Laura menderita gangguan kecemasan, pikirannya sering dipenuhi hal-hal negatif. Ia membuat surat curahan hati istri untuk para suami yang memiliki pasangan penderita gangguan kecemasan agar mereka mengerti apa yang harus dilalui oleh sang penderita.
Gangguan kecemasan bisa menimpa siapa saja, namun ibu yang menderita depresi pasca melahirkan memiliki risiko tinggi. Curahan hati istri yang mengalami gangguan kecemasan ini viral di Facebook.
Artikel terkait: Bunda, waspadai 5 tanda gangguan kecemasn karena Postpartum Depression ini
Pada laman Love What Matters, Laura menulis:
Kepada para suami yang istrinya mengalami gangguan kecemasan, Kau mungkin mendengar dia punya penyakit ini ketika menemaninya ke dokter, memegang tangannya saat airmata jatuh di pipinya. Mungkin, kau melihatnya marah-marah dan meledak karena dia merasa kewalahan. Bertanya-tanya dari mana amarah tersebut berasal. Mungkin, kau melihatnya duduk diam dengan pandangan menerawang jauh, namun tatapan matanya berisi kepanikan. Mungkin, kau sudah menebaknya, atau dia telah memberitahumu. Tapi, ada beberapa hal yang harus kau ketahui. Gangguan kecemasan yang dialami setiap orang berbeda, tidak ada konsistensi sehingga sulit dibicarakan. Mungkin kau berpikir, dia sedang membentakmu, padahal gangguan kecemasan yang melakukannya. Mungkin kau pikir dia sedang marah kepadamu, tetapi sebenarnya penyakitnya sedang mencekik dirinya. Mungkin kau berpikir, dia tidak bisa menikmati saat jalan-jalan, dan itu salahmu. Namun sesungguhnya tidak, gangguan kecemasan penyebabnya.
Kau tahu, dia tidak akan mengerti kenapa kau menjawab ‘tidak ada’ saat ia bertanya “Apa yang kau pikirkan?” Karena tidak pernah tidak ada apa pun dalam pikirannya. Kepalanya selalu berputar memikirkan berbagai macam hal, terus menerus. Hal ini membuatnya kelelahan. Itulah mengapa dia selalu tampak capek. Tidak ada hari di mana ia tidak berpikir. Dia memikirkan segalanya, dan biasanya inilah yang terburuk. Dia khawatir sesuatu yang salah akan terjadi. Bahwa suatu hari jika dia pergi keluar rumah, sesuatu akan terjadi. Penculikan, kematian, jatuh, mobil yang melaju tanpa kendali, itulah mengapa dia tidak bisa meninggalkan rumah. Meskipun kau menyarankannya untuk jalan-jalan dengan niat baik, dia tidak bisa pergi. Ini tidak mudah. Itulah mengapa ketika dia di rumah sendirian, atau pergi sendiri, dia akan mengirimimu sms berkali-kali. Mengatakan apa saja yang ia lakukan, atau apa pun yang ia lihat salah. Dia tahu kau tidak bisa mengubah apa pun, dia tahu kau merasa tidak berdaya, tapi itulah yang juga ia rasakan. Itu sebabnya dia butuh untuk berbagi denganmu, jika tidak kepalanya akan meledak oleh rasa panik. Terkadang, dia bertanya-tanya, mengapa kau mau mendampinginya. Dan jika kau tahu dia punya gangguan kecemasan, apakah kau akan tetap ada untuknya? Apa kau menyesal bersamanya? Apa kau berharap bisa bersama orang lain yang lebih normal? Aku ingin kau tahu bahwa aku mengerti, ini berat untukmu. Berat rasanya melihat orang yang kau cintai menderita. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa dia tidak memahamimu ataupun mengkhawatirkanmu. Dia bahkan memiliki kecemasan tentangmu. Dia tahu bahwa semua ini bukan salahmu, dia tahu kau ingin membantunya sembuh. Kau bisa membantunya, dengan mengurangi gejala buruk yang ia alami. Kau pasti tahu kapan saat gejalanya kambuh. Berada di keramaian, waktu tidur, atau waktu makan. Jika kau melihat semua itu, peganglah tangannya dan katakan bahwa kau bersamanya. Ambil alih keadaan, suruh dia duduk sebentar dan bernapas dengan teratur untuk mengurangi serangan paniknya.
Surat berisi curahan hati istri ini begitu menyentuh ya, Bunda. Semoga para suami yang memiliki istri dengan penyakit ini bisa lebih bersabar dan yakin penyakit ini bisa disembuhkan.
Jika Bunda mengalami tanda-tanda di atas, katakan pada suami apa yang Bunda pikirkan dan rasakan. Minta ia untuk membantu Bunda sembuh seperti sediakala.
Baca juga:
Surat Terimakasih dari Seorang Istri yang Hampir Frustasi pada Suaminya