Wajib tahu! Ini langkah memakai masker yang benar untuk menghindari virus penyakit

Simak langkah memakai masker yang benar selengkapnya dalam artikel ini yuk, Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Agar tidak terpapar berbagai penyakit akibat polusi udara yang semakin meningkat, tentunya kita perlu mengetahui cara pakai masker yang benar. Terlebih, infeksi virus korona yang kian merebak dari Wuhan juga dinyatakan bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita. Seperti melalui percikan dari cairan mulut dan hidung atau pun melalui paparan udara.

Hal tersebut juga selaras dengan pemaparan Dokter Novita Eva Sawitri, Sp.P., M.Kes dari Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM). Tidak hanya untuk mencegah polusi, pemakaian masker juga penting untuk mencegah penularan virus penyakit.

"Penggunaan masker dapat mencegah penyebaran virus saat penderita batuk, bersin, atau berteriak. Saat pengidap penyakit tidak menggunakan masker, percikan cairan dari mulut dan hidung dapat beredar bebas di udara. Demikian juga untuk orang sehat. Penggunaan masker cukup efektif mencegah penularan penyakit," ungkap dokter yang akrab disapa Eva tersebut, seperti yang dikutip dari laman Kompas.

Artikel terkait: Hati-hati! Virus korona dari Wuhan kian menyebar, ini langkah pencegahan yang perlu dilakukan

Agar tidak terpapar berbagai virus penyakit seperti korona, jenis masker apa yang sebaiknya digunakan?

Pada dasarnya, menurut Eva, jenis masker bedah dinilai sudah cukup untuk mencegah penularan berbagai penyakit di ruang publik. Pasalnya, masker bedah sudah mampu menyaring partikel berukuran besar, bercak dahak atau bersin agar tidak masuk ke saluran pernapasan.

Secara umum juga, masker bedah rata-rata memiliki tiga lapisan untuk menghalau polusi dan paparan virus. Lapisan luar yang biasanya bewarna hijau atau biru bersifat tahan air, berfungsi untuk mencegah masuknya beragam cairan yang berasal dari bersin atau batuk. Lapisan tengah berfungsi sebagai penyaring debu dan kuman yang masuk.

Sedangkan lapisan dalam bewarna putih juga bersifat kedap air dan memiliki fungsi yang sama dengan lapisan luar bewarna biru atau hijau. Namun, permukaannya lebih lembut sehingga cocok dan aman bersentuhan langsung dengan kulit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di sisi lain, jenis masker N95 sebenarnya lebih pas untuk digunakan oleh penderita penyakit, petugas kesehatan, atau pun seseorang yang bersinggungan langsung dengan penderita yang terindikasi virus. Hal ini karena jenis masker N95 lebih ampuh menyaring partikel mikro.

"Dan yang paling penting, cara penggunaan masker juga harus tepat agar bisa efektif mencegah penularan penyakit seperti infeksi virus korona," jelas Eva.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Pasien di Jakarta diduga terjangkit virus corona, Menkes: "Masyarakat harus waspada"

Cara pakai masker yang benar untuk mencegah polusi dan paparan virus penyakit

Pemakaian masker perlu dilakukan dengan benar. Pasalnya, cara memakai masker yang tidak benar atau keliru juga malah akan meningkatkan risiko permasalahan kesehatan. Selain itu, sebelum memakai masker, pastikan juga Parents sudah membersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun.

Berikut merupakan cara memakai masker yang benar untuk mencegah polusi dan virus penyakit seperti yang dilansir dari laman Departement of Health, Goverment of Hongkong:

  • Pastikan masker yang digunakan masih baru dan bersih, serta ukuran masker pas di wajah. Tidak terlalu besar atau pun sebaliknya.
  • Sisi bewarna (biasanya bewarna hijau atau biru) dipasang menghadap ke luar. Sedangkan sisi lainnya yang bewarna putih dan memiliki tekstur lebih lembut dipasang di bagian dalam atau menempel dengan kulit.
  • Ketika memakai masker, pastikan bagian masker yang memiliki kawat ditempatkan pas di hidung. Tekan dan tekuk kawat masker mengikuti lekuk hidung Anda hingga rapat dan tidak ada celah.
  • Kaitkan karet masker pada telinga agar masker menempel sempurna.
  • Tarik pelan bagian bawah masker, sehingga lipatan-lipatan masker memanjang ke bawah dan menutup bagian hidung, mulut, sampai dagu.
  • Ketika sudah terpasang, upayakan untuk tidak menyentuh masker. Pasalnya, sering menyentuh masker yang sudah terpasang bisa mengurangi kemampuan masker dalam melindungi Anda dari polusi dan virus penyakit.
  • Atau jika memang diperlukan, pastikan Parents mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh masker.

Cara melepaskan masker yang benar

  • Ketika akan melepaskan masker, hindari menyentuh bagian luar masker yang bewarna. Bagian tersebut biasanya sudah dipenuhi oleh bakteri dan virus dari luar.
  • Buka masker dengan cara melepaskan karet masker dari salah satu sisi telinga.
  • Setelah masker dilepas, lipatlah masker dan buanglah masker ke tempat sampah. Tidak ada salahnya juga memasukkan masker terlebih dahulu ke dalam kantong plastik atau kertas sebelum membuangnya ke tempat sampah.
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah melepas dan membuang masker bekas.
  • Perlu diingat, jenis masker bedah juga harus dibuang setelah digunakan dalam kondisi apa pun. Masker ini sebaiknya tidak digunakan dalam waktu lebih dari satu hari. Segera ganti masker, apalagi jika masker sudah dalam keadaan kotor dan rusak.

Selengkapnya, cara pakai dan melepaskan masker yang benar menurut World Health Organization (WHO) juga bisa Parents lihat dalam video penjelasan yang disampaikan oleh Seto Wing Hong dari Hongkong University berikut ini:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Wabah virus Corona diduga sudah sampai Bandung, 19 kota diimbau waspada

Itulah cara memakai masker yang bisa Parents terapkan agar terhindar dari berbagai polusi dan virus penyakit termasuk virus korona. Pastikan juga Parents dan keluarga menerapkan pola hidup sehat seperti rajin olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi agar tidak mudah terpapar oleh berbagai penyakit, ya.

Semoga informasi ini bermanfaat!

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Referensi: Kompas, Hello Sehat

Baca juga:

id.theasianparent.com/dampak-polusi-udara

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan