Parents perlu hati-hati, nih. Ada banyak dampak negatif dari segi psikologis dari ngeprank atau sengaja membuat anak menangis demi hiburan.
Di media sosial, muncul pro-kontra soal konten yang isinya prank atau sengaja membuat anak nangis sebagai bahan bercandaan.
Banyak yang khawatir sikap tersebut bisa berdampak negatif bagi tumbuh kembang si anak. Namun, banyak juga yang masih belum paham dan menganggap hal itu sah-sah saja dilakukan sebagai bercandaan.
Supaya lebih paham, yuk kenali dampak psikologis yang bisa si kecil terima dari sering di-prank oleh orang tuanya berikut ini!
Artikel Terkait: Dampak Anak yang Sering Di-Prank Menurut Psikolog: Bisa Kehilangan Empati
Dampak Psikologis Konten Ngeprank untuk Anak
1. Bisa Menjadi Pelaku Bullying
Anak yang sering dikerjai oleh orang tuanya bisa menirukan perilaku ini ke teman-temannya. Sebab, anak tidak bisa marah kepada orang tua atau mengkritik mereka atas perbuatan tersebut, sehingga rasa kesal itu bisa menjadi bumerang untuk orang lain.
Apalagi, seperti yang Parents ketahui, anak adalah peniru yang ulung. Cara berkomunikasi, tingkah laku, dan gestur orang tua akan menjadi teladan bagi dirinya untuk membentuk karakter ketika ia dewasa nanti.
Artikel Terkait: Anak jadi pelaku Bullying? Ini yang harus dilakukan orangtua
2. Anak Bisa Kehilangan Rasa Empati
Sering melakukan prank pada anak dapat menyulut emosi negatif, sehingga menghambat perkembang rasa empati pada mereka.
Tentu saja hal ini tidak baik untuk perkembangan sosialnya.
Anak tidak bisa berteman dengan baik dan mengembangkan perasaan yang positif untuk saling berbagi sesama manusia.
3. Memengaruhi Kepercayaan Diri Anak
Merekam reaksi anak-anak yang sedang kecewa kepada orang tuanya, lalu mengunggahnya secara luas, jelas bisa membuatnya merasa tidak percaya diri dan malu. Bagaimanapun, anak adalah pribadi yang juga memiliki pikiran dan perasaan.
Bahkan, ada yang menyebut bahwa anak adalah manusia kecil dengan perasaan yang besar.
Jadi, sebaiknya Parents lebih berhati-hati ketika menyinggung perasaan anak dengan sengaja lalu tertawa karena menganggapnya sebagai lelucon.
Artikel Terkait: Tips Parenting: 17 Cara untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
4. Mengalami Krisis Kepercayaan dengan Orang tuanya
Menurut Mark Barnett, seorang profesor dan koordinator program pascasarjana di Departemen Ilmu Psikologi Kansas State University, mengerjai anak atau sengaja membuat mereka menangis bukanlah jenis humor dan kesenangan yang aman, melainkan kejam dan berpotensi merusak.
Kepercayaan anak kepada orang tuanya adalah sesuatu yang spesial dan tidak seharusnya dirusak oleh hal sesepele video prank.
Mengapa Konten Prank Dapat Menyebabkan Dampak Buruk kepada Anak?
Sebenarnya, video prank adalah humor dan hiburan bagi orang dewasa. Sayangnya, konten video prank ke anak sering kali menjadikan mereka hanya sebagai objek lelucon. Tentunya hal ini tidak bisa dibilang baik.
Ada dampak buruk yang mungkin saja bisa terjadi karena prank seperti ini. Perasaan seperti merasa dikhianati oleh orang terdekatnya sendiri membuat anak kehilangan kepercayaan dengan orang tuanya.
Jika ingin membuat konten video prank, orang tua bisa mempertimbangan untuk membuat jenis prank yang settingan. Dengan cara ini, anak sudah mengetahui apa yang akan ia hadapi.
Selain itu, anak juga bisa mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam konten video sebagai pribadi yang sudah ia rencanakan.
Bagaimanapun, cara anak dan orang dewasa memproses sebuah lelucon dan humor jelas berbeda. Orang tua mestinya memahami terlebih dahulu lelucon yang selevel dengan usia buah hati agar ia juga bisa menikmati humor bersama-sama.
Setelah memahami adanya dampak buruk ngeprank terhadap perkembangan psikologis anak, sepatutnya orang tua lebih berhati-hati untuk mengunggah segala sesuatu ke media sosial.
Baik itu foto maupun video anak, semuanya harus dipikirkan agar anak tidak merasa malu dengan apa yang sudah diunggah orang tuanya.
Perlu diingat bahwa anak adalah manusia utuh yang juga memiliki perasaan. Jadi, sebagai orang tua, kita juga harus memperlakukan mereka dengan baik dan berhati-hati agar tidak melukai perasaannya.
Kini sudah tahu, kan, Parents, apa saja dampak psikologis ngeprank anak? Oleh karena itu, jangan lagi, ya, prank atau sengaja bikin nangis si kecil!
Sumber: dailymail, republika
Baca Juga:
Anak Perempuan Rentan Alami Penurunan Kepercayaan Diri, Ini Cara Mengatasinya!
Waktu Berkreasi dengan Anak Lebih Menyenangkan, Ini Tips Agar Cepat Bonding dengan Anak!
7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak