Hari Prematur Sedunia diperingati setiap tanggal 17 November, untuk mengenang dan meningkatkan kesadaran akan kondisi bayi prematur di sekitar kita. Cynthia Lamusu pun mengenang kisah bayi kembarnya yang lahir prematur. Cerita anak Cynthia Lamusu ini dibagikannya melalui akun Instagram @cynthia_lamusu.
Cerita anak Cynthia Lamusu yang lahir prematur
“Semuanya mungkin sudah tahu kalau penantian kami punya anak pun begitu panjang, sekitar 8 tahun. Alhamdulillah dikabari bayi tabung berhasil, kembar pula, salah satu kesyukuran kami.
Namun ketika lahir ternyata dua-duanya prematur, aku merasa harus tegar tapi tetap aja pas ngeliat kondisi Tatjana langsung nangis. Dan saat aku liat kondisi Bima, ternyata aku lebih nangis karena memang Bima itu beratnya lebih kecil.
Tatjana lahir 2,1 kg sedangkan Bima 1,2 kg,” tutur istri Surya Saputra ini dalam acara peringatan Hari Prematur Sedunia : “Nutrisi dan Penanganan Tepat Bantu Anak Prematur Tumbuh Optimal” di Jakarta.
Keluarga Surya Saputra dan Cynthia Lamusu (foto : Instagram)
Cerita anak Cynthia Lamusu mengalami Retinopathy of Prematurity (ROP)
Cynthia bercerita mengenai perjuangannya dalam mengurus kedua buah hatinya tersebut, khususnya Bima yang tidak bisa langsung pulang setelah dilahirkan. Bima pun harus berada di NICU lebih lama dari sang kakak, Tatjana.
“33 hari Bima Berjuang Dengan Semua Alat Bantu Di sana…
Hati Papa dan Mama Bagaikan Sedang Menaiki sebuah ROLLER COASTER
Bisa Senang sesaat Melihat Perkembangan Bima, Lalu Turun Menukik Karena Tiba Tiba Kondisi Kamu Di kabarkan Drop Lagi.” ujar Cynthia dalam caption-nya.
Cynthia dan sang suami sepakat bahwa keduanya tak boleh sampai terlambat dalam melakukan skrinning tumbuh kembang dan kesehatan kedua buah hatinya. Benar saja, pada usia yang masih sangat belia Bima terdeteksi mengalami Retinopathy of Prematurity (ROP).
View this post on Instagram
“Tadinya Mama & Papa berharap , meskipun Papa Mama berkacamata, anak-anak-nya jangan sampe kacamataan juga lah.
Eehh… Sekarang, masih aja banyak yang tanya; Itu #Bima pakai kacamata terus, kacamata gaya-gayaan yaa?
Hahahha ya kaliii….Mama Thia nya rajin banget pakein hanya buat gaya-gayaan aja.
Baiklah,
Mama Thia cerita lagi yaa…
Beruntunglah kami bisa menjalani proses screening dengan baik dan tepat waktu untuk Bima.
Jadi, dari hasil screening matanya saat Bima masih di NICU dulu, (screening dan tindakan harus secepat-cepatnya atau maksimal di bawah usia 2 bulan)
Ternyata, kondisi matanya terdiagnosa : AP ROP.
View this post on Instagram
Namun untungnya, karena tak pernah telat melakukan screening, kondisi Bima tersebut cepat terdeteksi dan tertangani dengan baik. Dan Bima pun harus memakai kacamata sejak usia 18 bulan.
“Pada saat itu, solusinya Bima langsung di berikan tindakan khusus dari Dokter Ahli Mata yang menanganinya (karena harus secepatnya kalau ga bisa terjadi kebutaan)
Alhamdulillah, hasil dari tindakannya itu berhasil. Ada reaksi baik dari mata Bima. Jadinya Bima terhindar dari kebutaan.
Tapi efek sampingnya adalah dia harus memakai kacamata. Mulai pakai kaca mata di usia 18 bln.”
Apa itu ROP yang diderita oleh Bima anak Cynthia Lamusu?
Retinopathy of Prematurity (ROP) merupakan suatu gangguan penglihatan yang terjadi pada anak yang lahir prematur. Semakin kecil usia dan berat bayi saat lahir, risiko mengalaminya bisa lebih tinggi.
Pada bayi dengan ROP, terdapat abnormalitas pada retina mata. Kondisi ini membuat pembuluh darah abnormal tumbuh di retina setiap mata.
Seiring berjalannya waktu, pembuluh darah ini dan jaringan parut dapat menyebabkan masalah penglihatan yang serius hingga mengalami kebutaan permanen. Beberapa kerusakan lain yang bisa terjadi seperti:
- Mata juling (strabismus)
- Peningkatan tekanan mata (glaukoma)
- “Mata malas” (ambliopia)
- Rabun jauh (miopia)
Bima sendiri rupanya mengalami AP ROP atau Retinopati Posterior Agresif Prematuritas (AP-ROP) yang merupakan bentuk ROP yang parah dan langka. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi prematur di usia kehamilan <28 minggu dan BBLR <1.000 g.
Pesan untuk orangtua
Sebagai orangtua yang berpengalaman akan hal ini, Cynthia pun memberikan berbagai pesan untuk orangtua lainnya, khususnya bagi mereka yang juga memiliki anak prematur.
“Sekali lagi Mama Thia ingatkan,
Jangan tunda melakukan screening untuk yang punya bayi prematur, di 40 minggu pertama setelah kelahirannya. Sebelum menyesal.
Semoga banyak #PejuangNICU yang bisa melalui masa perjuangannya dengan baik. Dan Bertumbuh Kembang dengan Sehat dan ceria.
SELAMAT HARI PREMATUR SEDUNIA!
***
Kita doakan saja ya Parents agar kedua buah hati Cynthia bisa tumbuh dan berkembang dengan baik hingga dewasa kelak.
Sumber tambahan : WebMD
Baca Juga :
Penanganan bayi prematur, lakukan 5 hal ini agar pertumbuhannya optimal
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.