Angka pasien positif COVID-19 semakin hari terus bertambah. Pemerintah sudah mencoba menerapkan berbagai aturan untuk menekan laju penyebaran virus. Adanya beragam cerita pasien Corona yang terus bermunculan tentu saja bisa menjadi peringatan agar masyarakat tetap waspada.
Jika seseorang telah dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona, tentunya hal ini akan membuatnya stress atau tertekan. Belum memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertahan dan sembuh, pasien Virus Corona juga harus menghadapi berbagai stigma negatif dari masyarakat.
Berikut adalah cerita dari Riki Priatna (20) yang dimuat pada harian daring Pikiran Rakyat, 21 April 2020 lalu. Riki adalah salah satu pasien positif Corona yang mengungkapkan kisah kalau dirinya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari warga sekitar.
Cerita pasien positif Corona, diberitakan kabur dari rumah sakit
Kurangnya pengetahuan, edukasi, dan sosialisasi yang baik dapat membuat masyarakat menjadi panik. Bahkan berbagai isu atau berita miring sengaja disebar oleh beberapa oknum untuk memperkeruh suasana. Hal ini tentunya harus jadi perhatian pemerintah setempat agar keadaan tidak menjadi ruwet.
Setelah dinyatakan positif mengidap COVID-19, Riki Priatna warga Desa Cigentur, kecamatan Paseh, kabupaten Bandung, berinisiatif untuk melakukan isolasi mandiri di Gedung BLK Manggahang.
Namun entah bagaimana awalnya, Riki mendengar kabar miring terkait dirinya. Ia dikabarkan kabur dari rumah sakit dan berkeliaran membawa virus pada tubuhnya.
Berita tersebut membuat ia dan keluarganya mendapatkan perlakuan yang tidak begitu ramah dari sejumlah warga.
“Sempat ada yang menyebar isu bahwa saya kabur dari rumah sakit, padahal saya memang tidak pernah dirawat dan sejak menjadi ODP saya isolasi di rumah,” katanya dalam sebuah video singkat yang ia kirimkan ke redaksi Pikiran Rakyat.
Support atau dukungan dari warga sekitar untuk pasien positif Corona atau ODP sebenarnya sangat dibutuhkan. Dengan tetap menjaga jarak, warga bisa membantu untuk memastikan karantina pasien tersebut berjalan dengan lancar. Segala stigma negatif seharusnya ditinggalkan dan utamakan tenggang rasa antar warga.
Terinfeksi Corona dari acara di Karawang
Riki dinyatakan positif mengidap COVID-19 berdasarkan hasil test swab yang ia lakukan di sebuah rumah sakit pada tanggal 7 April lalu. Akan tetapi jauh sebelum itu dirinya sudah mendapat status ODP (Orang dalam Pemantauan) sepulang dari Musda HIPMI Jabar di Karawang pada tanggal 9 Maret 2020.
Acara tersebut merupakan 1 dari 4 klaster terbesar penyebaran Virus Corona di Jawa Barat. Bahkan Bupati Karawang dan Wakil Walikota Bandung yang turut menghadiri Musda HIPMI Jabar tersebut juga dikabarkan ikut tertular COVID-19.
“Sepulang dari Karawang, saya dan rekan-rekan HIPMI Kabupaten Bandung lain langsung melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sampai akhirnya kami mendapat kesempatan untuk menjalani Rapid Test pada 30 Maret 2020,” ujar Riki.
Riki mengaku bahwa dirinya menjalankan dua kali tes, yaitu tes dari Pemprov dan tes di Puskemas Cipedes. Hasil tes dari pemprov negatif, sementara hasil tes yang dilakukan di Puskesmas positif.
Untuk melakukan tes kontrol, Riki kemudian menjalani tes swab di RS Al Ihsan Baleendah dan akhirnya dinyatakan positif.
Ia mengatakan bahwa kondisinya saat itu baik dan sehat. Dirinya tidak menunjukkan gejala seperti demam atau batuk.
Mengharapkan dukungan moral untuk dirinya dan keluarga
Selama melakukan isolasi di rumah sejak mendapatkan status ODP, Riki meyakinkan bahwa dirinya selalu menjaga jarak dengan keluarganya. Ia yakin keluarganya tidak ada yang ikut terpapar, apalagi semuanya sudah melakukan rapid test dan dinyatakan negatif.
Ia pun memohon dukungan dari semua masyarakat agar keluarganya jangan sampai dikucilkan.
“Warga harus cepat tanggap dan waspada, tetapi jangan panik dan jangan percaya berita yang tidak benar.” Riki menambahkan.
Pria itu pun berharap agar pemerintah bisa terus meningkatkan langkah pencegahan COVID-19 di wilayahnya. Menurutnya, masyarakat butuh saran cuci tangan, penyemprotan disinfektan, masker, dan kebutuhan lain untuk memotong mata rantai penyebaran Virus Corona.
“Saya juga berterimakasih kepada pihak BLK Manggahang yang menangani saya dengan baik sejak menjalani isolasi di sini. Kondisi saya sekarang juga masih sehat-sehat, terakhir tadi dicek suhu tubuh 36 derajat celcius dan kadar oksigen darah 97 persen,” jelasnya.
Sumber: Pikiran Rakyat
Baca juga:
Breaking news! Ibu dan anak di Indonesia positif virus corona, bagaimana bisa tertular?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.