Parents, siapa di sini yang senang mendapat gaji yang tinggi? Selain kebutuhan finansial, memang tidak dapat ditampik bahwa upah yang lebih tinggi bisa membantu kita membeli barang-barang yang membuat kita bahagia. Nah, siapa sangka bahwa gaji rendah memang memberikan dampak pada otak dan kesehatan?
Gaji Rendah Rupanya Memberikan Dampak Pada Kinerja Otak
Sumber: Unsplash
Bukan hanya stres karena tuntutan ekonomi yang semakin naik sementara tidak diimbangi pemasukan cukup, tetapi kinerja otak pun dapat terpengaruh.
Riset dari Alzheimer’s Association International Conference 2022 menyebutkan bahwa gaji rendah memberikan dampak pelemahan kinerja otak lebih cepat.
Peneliti Departemen Epidemiologi Columbia Mailman School, Katrina Kezios, PhD, menyebutkan bahwa penelitian mereka menunjukkan bahwa paparan berkelanjutan upah rendah bisa menurunkan memori yang lebih cepat di kemudian hari.
Hal ini ditunjukkan pada data National Health and Retirement Study pada thaun 1992-2016.
Upah rendah yang dimaksud adalah kurang dari 2/3 upah selama setahun penuh.
Riset tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbandingan penurunan memori berdasarkan ‘Tidak mendapatkan gaji rendah’ dan ‘Selalu mendapatkan gaji rendah’.
Kelompok gaji rendah rupanya mengalami dampak kelemahan kinerja otak lebih cepat satu tahun dibandingkan yang tidak memiliki riwayat gaji rendah!
Artikel Terkait: Curhat Seorang Suami: “Rejeki Tambah Deras setelah Kasih Semua Gaji ke Istri”
Kondisi Ini Sulit Dipatahkan untuk Generasi Selanjutnya
Banyak yang berharap bahwa anak-anak bisa memperbaiki nasib, namun kenyataannya cukup sulit untuk mematahkan intra-generasi kemiskinan ini.
Bayangkan, pekerja berupah rendah belum tentu bisa mengakses atau membeli beberapa training skill yang bisa meningkatkan kemampuan mereka.
Belum lagi dengan kebutuhan finansial keluarga yang harus lebih diperhatikan, bisa berujung pada putus sekolah.
Hal ini membuat pola ini sangat sulit untuk berakhir bila tidak dibantu oleh pihak-pihak pemegang keputusan.
Gaji Rendah Juga Tidak Baik Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
Sumber: Unsplash
Selain kondisi pekerjaan yang mungkin berbahaya, upah yang rendah juga terbukti menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik.
Peneliti dari University of California-Davis menemukan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dan tekanan darah tinggi dengan upah rendah.
Selain itu, gaji rendah memberikan dampak kesehatan mental secara langsung yang juga berpengaruh pada fisik, seperti stres, kepercayaan diri rendah yang kemudian diselesaikan dengan merokok.
Ada pun pola-pola ini bersifat seperti lingkaran setan, sehingga sulit untuk dipatahkan!
Artikel Terkait: Gaji Tukang Parkir Pesawat Terbaru 2022, Kira-kira Berapa Ya?
Tanpa Disadari, Pilihan Makanan Pun Menjadi Terbatas dan Mengancam Kesehatan
Parents mungkin menyadari bahwa beberapa makanan cepat saji atau fast food dibanderol dengan harga diskon sehingga tampak lebih mengenyangkan daripada makanan sehat.
Hal inilah yang menyebabkan banyak orang lebih memilih makanan instan yang tidak memiliki kandungan gizi.
Dengan harga murah, pekerja bisa mendapatkan makanan mengenyangkan. Padahal, tentunya risiko yang harus dibayar adalah kesehatannya.
Pun dengan ibu yang tengah mengandung dan harus bekerja, hal ini bisa menjadi ancaman bukan hanya untuk ibu namun juga janin.
Risiko bayi lahir dengan kondisi berat badan di bawah rata-rata bukanlah hal asing di kalangan pekerja dengan gaji rendah.
Riset menunjukkan bahwa susu formula juga kini dipenuhi dengan sirup jagung untuk bisa menekan harga produksi dan tetap mempertahankan kelezatannya.
Akibatnya, 15.000 balita yang diteliti memiliki risiko tinggi obesitas pada usia 4 tahun dibandingkan yang mengonsumsi susu formula berbasis laktosa.
Hal ini tentu saja memicu kontroversi bahwa balita pun tidak lepas dari risiko kesehatan dikarenakan orang tua yang tidak bisa membeli susu formula berkualitas.
Artikel Terkait: Berapa Persen Nafkah Istri dari Gaji Suami? Ini Aturannya
Diharapkan Bisa Menjadi Pertimbangan untuk Kemudian Hari
Sumber: Unsplash
Memang, kebijakan sosial yang mempengaruhi gaji sangat berdampak pada kesehatan kognitif dan mental, Parents.
Bahkan pekerjaan di masa depan disarankan harus sering mengkaji ulang kesehatan mental karyawannya khususnya dengan gaji di bawah 2/3 tahunan agar mencegah dampak yang lebih besar.
Apalagi dengan inflasi serta harga barang-barang pokok yang semakin naik tentunya sangat mempengaruhi kewarasan dan kesejahteraan mental.
Bagaimana menurut Parents? Semoga kebijakan untuk mengelola gaji minimum dan menyesuaikan dengan inflasi bisa segera membantu banyak pihak, ya!
***
Baca Juga:
Catat! Begini Tips Investasi untuk Karyawan Gaji Rp 1 Juta Per Bulan
5 Metode Alokasi Gaji yang Bisa Diterapkan Agar Keuangan Lebih Terencana
Studi Terbaru Sebut Gaji Kecil Bikin Otak Cepat Tua, Ini Penjelasannya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.