Anak terlambat bicara atau autisme, ini yang perlu Parents ketahui!

Bagaimana mendeteksi anak terlambat bicara, dan apa perbedaannya degan gejala autisme? Baca selengkapnya di sini, Parents!

Memperhatikan tumbuh-kembang buah hati adalah kewajiban setiap orangtua, terutama para bunda. Perkembangan balita yang tak sama antara satu dengan yang lain menuntut kepekaan naluri yang tinggi dalam menyikapi perkembangan buah hatinya. Termasuk ketika Si Kecil terlambat bicara.

Ketahui penyebab anak terlambat bicara.

Anak terlambat bicara: Penyebab, gejala, dan cara mendeteksi

Banyak orangtua yang beranggapan anak terlambat bicara adalah hal yang biasa. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia si anak. Keadaan seperti inilah yang sering menyebabkan terlambat bicara pada anak menjadi semakin parah dan sulit untuk diatasi. Akhirnya, terlambat bicara akan mempengaruhi perkembangan mental anak dan hubungan sosial yang dijalaninya di masa mendatang.

Sebagaimana kita ketahui, proses perkembangan bicara secara awal akan berlangsung sampai anak usia 2 tahun. Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa fase sebagai berikut :

  1. Mampu menerima bahasa isyarat
  2. Bisa melakukan bahasa isyarat
  3. Mampu menerima bahasa verbal
  4. Mampu melakukan bahasa verbal.

Pada masa-masa ini, anak sering mengeluarkan bunyi-bunyian, mengoceh tak jelas dan menggerak-gerakkan anggota tubuhnya untuk mengekspresikan perasaaannya. Semakin lama bunyi dan suara yang dikeluarkan anak akan menemukan bentuknya dan semakin sempurna hingga anak mampu berkomunikasi dengan orang lain secara baik.

Anak-anak yang mengalami terlambat bicara biasanya tidak akan melalui perkembangan seperti itu. Mereka tidak mengoceh dan mengeluarkan bunyi-bunyian, sekalipun sedang mendengarkan lagu anak-anak. Mereka cenderung diam dan terlihat masa bodoh dengan lingkungan.

Apa yang menyebabkan anak terlambat bicara?

Beberapa penyebab keterlambatan bicara adalah :

  1. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
  2. Gangguan dalam fungsi pendengaran
  3. Keterlambatan perkembangan mental
  4. Anak kurang mendapat stimuli dari lingkungan

Seringkali anak terlambat bicara dianggap sebagai gejala autisme, karena terjadi di usia dini dan anak lebih banyak menggunakan bahasa isyarat daripada bahasa verbal. Namun, terdapat perbedaan-perbedaan yang mencolok di antara autisme dan terlambat bicara (delayed ).

Perbedaan Autisme dan Terlambat Bicara (delayed)

  1. Berdasarkan hasil stimulasi, autisme sulit maju, sementara delayed, maju secara bertahap
  2. Autisme sulit berganti-ganti mainan sementara delayed bila sudah bosan bisa ingin berganti mainan.
  3. Perhatian anak autisme sulit diarahkan, anak delayed mudah diarahkan.
  4. Autisme merespon reaksi secara aneh, sementara delayed merespon reaksi dengan wajar.
  5. Emosi dan prilaku anak autisme sulit diredakan dan dikendalikan sementara anak delayed mudah reda dan dikendalikan.
  6. Anak autisme tidak mau disentuh sementara anak delayed merasa senang bila disentuh.
  7. Autisme memerlukan obat antipsikotik, sementara delayed tidak memerlukan obat-obatan medik.

Selain hal-hal di atas, berikut tips ringan untuk untuk mengetahui apakah anak anda tergolong delayed.

  1. Bicaralah sambil menatap mata anak. Anak delayed relatif lebih mudah menjalin kontak mata sementara anak autisme cenderung menghindari kontak mata.
  2. Perhatikan, apakah anak anda bereaksi terhadap bunyi-bunyian yang ada di sekitarnya. Untuk memastikan pendengarannya normal. Misalnya, dengan cara memanggil dari arah belakang. Atau tepuk tangan di belakang telingannya.
  3. Perhatikan, apakah anak anda bisa mengucapkan hurup mati atau konsonan ataukah tidak. Untuk memastikan, bahwa anak anda tidak menderita gagu. Seperti pengucapan kata-kata sembarang yang sederhana, semisal : baba-pipi-caca.

Bunda, apabila kita menemukan kejanggalan dalam perkembangan buah hati, terutama ketika anak terlambat bicara, ada baiknya kita memeriksakan anak pada layanan tumbuh kembang anak di lokasi terdekat, agar mengetahui kita mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.

Biasanya anak akan diobsevasi terlebih dahulu oleh tenaga ahli yang kompeten di bidangnya. Seperti dokter spesialis, psikolog dan terapis. Hasil observasi inilah yang kemudian menjadi patokan orangtua untuk mengambil tindakan yang perlu untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak. Salah satunya adalah terapi bicara.

Demikian, Parents… semoga bermanfaat!

Baca juga artikel menarik lainnya:

Berbagai Permainan untuk Merangsang Perkembangan Bahasa Anak

Tahapan Perkembangan Bahasa pada Balita