Curhat Seorang Ibu Tunggal: "Berat Menanggung Kesepian, Tapi Saya Merasa Bebas"

Seorang ibu tunggal berbagi kisahnya menjalani hidup tanpa pasangan. Menurutnya, ia belajar untuk lebih memahami dirinya sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi seorang ibu adalah peran yang berat dengan segala tanggung jawabnya, namun menjadi seorang ibu tunggal bisa jadi lebih berat lagi. Sejatinya, perempuan diciptakan untuk menjadi sosok yang tangguh, seperti curhat dari seorang ibu tunggal berikut ini.

Adalah Sarah Bregel, seorang ibu tunggal yang berprofesi sebagai penulis. Ia menuliskan curahan hatinya serta pandangannya sebagai seorang ibu tunggal lewat website LittleThings.co. Sebenarnya apa saja yang dirasakan oleh seorang ibu tunggal?

Artikel Terkait: Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya

Curhat Seorang Ibu Tunggal

Menjadi Bebas Sekaligus Kesepian

Sumber: Instagram @sarahbregel

Lepas dari pernikahan yang dianggap kurang nyaman, tentu banyak yang berpikir bahwa segala sesuatunya akan lebih mudah. Begitu juga dengan Sarah Bregel.

“Saya membayangkan hidup akan menjadi lebih mudah dalam segala hal. Sejujurnya, hidup menjadi lebih sulit di banyak tingkatan sejak pernikahan saya berakhir. Tapi ada satu hal tentang tantangan di depan saya sekarang: Saya senang bisa mengatasinya,” ungkapnya.

Menurut Sarah, rasa sepi menjadi salah satu hambatan yang harus ia lalui paska bercerai dari mantan suaminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ini 10 kali lebih sulit dari yang saya bayangkan. Saya benar-benar meremehkan kedalaman kesepian yang akan saya rasakan melalui hidup saya sendiri. Tidak ada yang menjemput saya, atau menggaruk punggung saya, atau lari ke toko kelontong dalam perjalanan pulang kerja. Terkadang, itu 100% baik-baik saja. Di lain waktu, sulit sekali.” Ia melanjutkan.

Meskipun begitu, pada saat yang sama, ia merasa bebas. Paling bebas yang pernah ia rasakan.

“Saya pikir orang-orang bertahan dalam hubungan yang buruk karena mereka takut sendirian. Sekarang saya mengerti mengapa,” papar Sarah.

Artikel Terkait: Bangun Komunitas Single Moms Indonesia, Maureen Hitipeuw: “Hargai Kami Selayaknya Perempuan Lain”

Ada Kesulitan Tertentu Ketika Memulai Hubungan yang Baru

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Instagram @sarahbregel

Kembali menjadi single, Sarah pun memutuskan untuk memulai hubungan baru dengan pria lain. Namun kegagalan hubungan yang pernah ia alami membuatnya bertanya-tanya apakah ia cocok untuk komitmen jangka panjang.

“Saya benar-benar menikmati untuk mengenal orang dan bahkan berhubungan seks. Tetapi sejauh komitmen jangka panjang berjalan, saya mulai bertanya-tanya apakah saya tidak cocok untuk itu. Apakah akan menjadi hal yang mengerikan jika mungkin saya tidak cocok untuk hubungan jangka panjang?” Sarah mengakui.

Dirinya pun mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah ingin bertahan dalam suatu hubungan karena kenyamanan atau mengakhiri hubungan tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya tidak pernah ingin bertahan dalam suatu hubungan karena itu nyaman lagi, atau karena keluar dari itu membutuhkan kerja keras dari dua belah pihak yang melelahkan,” sambungnya.

Curhat Ibu Tunggal, Belajar Memahami Diri Sendiri

Sumber: Instagram @sarahbregel

Menjadi seorang ibu tunggal juga membuat Sarah belajar lebih banyak lagi mengenai dirinya sendiri. Tentu ini adalah perubahan positif dalam hidupnya.

“Saya telah belajar lebih banyak tentang diri saya sendiri, apa yang saya butuhkan, dan siapa yang saya inginkan dalam tiga tahun terakhir menjadi ibu tunggal daripada yang pernah saya alami.” Ia menjelaskan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengalami berbagai macam emosi yang berkecamuk dalam hatinya telah membawanya pada pelajaran hidup yang tak bisa ditemuinya dimana-mana.

“Ya, kadang-kadang bisa kesepian, menyiksa, dan benar-benar sedih. Tapi perlahan, saya merasa diri saya menjadi lebih yakin tentang siapa saya sepanjang waktu,” ujarnya.

Kesepian dan kesendirian telah mengubah Sarah menjadi tak lagi takut sendirian. Ia merasa lebih bebas ketika ia dapat pergi menonton bioskop sendiri tanpa teman kencan atau pergi liburan tanpa harus menyesuaikan jadwal dengan orang lain.

Artikel Terkait: Perjuangan Ibu Tunggal dengan Anak Penderita Kanker

Hidup Seorang Perempuan adalah Miliknya Sendiri

Sumber: Instagram @sarahbregel

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sarah tak memungkiri bahwa mengakhiri pernikahan adalah hal yang berat. Meskipun begitu, ia menekankan pentingnya seorang perempuan menyadari bahwa hidupnya adalah miliknya sendiri.

“Perempuan juga harus tahu bahwa hidup mereka adalah milik mereka — bahwa tidak apa-apa jika ingin merangkul semua hal kecil yang membuat mereka menjadi diri mereka sendiri. Saya ingin memberi tahu mereka bahwa tidak apa-apa untuk pergi, bahkan jika itu menyakiti seseorang.” Sarang mengungkapkan.

Ia juga menyinggung soal bagaimana perempuan terbiasa hidup dengan mengedepankan kebutuhan orang lain sehingga terkadang lupa akan kebutuhan dirinya sendiri.

Usai bercerai, ia sempat sibuk mencari pasangan baru untuk menemaninya, namun kini ia sadar bahwa dirinya utuh meski tak memiliki orang lain disampingnya. Ia mampu untuk berdiri sendiri di atas kedua kakinya.

“Saya pikir saya membutuhkan seseorang untuk melengkapi saya. Tapi mungkin tidak apa-apa untuk berhenti mencari pasangan dan memutuskan untuk benar-benar puas sendiri. Bagaimanapun, saya tak lagi mencari ‘separuh jiwa’ saya. Saya utuh apa adanya,” tegasnya.

***
Apakah Parents sendiri merupakan orangtua tunggal? Seperti curhat Sarah, sang ibu tunggal yang akhirnya menemukan ‘dirinya’ sendiri usai berpisah dari pasangannya, yakinlah bahwa diri Anda utuh sepenuhnya. Tidak memiliki pasangan bukan berarti ‘kurang’!

Baca Juga:

"Demi anak, aku memilih bercerai muda," pengakuan seorang single mom

Jadi Orangtua Tunggal, 5 Tantangan Ini Kerap Dirasakan Cathy Sharon

Kisah Seorang Single Parent Yang Mengharukan