Lama berlalu, artis Ifan Seventeen kembali mengenang perjuangannya menyelamatkan diri dari bencana tsunami. Masih segar dalam ingatan, 22 Desember 218 silam tsunami merenggut nyawa sang istri. Cerita Ifan Seventeen ini membuat penasaran publik.
Cerita Ifan Seventeen Selamat dari Tsunami
Dalam sesi bincang santai di kanal YouTube Denny Sumargo, Ifan tak menyangka bisa selamat. Ia bahkan sempat berpikir bencana itu semata mimpi.
Malam itu, penyanyi yang memiliki nama asli Riefian Fajarsyah itu sedang manggung bersama kru dan personil band Seventeen ketika tsunami menerjang. Ia juga ditemani dengan Dylan Sahara, mendiang istrinya.
Ketika air menyapu panggung, Ifan mengingat jelas ia melompat dari panggung, lalu dengan cepat ridging atap panggung jatuh menimpa kepalanya dan membuatnya tak sadarkan diri. Sesaat ia sadar, ia menyadari dirinya sedang dalam gulungan ombak dan tubuhnya pun terlilit kabel.
“Gue harus naik keatas, nih. Gue harus ngambang… Instingnya gitu” ujarnya. “Ini kalau di film, jagoan-jagoan tuh gak boleh panik. Gue ngomong sama diri gue gak boleh panik. Jadi gue pelan-pelan sambil tahan napas kan,” tambahnya.
“Cuman gue tau, pertama kali gue bangun kan gue hirup napas, yang gue hirup pertama kali kan pasir dan air laut. Jadi kalau gue buka mulut, gue gak lega. Gue gak akan lega.” sambung Ifan.
Pada saat ia masih tenggelam, Ifan menahan napasnya dan tetap tenang. Entah berapa lama ia berusaha melepaskan diri, ia pun mengaku tidak ingat.
Ia dapat kembali bernapas ketika lilitan kabel itu pun sudah lepas dari tubuhnya. Ketika ia sudah mencapai permukaan air, pada saat itulah ia mendengar teriakan orang-orang di sekitarnya.
Artikel terkait: Disaksikan Ayah Mendiang Istrinya, Ini 5 Fakta Lamaran Ifan Seventeen dan Citra Monica
Sempat Hampir Menyerah
“Keatas… Orang teriak tsunami, tsunami. Baru gue tau itu tsunami. Nangis gue.” katanya. Setelah ia tahu, ia langsung menangis mengeluh. Pada saat itu pun dia belum menyadari itu kenyataan. Ia masih berpikir bahwa apa yang ia alami adalah mimpi.
Setelah dia benar-benar sadar. Ia merasakan air laut kembali menariknya ke tengah laut. Ia terkejut dan sesaat posisinya sudah ditengah laut yang gelap.
Ketika berada ditengah laut, ada seseorang yang menarik tangannya. Dari situ ia sadar. “Ok, ini saatnya orang saling tarik menarik satu sama lain.” ujarnya. Ia memperkirakan setidaknya ada 80-100 orang disekitarnya.
“Nggak mungkin semuanya bisa berenang. Yang bisa berenang pun setengah panik, setengah nggak panik.” Ia pun mengaku saat itu sudah engap dan kesulitan bahkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
“Ada satu orang, bapak-bapak, dia megang sini (siku) gue. Gue sikut-sikut, gue masih ingat banget, gue bilang ‘Jangan pegang tangan saya, pegang barang lain. Karena kalau pegang tangan saya, kita berdua mati.’ ujarnya.
Ia pun berusaha sebisanya bertopang pada meja yang mengapung diatas air. Namun, usahanya tak bertahan lama. Ifan sempat tenggelam lagi ketika ada orang lain datang dan bertopang pada meja yang dipegangnya. Saat tenggelam, ia mengaku sempat kelelahan dan sudah pasrah.
Namun, ia mengetahui bahwa tubuh manusia mampu bertahan hingga 15-20 menit di dalam air. Ia pun mempertimbangkan jika ia membuka mulut tentu waktunya akan menjadi lebih singkat. Ia memilih menahan napasnya.
Artikel terkait: Alasan Ifan Seventeen dan Citra Monica Langsung Jalani Program Bayi Tabung Pascanikah
Ifan Seventeen Berhasil Temukan Jenazah Dylan
Di tengah kepasrahannya ia sempat mengucapkan kalimat syahadat. Namun, disaat ia belum sempat menyelesaikan kalimat itu. Ifan kembali tersentak ketika tangannya menyentuh kotak, dengan itu ia lekas berenang lagi keatas.
Ternyata ia menemui 4 orang lainnya yang juga berpegangan pada kotak itu. Selama mereka mengambang, mereka menemukan banyak sekali mayat yang sudah mengambang. Perlahan suara teriakan meminta tolong berubah senyap.
Ifan bersama 4 orang itu terus berpegangan dengan peti itu selama setidaknya 2 jam. Salah satu orang yang berpegangan dengan kotak itu berpindah tempat ketika ia menemukan batang pohon yang besar.
Ia berhasil selamat ketika menemukan karang dan ternyata kedalaman laut setinggi dadanya. Ia melepas pegangannya dari kotak dan mencoba berjalan. Meskipun sulit, ia bersama seorang temannya berhasil kembali ke pesisir.
Ifan memperkirakan setidaknya ada 250 orang yang mengikuti acara itu. Sedangkan korban jiwa sebanyak 165 orang. Bencana ini setidaknya merenggut 6 orang terdekatnya antara lain istrinya, satu orang kru, bassist band Seventeen, drummer, gitaris, road managernya dan yang paling terakhir ditemukan adalah Dylan, istrinya.
“Istri gue di ruang mesin kolam renang, itu ada pintu kan, ketimpa pohon kejebak di situ,” tukas Ifan. Karena ditemukan tiga hari setelah kejadian, kondisi jenazah Dylan hampir tak bisa dikenali oleh Ifan karena sudah membengkak.
Namun, Ifan saat itu mengaku bahagia dan menceritakan kejadian hari itu serta pengalamannya bertahan hidup di tengah lautan kepada jenazah Dylan.
“Gue itu selama pernikahan enggak pernah loss komunikasi, enggak pernah 24 jam enggak kontak-kontakan, jadi lebih ke kangen, lebih ke cerita, gue cerita (ke Dylan),” ujar Ifan. Saat itu, dokter yang datang menemaninya merasa khawatir dan bahkan mengira Ifan gila.
Artikel terkait: Kenangan manis Ifan Seventeen bersama mendiang istrinya Dylan Sahara
Bencana yang Membuatnya Perbaiki Spiritual Hidup
Dalam perbincangannya itu, setelah musibah yang ia alami, ia sempat kehilangan semangat hidup. “Gue udah ‘nggak ada kepengenan hidup, apa yang harus gue lakukan?” ujarnya. Ia pun mencari-cari sosok pemuka agama seperti ustad dan kyai.
Momen-momen ketika Ifan mulai sadar untuk bangkit dari kehampaan yang ia rasakan adalah ketika ada salah satu kyai yang mengatakan bahwa wajar baginya jika sekarang merasa tidak mempunyai keinginan untuk hidup.
Ifan pun merasakan kontras yang ia rasakan, ketika banyak orang yang memberinya motivasi dan semangat, namun kyai ini mengerti perasaannya.
“Karena yang lain kan memotivasi kan, ‘enggak, lo tuh masih harus hidup, mesti bersyukur, bla bla bla’. Tapi gue gak nemuin jawabannya… Enggak, gue nggak punya siapa-siapa lagi, ngapain?” ujarnya menceritakan. “Tiba-tiba ada salah satu kyai gue yang bilang, enggak, gue gak salah. Jadi, gue kan bingung” tambahnya.
“‘Jadi, carilah alasan untuk hidup untuk orang lain’, itu jawabannya” Ifan mengutip perkataan sang kyai.
Mulai saat itu, Ifan memikirkan bagaimana ia bisa menjadi manfaat buat orang lain. Memang butuh waktu baginya untuk dapat benar-benar ikhlas. “Apa yang terjadi di dunia itu, hal kecil. Hal besar setelah dunia” tutup Ifan.
Semoga cerita Ifan Seventeen ini bisa menjadi renungan untuk kita semua ya, Parents.
***
Baca juga:
4 Momen Ulang Tahun Citra Monica, Kejutan Manis dari Ifan Seventeen Bikin Baper!
Dita Karang Main Film, Lockey dan Warganet Beri Dukungan
Rebutan Merek Dagang, Ruben Onsu Digugat Rp 100 Miliar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.