Menanti Kehadiran Buah Hati Selama 3 Tahun, Ternyata Ini Rasanya Menjadi Ibu

undefined

Tidak mudah tapi penuh berkah, inilah cerita perjuanganku menanti buah hati selama 3 tahun dan menjadi seorang ibu.

Usia pernikahan memasuki 3 tahun, tetapi aku dan suamiku masih hidup berdua tanpa kehadiran anak. Inilah cerita perjuanganku menanti buah hati yang dipenuhi suka duka. 

Setiap malam dalam sujud, kami selalu berdoa meminta Tuhan YME mengabulkan doa kami agar segera dipercaya menjadi orangtua. Berbagai usaha kami lakukan. Mulai dari cara tradisional hingga promil ke dokter kandungan. Putus asa? Tidak… karena kami selalu yakin Allah akan mengabulkan doa kami di saat terbaik.

Artikel terkait: Perjalanan Kehamilan Pertama yang Diterpa Duka, Ibuku Meninggal Dunia

Cerita Perjuanganku dan Suami Menanti Kehadiran Buah Hati 

cerita perjuanganku menanti buah hati

Hmm… tapi memang ada hal yang kadang terasa menyesakkan. di saat banyak orang bertanya, ‘Kapan?’, “Udah gimana usahanya?’, “Udah lama, lho”, “Itu si A sudah punya baby, loh”, dan kata-kata atau pertanyaan lain yang terkadang melukai hati.

Kami hanya bisa tersenyum sambil menjawab dengan doa yang baik. Andai mereka tahu… perasaan kami yang sangat hancur namun berusaha tetap kuat. Ya Allah, kami pun mau segera dipercaya untuk punya anak. Tapi kami tidak dapat memilih, begitulah qadar yang Allah tetapkan untuk kami.

Menanti Kehadiran Buah Hati Selama 3 Tahun, Ternyata Ini Rasanya Menjadi Ibu

Suatu hari, kami berniat untuk promil ke seorang dokter kandungan. Ya, satu kota dengan tempat tinggal kami. Dan memang selama ini kami belum pernah promil ke sana.

Dengan niat yang bulat dan tekad yang tinggi, akhirnya kami promil (ini dokter yang ketiga dalam usaha promil kami). Di satu bulan pertama, saya disuruh diet sama dokternya. Jangan makan berlemak dan perbanyak olahraga. Dengan segenap hati, saya ikuti semua saran dokter.

Masuk di bulan kedua, kami periksa lagi dan hasilnya masih negatif. Tapi ada yang beda, karena haid saya yang biasanya lancar dan sekarang hanya ngeflek. Takut. Ada apa yaa… Kok nge-flek doang. 

Artikel terkait: Alami Baby Blues hingga Drama MPASI, Inilah Perjuanganku Menjadi Seorang Ibu

Perjuangan Menanti Buah Hati Berbuah Manis, Akhirnya Aku Hamil…

Menanti Kehadiran Buah Hati Selama 3 Tahun, Ternyata Ini Rasanya Menjadi Ibu

Dan masuk bulan ketiga, apa yang terjadi? Saat melakukan USG, ada detak jantung bayi yang terdengar “dug, dug, dug”

Sontak, kami semua kaget dan ternyata saya sudah hamil memasuki 8 minggu. Flek di bulan kemarin yang disangka haid tidak lancar ternyata adalah pertanda bahwa sel telur yang dibuahi menempel pada dinding rahim. Masya Allah… rasa enggak percaya, nangis, seneng, haru bercampur jadi satu. Sungguh surprise keajaiban yang Allah berikan untuk kami setelah penantian panjang.

Bulan berganti bulan, usia calon dedek bayi memasuki 5 bulan. Saat itu, saya sedang santai dan rasanya tiba-tiba ingin mengerjakan pekerjaan rumah seperti nyapu, nyuci baju dan lain-lain. 

cerita perjuanganku menanti buah hati

Tak terasa hari sudah mulai siang, dan pekerjaan telah selesai. Istirahatlah saya sambil tiduran. Eh, kok terasa ada yang ngalir, ya. Saya lihat ke bawah ternyata ada darah yang ngalir. Wajah saya langsung pucat, ketakutan. Tak ada yang bisa saya pikirkan saat itu. Saya ambil HP dan menyuruh suami segera pulang agar bisa menemani langsung ke dokter kandungan.

Dengan perasaan yang cemas, memberanikan diri akhirnya kami sampai di sana. Ternyata kata dokter bahwa plasenta saya berada dibawah sehingga jika banyak gerak menyebabkan perdarahan. Namun, alhamdulillah saya dan calon bayi sehat. Saat itu saya dirawat selama 3 hari di klinik, dan akhirnya diperbolehkan pulang dengan syarat untuk tidak melakukan aktivitas berat apa pun, ya bedrest total ya, Bun. Ikutin aja saran dokter, yang penting ibu & bayi sehat.

Detik-detik Melahirkan

cerita perjuanganku menanti buah hati

Perjuangan demi perjuangan. Akhirnya, usia kehamilan memasuki 8 bulan. Kata dokter, posisi plasentanya sudah normal sehingga bisa untuk melahirkan secara normal. Alhamdulillah ya Allah…

Eh udah 9 bulan 2 minggu, kok belum ada tanda-tanda ya? Hari bertambah hari, belum ada juga dan akhirnya dokter bilang tidak bisa menunggu lagi, baiknya  dilakukan operasi caesar untuk kebaikan bayi & ibu.

Akhirnya, tepat di tanggal 5 maret 2020, saya melahirkan secara caesar. Selama proses persalinan, mulut saya komat kamit membaca doa. Berharap agar persalinan berjalan lancar. Tak lama kemudian, terdengarlah suara tangisan bayi cantik.

Suara seorang dokter sayup-sayup terdengar ‘anaknya cantik seperti ibunya’. Senyum saya merekah, air mata saya mengalir tanpa saya sadari. Ya Allah, begitu nikmat dan sempurnanya menjadi seorang ibu, mendengar tangisan pertama bidadari kecilku.

Ternyata Ini Rasanya Menjadi Seorang Ibu

Menanti Kehadiran Buah Hati Selama 3 Tahun, Ternyata Ini Rasanya Menjadi Ibu

Setelah kelahiran malaikat kecilku, aku disibukkan dengan belajar menjadi sebaik-baiknya orangtua yang bisa aku lakukan. Belajar ilmu parenting, belajar mengasuh bayi, dan hal-hal kecil yang aku pelajari sendiri seperti memotong kuku bayi, memandikan, mengatur pola tidurnya, dan lain-lain. Sungguh kebahagiaan yang luar biasa saat Allah menghadirkan sang buah hati di dalam ikatan pernikahanku dan suami.

Itulah aku dengan ceritaku, setelah perjalanan panjang akhirnya aku dan suamiku bisa berbahagia memiliki sang buah hati.

Bunda, di dalam tulisan ini aku juga mau bilang bahwa semua perempuan itu hebat.

cerita perjuanganku menanti buah hati

Potret aku dan anakku.

Untuk yang menikah dan langsung dikarunia anak, aku yakin betapa hebatnya kalian. Mungkin, terkadang ada perasaan belum siap tapi Bunda bisa berusaha sekuat tenaga belajar dan berusaha melakukan yang terbaik untuk sang buah hati. Sungguh, itu luar biasa, Bun.

Dan untuk yang menikah dan belum mempunyai buah hati, bersabarlah, ya. Allah akan menjawab doa kita di saat terbaik. Percayalah setelah lahirnya malaikat kecil, yang kita rasakan hanyalah kebahagiaan. Kita akan lupa dengan pahitnya perjuangan kita, Bun. Sungguh luar biasa kebahagiaan yang akan Parents rasakan nanti. Percayalah. 

Artikel terkait: Cinta Tanpa Syarat, Itulah yang Aku dan Suami Berikan kepada Putra Kami

Anak adalah titipan dari Allah. Semoga kita bisa memberikan yang terbaik dan menjaganya dengan sangat baik. Membuatnya selalu tersenyum bahagia. Karena mereka hadir adalah untuk Bahagia. 

Itulah cerita perjuanganku menanti buah hati. Semoga dari kisah sederhana ini, ada sedikit manfaat juga yang bisa dipetik, ya, Bun.

***

Ditulis oleh Bunda Novi Anggraini.

Baca juga:

Berdasarkan Pengalaman, Ini 5 Hal yang Menjadikan Setiap Perempuan Hebat

Kisahku Menjadi Relawan COVID-19, Tiap Malam Selalu Terbayang Senyum Anak di Rumah

Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.