Parents pasti mengenali istilah ‘Perubahan Iklim’ yang seringkali digaungkan oleh aktivis lingkungan, bukan? Perubahan ini merujuk pada pergantian musim yang sudah tidak menentu serta musibah alam yang tak dapat diprediksi.
Rupanya, perubahan iklim memberikan akibat yang lebih berat pada wanita dibandingkan pria.
Perubahan Iklim Begitu Nyata, Baik Indonesia dan Dunia
Sumber: Unsplash
Akhir-akhir ini banjir besar merendam beberapa daerah di ibukota Korea Selatan, Seoul akibat curah hujan tinggi.
Kejadian tersebut rupanya menyebabkan warga kurang mampu yang tinggal di rumah petak bawah tanah meninggal karena terjebak banjir di rumah mereka.
Musibah alam yang tidak biasa ini menjadi salah satu dampak dari climate change atau perubahan iklim yang kini tengah melanda seluruh dunia.
Ada pun di Indonesia sendiri beberapa pulau terluar terancam keberadaannya akibat tinggi air laut yang semakin naik. Tentunya ada risiko untuk tenggelam dan akhirnya menghilangkan pulau-pulau tersebut.
Belum lagi dengan hujan yang tak berhenti dan juga musim yang kini tidak lagi dapat diprediksi. Bukan hanya masyarakat perkotaan, namun mereka yang menggantungkan pada pencaharian pertanian, perkebunan, maupun tambak tidak dapat melakukan penanaman benih dan bibit secara tepat.
Hal ini menyebabkan turunnya roda ekonomi di berbagai sektor.
Artikel Terkait: Menjadi Wanita Karier Menurut Pandangan Islam, Diperbolehkan atau Tidak?
80 Persen Korban Dampak Perubahan Iklim Adalah Wanita
Data yang diambil dari UN Environment menunjukkan bahwa 80 persen dari total warga yang tergusur dan mengungsi akibat perubahan iklim adalah wanita, Parents.
Hal ini dikarenakan 1,3 miliar wanita hidup dalam garis kemiskinan, sehingga menjadi populasi rentan yang akan terdampak lebih dahulu akibat perubahan iklim.
Apalagi berada di tempat tinggal yang kurang kondusif bahkan mungkin tidak layak, sehingga wanita pun harus menanggung akibatnya.
Dari angkat tersebut, 40 persen di antaranya merupakan ibu tunggal yang bertanggung jawab merawat seluruh anggota keluarga.
Belum lagi ditambah ketidaksetaraan gender dalam mendapatkan akses pendidikan.
Dampak Perubahan Iklim Pada Wanita
Mobilitas Rendah Menghambat Wanita Selamat
Sumber: Unsplash
Dilansir oleh Kumparan, wanita dan anak-anak lebih berisiko cedera dan kematian akibat perubahan iklim.
Hal ini karena keterbatasan mobilitas, khususnya bagi kaum ibu yang harus menyelamatkan anak-anaknya. Parents pasti relate dengan hal ini, bukan?
Terlebih lagi dengan pengambilan keputusan dan juga akses informasi yang lebih rendah akibat ketimpangan gender menyebabkan wanita berada di posisi terpojokkan.
Hal ini diperparah dengan tingkat kemiskinan wanita yang juga berkaitan dengan penyakit menular seperti malaria hingga dampak buruk gizi ibu dan anak.
Artikel Terkait: Mengenal Perubahan Iklim, Faktor dan Dampaknya Bagi Kehidupan Manusia
Akibat Perubahan Iklim, Wanita Kehilangan Akses Pendidikan
Beruntunglah Parents yang tinggal di daerah dengan akses pendidikan layak. Di lokasi lain, bahkan di Indonesia, masih banyak wanita tinggal di wilayah dengan akses pendidikan sangat rendah.
Para wanita ini mengalami akibat perubahan iklim yang berdampak langsung pada akses pendidikan karena tidak mampu berangkat sekolah. Baik itu untuk membantu mengangkut air saat kekeringan atau pun terpaksa hidup mengelola rumah tangga.
Ya, para wanita pun akhirnya tak memiliki ‘kemewahan’ belajar atau memiliki waktu untuk pergi ke sekolah.
Risiko Kekerasan Saat Mengungsi
Sumber: Unsplash
Perubahan iklim menyebabkan bencana alam yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam intensitas ekstrim. Salah satunya mendorong para korban untuk tinggal di tempat pengungsian bencana alam.
Tentunya, hal ini menyebabkan risiko kekerasan seksual bagi para wanita khususnya di daerah rentan.
“Ketika perempuan tidur, mencuci, mandi, atau berganti pakaian di tenda pengungsian atau kamp, risiko kekerasan seksual menjadi kenyataan tragis yang harus dihadapi sebagai pengungsi atau imigran,” ujar Komisioner Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet, dikutip dari Kumparan.
Perubahan iklim juga akhirnya berdampak pada risiko ekonomi yang goyah, sehingga apapun akan dilakukan untuk menyelamatkan aset.
Hal ini memberikan dampak secara tidak langsung berupa peningkatan angka pernikahan dini di Bangladesh, Ethiopia, dan Kenya.
Apalagi pernikahan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan ganti rugi akibat bencana alam yang disebabkan perubahan iklim.
Hmm, tentunya sangat menyedihkan bila masa depan wanita menjadi terancam akibat perubahan iklim, ya.
***
Baca Juga:
Bumi Berputar Lebih Cepat, Apakah Ini Pertanda Kiamat Sudah Dekat?
Rahasia Kota Tersehat di Dunia, Apa Bedanya dengan Indonesia, Ya?
Peringati Hari Anak Nasional, Save the Children Indonesia Dorong Pemenuhan Hak Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.