5 Penelitian Ini Buktikan Virus Corona Menular Lewat Udara, Waspada!

Parents ketahui penjelasannya berikut ini, yuk waspada!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

World Health Organization (WHO) mengumumkan kabar terbaru terkait virus Corona. Badan Kesehatan Dunia tersebut menuturkan bahwa virus Corona menular lewat udara atau airborne. Penularan yang terjadi ini bisa melalui udara yang juga sama bahayanya dengan penularan virus Corona di permukaan benda yang terpapar.

WHO memutuskan mengumumkan hal ini setelah adanya desakan dari para peneliti untuk membuat aturan serta kebijakan baru. Bukan tanpa landasan, para peneliti mendesak hal tersebut berdasarkan sejumlah fakta dan hasil penelitian.

Penelitian Corona menular lewat udara

Inilah beberapa penelitian dari berbagai negara dan ilmuwan yang membuktikan bahwa Corona menular melalui udara.

  1. Penelitian oleh ilmuwan Wuhan, China

Berdasarkan dari dua penelitian di dua rumah sakit di Wuhan, Husein, China, para ilmuwan Universitas Wuhan mengungkapkan bahwa virus SARS-CoV-2 memiliki potensi penularan melalui udara, dilansir Scientific American.

Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!

  1. Penelitian pada aerosol ruangan

Di sisi lain, ada ilmuwan lain yang menyelidiki sifat aerodinamis dari virus tersebut dengan mengukur viral load dalam aerosol. Penelitian ini pun diterbitkan di Nature. Aerosol sendiri merupakan partikel padat atau cair dalam bentuk butiran sangat kecil sehingga bisa tertahan dalam partikel gas seperti udara, terutama di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik.

Hasil penelitian pun terlihat bahwa konsentrasi RNA SARS-CoV-2 dalam aerosol terdeteksi di ruang isolasi dan ruang pasien berventilasi sangat rendah. Namun, rupanya konsentrasi virus ini akan lebih tinggi di area toilet yang digunakan oleh pasien.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, di area Rumah Sakit lain yang diteliti seperti sebagian besar area publik, tidak terdeteksi adanya konsentrasi virus. Tetapi, virus terdeteksi di area yang rawan kerumunan. Hal ini diduga karena orang yang terinfeksi virus Corona berkumpul dan berada di kerumunan.

“Penelitian kami dan beberapa penelitian lain membuktikan keberadaan aerosol SARS-CoV-2 dan menyiratkan bahwa transmisi aerosol SARS-CoV-2 mungkin menjadi rute yang tidak dapat diabaikan dari operator yang terinfeksi ke seseorang di dekatnya,” kata peneliti Universitas Wuhan, Ke Lan.

  1. Penelitian Nebraska University of Health

Bukti bahwa Corona menular melalui udara juga ditemukan oleh sejumlah peneliti dari Universitas Kesehatan Nebraska. Hasil penelitian menemukan adanya kontaminasi virus dalam sampel udara dan permukaan dari ruangan tempat pasien Covid-19 diisolasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya pikir ada banyak dari kita, termasuk saya sendiri yang merasa yakin bahwa rute penularan melalui udara sangat memungkinkan,” ujar ahli patologi dan mikrobiologi Universitas Kesehatan Nebraska, Joshua Santarpia selaku penulis studi.

  1. New England Journal of Medicine

Penelitian dari New England Journal of Medicine mengungkapkan bahwa virus Corona bisa bertahan di aerosol. Hasil menunjukkan bahwa virus ini bisa tetap berada selama kurang lebih 3 jam di udara dalam kurun waktu beberapa hari di permukaan. Setelah beberapa hari tersebut, virus dikatakan bisa berkurang secara signifikan.

Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indonesia

  1. Penelitian yang terbit di Prosiding National Academy of Sciences AS

Sebuah penelitian yang terbit di Prosiding National Academy of Sciences AS juga menyebut hal yang serupa. Virus Corona dikatakan bisa menyebar ketika seseorang yang terinfeksi berkomunikasi dengan berbicara secara langsung.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Para peneliti melakukan simulasi akan hal ini. Peneliti menggunakan laser hamburan cahaya untuk memvisualisasikan tetesan air liur kecil yang dikeluarkan selama berbicara tersebut.

Pada penelitian, peneliti mengasumsikan bahwa tetesan dari orang yang berbicara selama satu menit mengandung tujuh juta partikel virus per mililiter. Artinya, dalam atau satu menit pembicaraan dapat menghasilkan lebih dari 1.000 tetesan yang mengandung virus yang dapat menggantung di udara selama delapan menit atau lebih.

“Ada kemungkinan besar bahwa berbicara normal menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan terbatas,” kata para peneliti.

Hasil penelitian ini dikuatkan oleh kejadian yang terjadi pada latihan paduan suara di sebuah kota di Amerika Serikat. Saat itu, mereka tidak bersentuhan atau berdekatan sama sekali namun setelah latihan dilakukan, puluhan orang yang menghadiri latihan tersebut terinfeksi COVID-19.

Untuk menghindari penyebaran COVID-19 ini sebaiknya kita tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan di mana pun kita berada. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga :

Bisakah makanan menularkan virus corona? ini penjelasan dokter

 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

nisya