Tak hanya terjadi pada orang dewasa, penyakit diabetes pun bisa terjadi pada anak, bahkan pada bayi. Salah satu jenis diabetes yang wajib diwaspadai ialah diabetes insipidus.
Diabetes insipidus merupakan suatu bentuk kelainan yang bisa menyebabkan adanya ketidakseimbangan cairan dalam tubuh seseorang. Kondisi ini akan membuat seseorang menjadi sangat haus dan akan lebih sering minum.
Lalu apa bedanya diabetes jenis ini dengan diabetes melitus?
Meskipun mirip nama dan salah satu gejalanya, namun kedua penyakit ini tetap berbeda, Parents. Seseorang yang mengalami diabetes insipidus biasanya memiliki hormon penyeimbang cairan yang tidak bekerja.
Kondisi ini rupanya lebih jarang terjadi dibandingkan kondisi diabetes melitus. Diketahui hanya satu dari 25.000 orang yang bisa mengalami penyakit ini.
Di sisi lain, memang salah satu gejalanya yakni sering minum dan buang air kecil yang banyak menjadi gejala khas yang dimiliki penderita.
Artikel Terkait : Selain kesemutan, waspadai 5 gejala tak umum penyakit diabetes ini sejak dini!
Gejala Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus pada anak dan dewasa umumnya memiliki gejala yang khas, Parents. Hingga kini belum ada terapi maupun obat yang benar-benar bisa menyembuhkan diabetes jenis ini, namun dokter biasanya akan memberikan resep untuk menghilangkan gejala haus.
Pada orang dewasa beberapa gejala yang biasa ditunjukkan, antara lain :
- Mengalami rasa haus yang sangat berlebihan.
- Sering terbangun untuk buang air kecil di malam hari.
- Sangat suka minuman dingin.
- Memproduksi urin encer dalam jumlah besar.
Orang dewasa rata-rata baung air kecil dalam sehari mencapai 1 atau 2 liter. Sementara seseorang yang mengalami kondisi diabetes ini bisa memproduksi urin mencapai 19 hingga 20 liter.
Gejala pada bayi dan anak
Bayi maupun akan yang mengalami kondisi ini akan menunjukkan berbagai gejala sebagai berikut :
- Susah tidur
- Mengalami demam tinggi
- Sering mengompol
- Popok lebih sering ganti karena cepat basah dan berat
- Mengalami penurunan berat badan
- Pertumbuhannya terganggu dan tertunda
- Mengalami muntah
- Sembelit
Artikel Terkait : Anak gemuk rentan terkena diabetes? Kenali 10 gejala dan cara mencegahnya
Penyebab Diabetes Insipidus
Bila pada penderita Diabetes Melitus yang bermasalah ialah hormon insulin, penderita Diabetes Insipidus memiliki masalah pada hormon antidiuretik atau ADH. Hormon ini bekerja dengan membantu ginjal untuk mengatur sejumlah air di dalam tubuh.
ADH biasanya disekresikan oleh hipotalamus, disimpan di kelenjar hipofisis lalu dilepaskan ke aliran darah. Penderita memiliki masalah biasanya karena hormon ADH yang terlalu sedikit mencapai ginjal maupun organ ginjalnya sendiri yang gagal merespon.
Ada dua jenis Diabetes Insipidus yang bisa dialami, di antaranya:
- Diabetes Insipidus sentral terjadi karena produksi hormon ADH yang tidak tercukupi atau kurangnya sekresi hormon ke organ ginjal.
- Diabetes Insipidus nefrogenik tejadi karena kurangnya respon organ ginjal terhadap hormon ADH.
1. Diabetes insipidus sentral
Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi ini, di antaranya:
- Kelainan genetik
- Mallformasi otak
- Cedera kepala
- Radang otak
- Meningitis
- Penyakit TBC
- Tumor otak
- Peradangan kelenjar hipofisis
- Operasi otak
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Diabetes jenis ini bisa terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal karena beberapa alasan. Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkannya, di antaranya:
- Kelainan genetik
- Penyakit ginjal
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti lithium
- Mengalami hiperkalsemia atau kondisi tingginya kadar kalsium dalam tubuh
Risiko komplikasi
Pada banyak kasus, kondisi diabetes ini paling banyak memengaruhi anak laki-laki dibandingkan perempuan. Penyakit satu ini pun bisa diturunkan secara genetik pada keturunan selanjutnya.
Komplikasi yang bisa terjadi dari kondisi ini ialah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Dehidrasi yang dibiarkan bisa membahayakan jiwa si kecil sehingga Parents wajib mewaspadainya.
Beberapa gejala dehidrasi ini pada anak, antara lain:
- Merasa kelelahan
- Perubahan pada elastisitas kulit
- Mengalami haus yang ekstrem
- Mulut kering
Selain dehidrasi, ada beberapa kondisi seseorang mengalami ketidakseimbangan elektrolit dalam darah, seperti natrium dan kalium, beberapa gejala yang patut diwaspadai, antara lain:
- Mengalami mual dan muntah
- Anak kehilangan nafsu makan
- Badan terasa lemah
- Sering merasa linglung atau bingung
- Mengalami kram otot
Bila mengalami berbagai gejala di atas, sebaiknya periksakan si kecil ke dokter untuk penanganan yang cepat dan tepat ya, Parents.
Sumber : Mayo Clinic, Chop Edu, WebMD
Baca Juga :
Obesitas dan diabetes anak berkaitan erat, ini hal yang perlu Parents perhatikan