Infeksi cacing kremi pada ibu hamil rawan terjadi. Cacing kremi merupakan parasit berukuran kecil yaitu sekitar 2-13 mm yang menyerang usus besar manusia.
Penyebab infeksi cacing kremi yaitu karena tidak menjaga kebersihan secara benar. Selain itu, infeksi ini juga diakibatkan karena tertular dari orang lain, khususnya orang yang sudah terkena infeksi cacing kremi.
Kemungkinan penyebab tersebut juga dapat terjadi pada ibu hamil. Misalnya, ketika ada seseorang terinfeksi cacing kremi, kemudian orang itu bertemu dengan Anda yang sedang hamil, ada kemungkinannya Anda bisa tertular melalui sentuhan fisik.
Artikel terkait : Mengenal Cacing Kremi yang Sering Menyerang Anak-Anak
Atau bisa juga ketika seseorang yang terinfeksi cacing kremi datang berkunjung ke rumah Anda, lalu telur cacing dapat ditransfer dari anus orang ke sprei, karpet, tangan, handuk, dan pakaian. Mengapa dari anus, karena cacing kremi betina bertelur di sekitar anus dan vagina.
Cacing kremi betina melepaskan lendir yang gatal ketika bertelur, itu memicu keinginan untuk menggaruk daerah anus atau vagina. Saat tangan menggaruk bagian tersebut, kemudian dari tangan, telur dapat ditransfer ke benda apa pun yang disentuh, termasuk barang-barang yang telah disebutkan atau barang lainnya.
Tanda dan gejala infeksi cacing kremi pada ibu hamil
Dilansir dari situs Parenting Firstcry, setidaknya ada beberapa tanda yang mengisyaratkan infeksi cacing kremi pada ibu hamil. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang harus diperhatikan.
- Gatal di sekitar anus atau vagina, terutama di malam hari.
- Melihat ada cacing kremi di dalam kotoran.
- Sulit tidur akibat rasa gatal atau sakit perut.
- Mual disertai dengan hilangnya nafsu makan.
- Penurunan berat badan yang substansial pada seseorang. Hal itu karena cacing kremi mengambil semua nutrisi.
Apakah infeksi cacing kremi pada ibu hamil berpengaruh pada janin?
Ibu hamil tentunya harus hati-hati dalam menjaga kondisi kesehatan. Pasalnya, apabila ibu hamil terserang infeksi penyakit, dikhawatirkan akan berpengaruh pada janin yang dikandung.
Terkait infeksi cacing kremi pada ibu hamil, ternyata Anda tidak perlu khawatir. Keberadaan cacing kremi tidak memengaruhi janin dengan cara apa pun.
Cacing kremi tetap terbatas pada daerah usus dan hanya menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal pada ibu hamil. Ini juga sebabnya dokter biasanya tidak memberikan apapun untuk ibu hamil, dan lebih menyarankan untuk menjaga kebersihan yang lebih baik dari sebelumnya.
Mengobati infeksi cacing kremi pada ibu hamil
Sebenarnya ada beberapa obat yang dapat digunakan oleh orang yang terinfeksi cacing kremi, seperti albendazole, mebendazole, dan pyrantel pamoate yang disarankan sebagai penanganan pertama. Namun, obat-obat tersebut petunjuk pemakaiannya harus sesuai dengan arahan dokter.
Sementara itu, untuk ibu hamil, ternyata penggunaan obat-obat lebih baik tidak dilakukan. Menjaga kebersihan lebih direkomendasikan untuk ibu hamil dan menyusui sebagai cara penanganan infeksi cacing kremi.
Mebendazole dan albendazole tidak boleh dikonsumsi selama 13 minggu pertama kehamilan, serta pyrantel tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan tanpa persetujuan dokter. Namun, apabila memang memerlukan obat, biasanya dapat diberikan saat trimester 2 dan 3, tapi itu pun harus melalui arahan dari dokter.
Cara mencegah infeksi cacing kremi pada ibu hamil
Telur cacing kremi bisa bertahan di suatu benda, seperti handuk atau pakaian selama 2 hingga 3 minggu. Daripada mengobati, akan lebih baik kita mencegahnya, inilah beberapa cara yang dapat Anda lakukan.
- Mengganti pakaian dalam setiap hari.
- Hindari kebiasaan mengisap jari.
- Cuci pakaian atau perlengkapan lain yang mungkin terkontaminasi, dengan menggunakan air panas. Keringkan pula pakaian dengan sinar matahari langsung.
- Bersihkan anus setiap pagi.
- Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain.
- Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun. Khususnya setelah dari kamar mandi atau mengganti popok bayi.
- Hindari menggaruk anus ketika gatal.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Referensi : Parenting Firstcry, Medical News Today, dan Alodokter
Baca juga :
Waspada Anak Cacingan! Kenali Penyebab, Gejala, Diagnosis, serta Cara Mengobatinya