X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

Bacaan 4 menit
Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih AkuratDeteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

Ada metode terbaru untuk melakukan deteksi gangguan pencernaan yang memadukan alat endoskopi dan USG. Ketahui selengkapnya di sini!

Gangguan pada saluran pencernaan adalah satu penyakit yang paling sering dialami beberapa orang di berbagai belahan dunia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, bahkan lanjut usia pun kerap dihadapkan dengan penyakit tersebut. Untuk itu, perlu diketahui beberapa cara untuk melakukan deteksi gangguan pencernaan.

Salah satu cara mendeteksi gangguan pencernaan terbaru dan lebih akurat, yaitu endoscopic ultrasound (EUS). Lalu, apa sebenarnya metode tersebut? Serta bagaimana prosedur penggunaannya? Kenali lebih lanjut di sini!

Artikel terkait: 9 Jenis Gangguan Pencernaan Dilihat dari Penyebab dan Gejala

Apa itu Endoscopic Ultrasound?

alat deteksi gangguan pencernaan

Ultrasonografi endoskopi atau endoscopic ultrasound (EUS) adalah prosedur invasif minimal untuk menilai penyakit pencernaan (gastrointestinal) dan paru-paru. Metode ini menggabungkan 2 teknologi di dunia kesehatan, yaitu endoskopi dan ultrasonografi (USG).

Seperti namanya, sebuah endoskopi khusus menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar rinci dari lapisan dan dinding saluran pencernaan dan dada, organ terdekat seperti pankreas dan hati, serta kelenjar getah bening. Diketahui, penggunaan alat ini pertama kali pada tahun 1980 dan semakin sering digunakan sejak tahun 1990 hingga sekarang.

Pemeriksaan EUS dapat melihat organ tubuh berikut:

  • Esofagus (kerongkongan): lubang esofagus, dinding, struktur di luar dinding esofagus
  • Lambung: isi lambung, dinding lambung, struktur di luar lambung (pankreas), pembuluh darah di sekitar lambung, kantong empedu, hati, limpa, ginjal kanan dan kiri, serta kelenjar adrenal
  • Usus 12 jari: dinding usus 12 jari, pankreas, saluran empedu, pembuluh darah.

Manfaat Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Endoscopic Ultrasound

Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

Endoscopic ultrasound (EUS) digunakan untuk menemukan penyebab gejala seperti nyeri perut atau dada, untuk menentukan tingkat penyakit di saluran pencernaan dan paru-paru, dan untuk mengevaluasi temuan dari tes pencitraan seperti CT scan atau MRI.

EUS dapat membantu:

  • Menilai seberapa dalam tumor menembus dinding perut pada kanker esofagus, lambung, dubur, pankreas, dan paru-paru
  • Menentukan luasnya (stadium) kanker, jika ada
  • Menentukan apakah kanker telah menyebar (bermetastasis) ke kelenjar getah bening atau organ lain
  • Memberikan informasi yang tepat tentang sel kanker paru-paru non-sel kecil, untuk memandu pengobatan
  • Mengevaluasi temuan abnormal dari tes pencitraan, seperti kista pankreas
  • Panduan drainase pseudokista dan kumpulan cairan abnormal lainnya di perut
  • Memberi izin penargetan yang tepat untuk mengirimkan obat langsung ke pankreas, hati, dan organ lainnya.

Risiko Endoscopic Ultrasound

Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Pondok Indah – Pondok Indah menjelaskan, risiko endoscopic ultrasound (EUS) tidak jauh beda dengan endoskopi pada umumnya. Kemungkinan beberapa risiko yang terjadi yaitu: 

  • pendarahan
  • sumbatan dari saluran napas
  • gangguan pernapasan.

“Tetapi, risiko yang bisa timbul tersebut relatif cukup kecil, karena sampai saat ini alat-alat tersebut didesain secara baik. Risikonya 1:10.000 kalau dilakukannya untuk diagnostik. Untuk terapeutik, risiko lebih besar,” jelas dokter Rino saat ditanya tim theAsianparent Indonesia dalam acara virtual group discussion bertajuk ‘Diagnosis dan Penanganan Gangguan Pencernaan dengan Endoscopic Ultrasound’ pada Rabu (15/06).

Artikel terkait: 6 Gangguan Pencernaan yang Rentan Dialami Ibu Hamil dan Tips Mengatasinya

Proses Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Endoscopic Ultrasound

deteksi gangguan pencernaan

Rino menjelaskan bahwa tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan menggunakan endoscopic ultrasound. Hanya saja, bagi pasien di atas usia 40 tahun, perlu dipastikan jantung dalam kondisi baik, sistem pembekuan darah bagus. Jika pasien sedang dalam terapi pengencer darah, terapinya harus dihentikan terlebih dulu. 

“Jadi, persiapan khususnya tergantung dari (kondisi kesehatan) masing-masing pasien,” ujarnya.

Selama pemeriksaan selang EUS akan dimasukkan dari mulut menuju lokasi atau target yang dituju. Nantinya, kamera endoskopi dan USG akan melihat kondisi jaringan di dalamnya. Kemudian, dari hasil pencitraan tersebut, akan terlihat apa yang harus dilakukan atau dievaluasi. 

Sementara itu, Rino mengingatkan bahwa ada hal yang perlu diperhatikan setelah pemeriksaan menggunakan metode tersebut.

“Untuk diagnostik, perlu dipastikan bahwa pasien betul-betul sadar, dapat menelan dengan baik, dan bernapas dengan baik. Karena sebelum tindakan perlu ditidurkan atau dibius. Lalu dicek, apakah terjadi syok, perubahan tekanan darah, dan napasnya,” ungkap Rino.

Terlepas dari itu, sebelum memutuskan untuk melakukan deteksi gangguan pencernaan menggunakan endoscopic ultrasound (EUS), pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli di bidangnya.

***

 

Cerita mitra kami
Jangan Tunggu Gigi Si Kecil Berlubang, Ini Cara Menyenangkan Merawat Gigi
Jangan Tunggu Gigi Si Kecil Berlubang, Ini Cara Menyenangkan Merawat Gigi
Tidak Sebabkan Batuk Pilek, Ini 4 Manfaat Makan Es Krim untuk Keluarga
Tidak Sebabkan Batuk Pilek, Ini 4 Manfaat Makan Es Krim untuk Keluarga
Bahaya Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan, Ini 5 Cara Mencegahnya
Bahaya Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan, Ini 5 Cara Mencegahnya
Jangan sampai Salah, Ini Cara Meredakan Batuk dan Flu pada Anak yang Efektif
Jangan sampai Salah, Ini Cara Meredakan Batuk dan Flu pada Anak yang Efektif

Baca juga:

Gangguan Kecemasan Beda dengan Cemas Biasa, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

2 Macam gangguan pencernaan dan pentingnya perut sehat pada anak

Kenali Perbedaan Gejala Alergi Makanan dengan Gangguan Pencernaan pada Anak

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Nikita Ferdiaz

Diedit oleh:

Aulia Trisna

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat
Bagikan:
  • Ini 10 Cara Mengatasi Overthinking yang Bisa Dilakukan, Atasi Stres

    Ini 10 Cara Mengatasi Overthinking yang Bisa Dilakukan, Atasi Stres

  • 14 Makanan Kolesterol Tinggi Ini Wajib Dibatasi Konsumsinya, Bahaya!

    14 Makanan Kolesterol Tinggi Ini Wajib Dibatasi Konsumsinya, Bahaya!

  • Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

    Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

app info
get app banner
  • Ini 10 Cara Mengatasi Overthinking yang Bisa Dilakukan, Atasi Stres

    Ini 10 Cara Mengatasi Overthinking yang Bisa Dilakukan, Atasi Stres

  • 14 Makanan Kolesterol Tinggi Ini Wajib Dibatasi Konsumsinya, Bahaya!

    14 Makanan Kolesterol Tinggi Ini Wajib Dibatasi Konsumsinya, Bahaya!

  • Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

    Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.