Diaper Rash: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Cara Mengatasinya

Diaper rash adalah kondisi ruam di sekitar kulit bayi yang tertutup oleh popok, yaitu pantat, selangkangan, hingga lipatan paha.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diaper rash atau ruam popok adalah kondisi infeksi kulit yang meradang (dermatitis). Bayi yang mengalami kondisi ini ditandai dengan ruam kemerahan pada daerah pantat, genital, hingga lipatan paha. Tak hanya itu, ruam popok juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada kulit si kecil seperti gatal dan nyeri. Munculnya ruam popok tidak hanya dapat terjadi pada bayi Anda, namun juga orang dewasa yang memakai popok.

Penyebab ruam popok sering dikaitkan dengan popok yang lembap atau jarang diganti. Namun nyatanya, popok bukan satu-satunya penyebab utama karena beberapa bayi tetap bisa mengalami infeksi meskipun popoknya sudah diganti secara rutin.

Ruam popok tentunya dapat mengganggu bayi. Tapi, Parents tidak perlu khawatir berlebihan. Sebenarnya, kondisi ini tidak berbahaya dan dapat diobati dengan perawatan sederhana di rumah.

Simak artikel selengkapnya untuk mengetahui apa saja penyebab, tanda-tanda, pencegahan, dan cara mengobati diaper rash. 

Artikel terkait: 6 Cara Mengatasi Ruam Air Liur Bayi di Rumah, Kenali Penyebabnya!

7 Penyebab Diaper Rash atau Ruam Popok pada Bayi

Ruam popok merupakan kondisi kulit yang cukup umum dialami oleh bayi. Parents perlu mengetahui berbagai penyebabnya sebelum mengatasi ruam popok pada kulit si kecil. 

Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab ruam popok dapat ditelusuri melalui beberapa hal berikut: 

1. Popok yang Jarang Diganti  

Popok lembap dapat mengiritasi kulit sensitif bayi. Bakteri pada urin dan tinja yang tercampur pada popok dapat menyebab infeksi pada kulitnya. Bayi yang sering buang air besar atau diare juga memiliki risiko ruam popok yang tinggi karena tinja lebih mengiritasi kulit daripada urin.

2. Popok yang Terlalu Ketat 

Popok atau pakaian yang terlalu ketat menimbulkan gesekan pada kulit bayi. Mengingat kulitnya masih sangat sensitif, hal ini dapat menyebabkan iritasi, lecet, dan ruam. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Iritasi Produk Bayi 

Penggunaan produk perawatan bayi yang baru, seperti popok sekali pakai, tisu basah, sabun, bedak, minyak, dan losion dapat menimbulkan reaksi keras pada kulit sensitifnya. Zat lain yang terdapat pada deterjen, pelembut kain, dan pemutih pakaian juga dapat menjadi pemicu pada ruam.

4. Infeksi Bakteri dan Jamur

Infeksi kulit pada satu area dapat menyebar ke area sekitarnya dengan cepat. Terlebih area kulit yang tertutup popok, seperti bokong, paha, dan genital sangat rentan terkena infeksi. Ini karena area yang hangat dan lembap menjadi sarang bakteri dan jamur berkembang biak. Ruam juga dapat muncul di lipatan kulit bayi dan sekitarnya. 

5. Pengenalan Makanan Baru pada Bayi 

Bayi mulai diberikan makanan padat sebagai pendamping ASI di usia 4-6 bulan. Perubahan asupan dan pola makan ini dapat membuat kandungan tinjanya berubah dan meningkatkan frekuensi buang air besar. Beberapa jenis makanan asam seperti buah-buahan juga dapat menyebabkan munculnya iritasi dan ruam di daerah bokong bayi. 

Pada bayi yang masih diberikan ASI, makanan yang dikonsumsi sang ibu juga dapat menjadi penyebab munculnya ruam pada kulitnya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Kulit Sensitif 

Bayi dengan kondisi kulit sensitif, seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik (eksim) lebih rentan mengalami ruam popok. Namun, ruam yang disebabkan dermatitis atopik dan eksim tidak hanya menyebar pada area popok tetapi juga ke area kulit lainnya. Kondisi ini juga ditandai dengan kulit kering, gatal, dan meradang. 

7. Konsumsi Antibiotik 

Cara kerja antibiotik adalah dengan melawan bakteri jahat maupun bakteri baik. Saat bayi mengkonsumsi antibiotik, bakteri yang mengendalikan pertumbuhan ragi bisa ikut mati. Akibatnya, kulitnya dapat terkena ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur. Penggunaan antibiotik juga meningkatkan risiko diare pada bayi. Selain itu, busui yang sedang mengkonsumsi antibiotik juga dapat membuat bayi mengalami diaper rash atau ruam popok. 

Artikel terkait: 3 Kesalahan Orangtua Berikut Menjadi Penyebab Ruam Popok Pada Bayi

Tanda-Tanda Diaper Rash pada Bayi

Ruam popok ditandai dengan kondisi berikut: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tanda pada kulit: bercak kemerahan, luka lecet kulit kering dan melepuh pada area popok, yakni bokong, paha, dan genital bayi.
  • Perubahan watak: Ruam popok juga dapat ditandai dari ekspresi bayi Anda yang terlihat lebih tidak nyaman dari biasanya, terutama saat mengganti popok. Bayi dengan ruam popok cenderung sering rewel atau menangis saat area popok dibasuh atau disentuh.
  • Dalam kasus yang lebih parah, ruam popok dapat menyebabkan bintil, lecet atau luka terbuka dan mengeluarkan cairan atau nanah.

7 Cara Mencegah Munculnya Diaper Rash

Cara terbaik untuk mencegah ruam popok adalah dengan menjaga area popok si kecil tetap bersih dan kering. Beberapa tips sederhana di bawah ini dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan munculnya ruam popok pada kulit bayi Anda:

1. Rutin Mengganti Popok

Ganti popok si kecil yang basah atau kotor setiap 2-3 jam sekali. Lakukan lebih sering jika bayi Anda mengalami ruam popok, terutama setelah ia bangun tidur. Jangan lupa untuk mengoleskan krim popok setelahnya. 

2. Bersihkan Pantat Bayi dengan Air Hangat

Anda dapat menggunakan air hangat dari wastafel, bak mandi, atau botol. Bersihkan area popoknya dengan handuk basah, bola kapas, atau tisu dengan lembut. Jangan gunakan tisu basah yang mengandung alkohol atau sabun yang mengandung pewangi, setidaknya pada minggu pertama bayi yang baru lahir.

3. Hindari menggosok Pantat Bayi

Tepuk-tepuk kulit si kecil secara lembut dengan handuk bersih atau biarkan sampai mengering sendiri. Jangan menggosok pantat bayi Anda. Menggosok kulit bayi yang masih sensitif dapat menyebabkan iritasi.

4. Biarkan Bayi Tanpa Popok Sejenak

Biarkan bayi Anda beraktivitas tanpa popok sebelum mengganti popok baru. Hal ini merupakan cara alami untuk membiarkan kulitnya bernapas dan tetap kering. Usahakan untuk melakukan cara ini beberapa kali dalam sehari setidaknya selama 10 menit. Untuk menghindari kebocoran, lapisi permukaan dengan perlak sebelum membaringkan si kecil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Gunakan Krim Popok Secara Rutin

Jika bayi Anda sering mengalami diaper rash, selalu sedia krim atau salep untuk melindungi skin barrier-nya. Oleskan krim setiap kali Anda mengganti popok untuk mencegah iritasi kulit. Krim yang mengandung petroleum jelly dan zinc oxide adalah bahan yang terbukti aman dalam produk krim popok.

6. Ganti Merek atau Tipe Popok Bayi

Popok sekali pakai dengan daya serap yang tinggi dapat menjebak kelembapan pada kulit bayi sehingga memicu munculnya ruam. Cobalah berbagai jenis popok dengan berbagai ukuran yang sekiranya cocok untuk kulit si kecil. Anda juga dapat beralih ke popok kain untuk melihat apakah ruam pada bayi Anda dapat berkurang. 

7. Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Mengganti Popok 

Tangan yang bersih dapat mencegah penyebaran bakteri ke tubuh bayi Anda. Selalu cuci tangan Anda sampai bersih sebelum dan sesudah mengganti popok bayi. 

Bedak tabur kerap digunakan untuk melindungi kulit bayi dan menjaganya tetap kering. Hati-hati dalam penggunaannya karena ia dapat mengiritasi paru-paru bayi.

Artikel terkait: Ruam susu pada bayi disebabkan ASI? Simak penjelasan berikut ini

Cara Mengatasi Diaper Rash pada Si Kecil

Meski Anda sudah berhati-hati, pada akhirnya si kecil akan mungkin terkena ruam popok. Ini karena diaper rash memang merupakan kondisi umum yang dialami hampir semua bayi. Parents tak perlu khawatir berlebih, krim popok dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. Selain itu, pelajari cara mengobati diaper rash pada bayi dan mencegahnya datang kembali. 

  1. Krim atau salep yang mengandung zinc oxide atau petrolatum (petroleum jelly). Ratakan ke area bawah bayi yang telah bersih dan kering sebelum memakaikan popok bersih.
  2. Taburkan bedak bayi. Perhatikan agar tidak terkena wajah si kecil. Bubuk bedak dapat menyebabkan masalah pernapasan. Letakkan di tangan Anda terlebih dahulu, lalu oleskan ke area popoknya.
  3. Oleskan krim antifungal jika bayi Anda mengalami infeksi jamur. 
  4. Berikan antibiotik minum atau oles yang sudah diresepkan oleh dokter jika bayi Anda memiliki infeksi bakteri. 
  5. Hindari krim steroid tanpa resep dokter. Krim ini dapat memperparah iritasi kulit bayi Anda jika tidak digunakan dengan cara yang benar.

Memilih Produk yang Tepat untuk Mengatasi Diaper Rash

Parents, ruam popok merupakan salah satu masalah kulit bayi yang bisa diatasi dengan memakai produk yang tepat. Nah, di pasaran tersedia krim khusus untuk mencegah dan mengatasi ruam popok pada bayi. Salah satu yang bisa Parents pilih adalah Zwitsal Baby Daily Diaper Cream. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Zwitsal Baby Daily Diaper Cream mengandung Zinc & Aliantonin untuk mencegah dan mengatasi ruam di berbagai lipatan kulit bayi. Juga, diperkaya dengan Canola Oil, Vitamin E, prebiotic moisturizer yang menutrisi dan melembapkan kulit.

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan pada dokter apabila timbul gejala pada bayi Anda seperti: 

  • Ruam bertambah parah atau tidak dapat diobati sendiri dalam 2-3 hari
  • Bayi Anda demam atau tampak lesu
  • Muncul benjolan kuning berisi cairan (pustula) dan kulit yang berkerak pada kulit Kondisi ini kemungkinan adalah infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik
  • Munculnya tanda-tanda infeksi jamur, seperti ruam bengkak kemerahan, bintil kecil di luar area popok, serta kemerahan pada lipatan kulit bayi Anda

Itulah informasi penting mengenai diaper rash pada bayi. Apabila Parents ingin mengetahui lebih banyak informasi seputar permasalahan kulit bayi dan cara mengatasinya, Anda juga bisa mengakses berbagai artikel di laman Happy Skin.

Semoga bermanfaat. 

***

 

Baca juga: 

https://id.theasianparent.com/ruam-susu-bayi 

https://id.theasianparent.com/ruam-pada-bayi 

https://id.theasianparent.com/popok-bayi-baru-lahir 

Penulis

adeaisyah