdulillah, lahir dengan selamat anak pertama kami secara normal dengan Bb 3,7kg 😍 wooow?! Padahal sudah disuruh diet dokter. Tapi, adek berkembang sangat besar di perut saya. Apakabar jika waktu itu saya nggak diet ya buibu? 😄

Selang 3 hari kelahiran, anak saya ternyata harus kembali lagi ke rumah sakit dan masuk ke PICU dikarenakan selama 3 hari tersebut dia nggak bisa pipis (terhitung dari dia lahir). Diagnosis dokter anak saat itu anak saya mengalami ISK dan harus segera disunat. Barulah disitu saya berkenalan dengan penyakit baby blues.

Awalnya, saya tidak pernah percaya bahwa baby blues nyata. Karena saya betul-betul sudah menata mental sedari hamil. Tapi, ternyata berpisah sama bayi yang baru 3 hari lahir untuk diharuskan opname di PICU selama 3 hari dengan menggunakan kateter di alat kelaminnya untuk membantu mengeluarkan kencingnya, membuat hati saya hancur sehancur-hancurnya.

Disitulah, suami saya diijinkan pulang seminggu dari diklatnya. Fyi, diklat suami saya saat itu bertempat di Sulawesi. Menempuh perjalanan 5 jam untuk menuju bandara dari kantor dinasnya.

Apa saja yang saya rasakan ketika Baby blues?

Di antaranya :

1. Menangis setiap hari, pun ketika ada tetangga yang datang ke rumah.

2. Ketika anak saya sudah pulang dari RS dan tengah malam nangis, saya diam aja. Tidak saya gendong, ngga saya susuin.

3. Setiap hari tiap melihat anak saya, rasanya seperti sangat bersalah.

4. Saya tinggal mainan handphone di siang hari. Denger anak saya nangis, saya biarin aja sampe ibu saya yang gendong.

Lalu siapa yg berjasa menyelamatkan saya dari Babyblues?

Kakak pertama saya. Apa yang dikatakan ketika tau saya Babyblues? “Silakan kamu tidur. Saya bantu jaga adek. Kamu harus waras. Kamu harus sehat. Setiap hari saya pasti datang untuk temani. “

Saya rasa pengalaman melahirkan anak pertama selalu menjadi kesan yang akan terkenang seumur hidup. Juga menjadi pelajaran yang teramat berharga sepanjang masa. Untuk lebih bersabar sebagai Ibu yang sejatinya menjadi surga kehidupan bagi semua anak-anaknya.

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

rachma utami

  • Halaman Depan
  • /
  • Kisah Nyata Kehamilan
  • /
  • Menanti Kelahiran Sang Buah Hati saat LDM
Bagikan:
  • Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

    Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

  • Perjalanan Hamil yang Tidak Sesuai Ekspektasi

    Perjalanan Hamil yang Tidak Sesuai Ekspektasi

  • Pengalaman melahirkan mengajar kan semua apa adany

    Pengalaman melahirkan mengajar kan semua apa adany

  • Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

    Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

  • Perjalanan Hamil yang Tidak Sesuai Ekspektasi

    Perjalanan Hamil yang Tidak Sesuai Ekspektasi

  • Pengalaman melahirkan mengajar kan semua apa adany

    Pengalaman melahirkan mengajar kan semua apa adany

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti