Curhat Shandy Aulia jadi ibu baru saja ia tuangkan lewat Instagram pribadi. Tak sekadar mengungkapkan rasa kecewa akan banyaknya cibiran yang menghampiri, ia pun memberikan pesan untuk para perempuan yang akan menjadi ibu.
Tak bisa dipungkiri bahwa Shandy Aulia termasuk selebritas Tanah Air yang kerap mendapat hate comments dari warganet. Belum lama ini, Shandy Aulia pun menuliskan curahan hatinya sebagai seorang ibu yang sering dicibir terkait kehidupan pribadinya.
Setelah menikah pada 2011, Shandy mengaku dia dan sang suami, David Herbowo sempat diledek mandul karena lama tak kunjung dikaruniai anak.
“Mei 2019 saya hamil, setelah menanti 7,5 tahun. Cibiran ‘saya ini ibu hamil yang egois karena sibuk olahraga, takut gemuk, hanya pikirkan diri sendiri dan tidak perdulikan kehamilan, hingga di sumpahi anak saya akan cacat’,” tulis Shandy Aulia dikutip dari Instagram-nya, @shandyaulia..
Sumber: Instagram @shandyaulia
Shandy kemudian melahirkan bayi perempuan dan menikmati serta bahagia pengalaman pertamanya sebagai seorang ibu, pada Februari 2020.
Namun, lagi-lagi pemeran “Eiffel I’m In Love” tersebut kembali mendapat nyinyiran dari netizen.
Artikel Terkait: Hamil ternyata bisa menular! Penelitian ini menjelaskannya
“Di tengah kehidupan baru menjadi ibu, ada sisi yang lain dalam perjalanan saya sebagai ibu yaitu belajar ‘Dunia Ibu’ yang tidak selalu bermulut manis tapi juga ada yang ‘nyelekit’. Saya adalah ibu yang sok tahu, sok pintar, memaksakan perkembangan anak, tidak memedulikan gizi anak, anak kurus, anak kurang gizi hingga pola asuh yang salah, dan sebagainya’,” tulis Shandy perihal cibiran yang datang kepadanya.
Lebih lanjut, Shandy memaparkan, seorang wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan YME yang paling unik dan tidak akan pernah berhenti berbicara.
Karena itu, dia mengingatkan para ibu yang pernah punya pengalaman serupa bahwa kebahagiaan pribadi tak bergantung kepada ucapan orang lain. Dia pun berpesan agar para ibu berbahagia saat menikmati perannya mengurus anak.
Curhat Shandy Aulia Jadi Ibu, Ini Kutipan Pesan yang Ditulisnya
“Wanita“ manusia yang tidak akan pernah berhenti berbicara.
Wanita ciptaan Tuhan yang paling “Unik”
Mulutnya bisa membangun dengan cinta tapi juga mampu menyakiti bahkan membunuh hati sesama wanita.
Untuk para wanita dan ibu…
Bila pernah melewati proses seperti apa yang saya alami, percayalah hidupmu bukan bergantung pada setiap ucapan manusia.
Mereka boleh menghinamu, boleh menyumpahimu dengan sumpah serapah dan hal buruk lainnya padamu. tapi ingatlah hidupmu dan kebahagianmu bukan berdasarkan apa kata-kata buruk mereka tentangmu. Tapi bahagiamu dari bagaimana reaksi dan sikapmu pada hidupmu.
Walaupun hidupmu sudah sebaik, seindah, dan sesempurna mungkin tidak semua sesama wanita, sesama ibu bahkan mungkin keluargamu sendiri menyukai apa yang ada padamu.
Penguasaan diri sebagai wanita dan ibu adalah hal yang sangat penting. bahagiamu sepenuhnya adalah keputusanmu.
karena pada akhirnya dalam hidup tidak semua mulut manusia dapat menjaga hatimu tapi kitalah yang dapat menjaga hati.
Nikmatilah peranmu sebagai ibu seturut hatimu…
Berbahagialah dengan anakmu…
Banggalah dengan anakmu…
Bertumbuhlah bersama anakmu…
Berilah cerita terindah pada anakmu kelak mereka dewasa, ceritakan betapa bahagianya hidupmu dengan kehadiran mereka.
Love,
Claire’s Mom❤️
dari ibu yang sangat berbahagia.
Artikel Terkait: Bayinya dibilang kurang gizi, Shandy Aulia beri jawaban menohok
Stop Hate Comment!
Sumber: Instagram @shandyaulia
Apa yang dialami Shandy Aulia mungkin akan dirasakan oleh ibu yang baru yang lainnya. Mendapat cibiran atau pandangan buruk terhadap apa yang telah dilakukan. Menyedihkan memang, namun nyatanya memberikan komentar pedas di sosial media memang mudah dilakukan siapapun juga.
Apa penyebabnya? Kurangnya kemampuan untuk melihat keadaan dan mempertimbangkan situasi. Salah satu penyebabnya lantaran kurangnya empati atau kebiasaan tidak berempati.
Dijelaskan oleh dr. Santi Yuliani, Sp.KJ, banyaknya hate commets yang dimuncul di sosial media memang bisa disebabkan karena multi faktor, salah satunya adalah ketidakmampun seseorang untuk berempati.
“Orang yang tidak mampu berempati, dia tidak mampu menggunakan otak depannya. Coba berpikir sebelum jari-jarimu menulis hal yang akan kamu sesali dikemudian hari. Pikirkan juga apa risiko yang bisa timbul saat kamu menulis komentar tersebut,” tukasnya.
Sumber: Instagram @shandyaulia
Artikel Terkait: Jarang Disadari! Ini 7 Tanda Anda Lakukan Mom Shaming pada Ibu dan Bayi
Lebih lanjut, dr. Santi menjelaskan kalau bagian otak yang mengatur rasa benci ada di area amygdala. Kebencian atau rasa bencu muncul dalam waktu kurang dari 1 detik saja. Selanjutnya, otak akan mencari alasan-alasan yang mendukung rasa benci atau kebencian tersebut.
“Beberapa orang bisa saja membenci dirimu karena penampilan dan cara berpikirmu yang berbeda. Orang-orang yang sering membenci orang lain tanpa alasan yang pasti sangat benci dengan perbedaan. Maka, mereka yang menganggap yang tidak sama itu seperti musuh. Kebiasaan membandingkan diri sendiri membuat mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendag yang memunculkan rasa iri,” papar dr. Santi.
Forbes juga pernah menuliskan, kita perlu menyadari bahwa setiap orang terlahir dan dibentuk oleh budaya, lingkungan, dan penilaian yang berbeda-beda. Karakter yang kemudian tumbuh ataupun pengalaman hidup yang mungkin dilalui bisa membuat orang menanggapi setiap kelakar dengan tak sama.
Jadi, hati-hatilah dalam melontarkan isi hati atau perasaan baik dalam bentuk candaan atau secara serius ya Parents! Setidaknya dengan curhat Shandy Aulia jadi ibu dan kerap mendapat cibiran bisa mengingatkan kita semua untuk tidak lagi menyebarkan hate comment. Setuju?
Baca Juga:
Empati Menjadikan Anak Sukses Di Masa Depan
Dari Pelihara Hewan, Ayang Cempaka Ajarkan Empati dan Tanggung Jawab kepada Anak
Tips Menanamkan Empati Pada Anak Sejak Usia Dini, Catat Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.